ARANG AKTIF
ARANG AKTIF
Arang aktif adalah karbon yang mempunyai rumus kimia C dan berbentuk amorf, yang dapat dihasilkan dari bahan-bahan yang mengandung karbon atau dari arang yang diperlakukan dengan cara khusus untuk mendapatkan permukaan yang lebih luas. Luas permukaan arang aktif berkisar antara 300 – 2000 m2 /gram dan ini berhubungan dengan struktur pori internal yang menyebabkan arang aktif mempunyai sifat sebagai adsorben. Arang aktif dapat mengadsorbsi gas dan senyawa-senyawa kimia tertentu atau sifat adsorbsinya selektif, tergantung pada besar atau volume poripori dan luas permukaan. Daya serap arang aktif sangat besar, yaitu 25-1000% terhadap berat arang aktif (Salamah, 2008).
Proses pembuatan arang aktif dapat dilakukan dalam dua tahap. Tahap p ertama adalah proses karbonisasi bahan baku untuk menghasilkan arang. Tahap kedua adalah proses aktivasi arang untuk menghilangkan hidrokarbon. Pada kedua p mawar tersebut terjadi tahap-tahap sebagai berikut:
A. Dehidrasi yaitu merupakan proses penghilangan kadar air dengan cara memanaskan bahan baku pada suhu 170 o C.
B. Karbonisasi yaitu merupakan proses penguraian selulosa organik menjadi nsur karbon.
C. Aktivasi yaitu proses penghilangan senyawa pengotor sehingga pori-pori menjadi lebih besar (Lempang, 2014).
Syarat mutu arang aktif dapat dilihat pada Tabel berikut:
Suhu karbonisasi juga seringkali merupakan faktor yang diperhatikan dalam pembuatan karbon aktif. Secara umum pembentukan karbon terjadi pada suhu 4 00 – 600˚C (Sembiring et al. 2003). Penelitian serupa juga dilaporkan oleh Utami et al., (2020) dalam penelitiannya menggunakan aktivasi secara fisika yaitu m menggunakan pembakaran pada suhu 500˚C.
Demiral, Samdan dan Demiral (2016), memvariasikan suhu pada 400, 500, dan 600˚C dengan rasio ZnCl2 : biomassa = 3:1, peningkatan luas permukaan dari 1 .148m2 /g (400˚C) menjadi 1.564m2 /g (500˚C), dan turun menjadi 1.369 m2 /g pada ( 600˚C). Peningkatan dapat terjadi karena pada suhu di bawah 500˚C, lebih banyak senyawa volatil yang tersisa, seiring kenaikan suhu, sehingga membantu membuka pori-pori dan meningkatkan luas permukaan.
Hasil penelitian Laos, Masturi dan Yulianti (2016) juga menunjukkan bahwa semakin tinggi suhu aktivasi maka semakin tinggi pula daya serap arang aktif.
Meningkatnya suhu aktivasi menyebabkan semakin terbukanya pori-pori, perubahan truktur tersebut terjadi karena adanya dekomposisi senyawa hidrokarbon dan t erbentuknya senyawa aromatik yang merupakan dasar penyusun struktur kristalin h eksagonal arang aktif. Arang aktif yang terbaik dihasilkan pada arang yang d isintering pada suhu 400˚C. Sementara itu pada suhu di atas 500˚C, terjadi pelebaran p ori-pori yang menyebabkan hancurnya struktur pori-pori yang sudah terbentuk.
Disisilain Nurhasni, Hendrawati dan Saniyyah (2014) melaporkan bahwa p ada penelitian arang aktif sekam padi untuk menyerap ion logam tembaga dilakukan k arbonisasinya pada suhu 250˚C, hasil penelitian menunjukkan karbonisasi sekam p adi pada suhu di atas 250˚C diperoleh adsorben dengan daya adsorpsi yang sangat endah. Hal ini diperkirakan bahwa suhu diatas 250˚C sebagian sekam padi terbakar m enjadi abu, pemanasan yang terlalu tinggi menyebabkan rusaknya adsorben s ehingga menurunkan kemampuan adsorpsi, serta kecenderungan acak yang diperoleh menurun.
Secara keseluruhan penggunaan suhu pada saat proses karbonisasi berkisar antara kisaran 300˚C-600˚C tergantung bahan baku yang digunakan, semakin keras struktur bahan baku maka semakin tinggi pula suhu yang digunakan dalam proses pengkarbon-an.
Selain aktivasi dan suhu, waktu karbonisasi juga menjadi variabel yang diperhatikan dalam pembuatan arang aktif. Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rohmah dan Redjeki (2014) dimana waktu karbonisasi terbaik dalam p embuatan arang aktif dengan menggunakan limbah sekam padi pada waktu 90 m enit memberikan hasil yang tertinggi, karena pada keadaan tersebut proses p engkarbonan berjalan dengan baik dan kandungan seperti aldehid, asam-asam, serta tar telah terdegradasi semua termasuk hidrogen yang ikatannya, dengan keluarnya zat pengotor yang terkandung dalam sekam padi tersebut, akan menurunkan kadar arang y ang yang dihasilkan, namun meningkatkan daya peyerapan (adsorbisivitas) dari arang aktif tersebut karena dengan keluarnya senyawa-senyawa tersebut dari komponen ekam padi yang telah dibakar, akan menghasilkan pori-pori dengan ukuran tertentu.
Dari ukuran pori ini akan menghasilkan luas permukaan penyerapan dari arang aktif, sehingga semakin besar luas permukaan penyerapan yang terbentuk maka daya dsorbsivitas yang dihasilkan juga semakin tinggi.
Juwita, Ahmad, Musdalifah, Bujawati dan Basri (2018) melaporkan penelitian dengan judul efektifitas penggunaan arang limbah kulit kakao (Theobroma cacao L.) untuk menurunkan kesadahan, salinitas dan senyawa organik udara. Berdasarkan data yang diperoleh arang aktif yang dikarbonisasi pada waktu 90 menit cenderung memberikan nilai rendemen lebih tinggi dibandingkan dengan arang aktif yang dikarbonisasi pada waktu 60 menit.
Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Rosliana, Tedja, Riani dan Sugiarti (2016) rendemen arang aktif tertingi dicapai pada waktu 60 menit. Sedangkan pada waktu 90 menit terjadi penurunan persentase rendemen dikarenakan kadar abu pada arang yang sedang dikarbonisasi dengan waktu lebih lama akan b anyak keluar dan yang tertinggal pada arang aktif menjadi lebih sedikit.
Jenis Bahan Aktivator :
- Asam sulfat (H2SO4)
- Zn Cl2
- Natrium Hidrokaida (NaOH)
- Kalium Hidrokaida (KOH)
- Aktivasi fisika
- Asam Klorida (HCl)
- H3PO4
- Nitrogen
- HNO3
-
Jenis Bahan yang mengikat:
Bahan pengikat yang umum meliputi gelatin, sukrosa, povidon, metilselulosa, karboksimetilselulosa dan pasta pati terhidrolisis . Bahan pengikat kering yang paling efektif adalah selulosa mikrokristal , yang umumnya digunakan dalam membuat tablet kempa langsung.
Cara Praktis Membuat Arang Aktif
Bahan-bahan:
- Arang jenis apa saja 5 kg
- Kapur dolomit (CaMg(CO3)2) atau Calsium Karbonat (CaCO3) 1 kg
- Air sumur 10 ltr.
Cara Membuat:
- Arang ditumbuk atau dihaluskan terlebih dahulu, lalu disaring menggunakan saringan.
- 1 Kg Kapur dolomit (CaMg(CO3)2) atau Calsium Karbonat (CaCO3) di masak dengan 10 ltr air sumur, dimasak hingga sampai mendidih. Sesudah mendidih, matikan api kompor, dan tunggu kita kira 2 jam sampai larutannya dingin dan kapur telah mengendap.
- Air larutan ini yang digunakan untuk dicampurkan ke arang yaitu merendam arang di dalam air kapur selama 2 hari.
- Lalu arang halus yang di atas permukaan air larutan diambil, dan air larutan disisiihkan atau dibuang atau dikembalikan ke wadah berisi kapur sebelumnya, dan arang yang mengendap juga diambil, bersama arang halus dimasukkan ke dalam wadah lain.
- Kemudian arang yang sudah aktif ini dibilas dengan air bersih sebanyak 2 kali bilas dengan tujuan menghilangkan zat zat pengotor atau patogen yang kemungkinan masih ada di dalam arang. Caranya arang aktif ini direndam dalam air bersih dan dibiarkan mengendap, setelah mengendap lalu dibuang airnya, arang aktif dibilas 2 kali saja.
- Lalu Arang aktif dikeringkan dijemur dibawah panas terik matahari selama seharian penuh
- Setelah kering, maka Arang aktif sudah jadi, dan sudah bisa diaplikasikan seperti untuk merubah arang aktif menjadi Biotron yaitu pencampuran unsur hayati, nutrisi, dan POC. Campurkan pupuk cair asam amino 10 ml, POC NPK 50 ml, Larutan MOL aktif atau MO lainnya 50 ml atau lebih sedikit, campurkan dengan 3-4 ltr air leri (air cucian beras). Lalu campuran ini dimasukkan ke arang aktif sambil diaduk aduk hingga homogen. Lalu dikeringkan angin-anginkan hingga betul betul kering ( tidak dijemur ).
Atau arang aktif bisa juga diaplikasikan bersama pupuk kompos dengan perbandingan 1 arang aktif : 10 pupuk kompos (pupuk kandang) untuk diaplikasikan pada tanaman.
Reaksi kimia yang terjadi
Antara SiO2 dengan C/Karbon
2 SiO2 + 2C → (SiCO)2 + O2
Reaktan :
- SiO2 (Silikon Dioksida)
Dengan berat molekul SiO2 adalah 60,084 gr/mol.
Maka berat molekular 2 SiO2 adalah 2 x 60,084 = 120,168 gr/mol.
- C (Karbon)
Dengan berat molekul C adalah 12,011 gr/mol.
Maka berat molekular 2 C adalah 2 x 12,011 = 24,022 gr/mol.
Produk:
- (SiCO)2
Dengan berat molekular (SiCO)2 adalah 112,1912 gr/mol.
Antara (SiCO)2 dengan Asam Fosfat (H3PO4)
2 H 3 PO 4 + (SiCO) 2 → 2 H 2 O + 2 CH + 2 SiPO 4
Reaktan:
- H3PO4 (Asam Fosfor)
Dengan berat molekul H3PO4 adalah 97,995 gr/mol.
Maka berat molekul 2H3PO4 adalah 2 x 97,995 = 195,99 gr/mol.
- (SiCO)2 atau C 2 O 2 Si 2
Dengan berat molekular (SiCO)2 adalah 112,1912 gr/mol.
Produk:
- H2O (Udara)
Dengan berat molekul H2O adalah 18,015 gr/mol.
Maka berat molekul 2H2O adalah 2 x 18,015 = 36,03 gr/mol.
- CH (Metilidyne Radikal)
Dengan berat molekul H2O adalah 13,019 gr/mol.
Maka berat molekul 2 CH adalah 2 x 13,019 = 26,038 gr/mol.
- SiPO4 (Silikon Fosfat)
Dengan berat molekul SiPO4 adalah 123,0569 gr/mol.
Maka berat molekul 2SiPO4 adalah 2 x 123,0569 = 246,1138 gr/mol.
Comments
Post a Comment