Pertanian Berkelanjutan dan Tantangan yang Harus Dihadapi
Pertanian Berkelanjutan dan Tantangan yang Harus Dihadapi
Apa itu Pertanian Berkelanjutan?
Tujuan dari Pertanian Berkelanjutan
Dari bahasan awal, mungkin kamu sudah bisa mengetahui ya apa tujuan utama dari pertanian berkelanjutan? Ya, untuk memenuhi ketahanan pangan. Bukan cuma itu saja, pertanian berkelanjutan memiliki tujuan lain baik untuk jangka pendek dan juga jangka panjang.
Pertanian berkelanjutan memiliki beberapa tujuan, antara lain:
- Memenuhi ketahanan pangan dan serat
- Memastikan kesuburan tanah dan mendorong keanekaragaman hayati;
- Memperbaiki kondisi ekologi dan mencegah polusi;
- Mengurangi penggunaan sumber daya tak terbarukan (misalnya bahan bakar fosil);
- Mendukung pembangunan ekonomi pedesaan;
- Meningkatkan kualitas kesehatan, hak-hak, dan kehidupan petani secara umum;
- Meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab masyarakat terhadap lingkungan.
Dilihat dari tujuannya, betapa pentingnya ya pertanian berkelanjutan. Dengan pertanian berkelanjutan, kita bisa memenuhi kebutuhan pangan di masa sekarang dan masa mendatang. Bukan hanya dari kuantitas tapi juga kualitas makanan yang sehat dan bernutrisi. Dan paling penting, kita bisa memenuhinya dengan kerusakan alam yang minima karena menggunakan lahan dengan rasional dan juga melindungi makhluk hidup yang ada di dalamnya.
Awal Mula Pertanian Berkelanjutan
- Pembangunan dapat terpenuhi tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang
- Pembangunan ekonomi yang berkeadilan sosial tanpa mengorbankan lingkungan
Selanjutnya pertemuan diadakan lagi dengan para pemimpin dunia dalam konferensi dunia di Rio de Janeiro, Brazil pada tahun 1992. Pertemuan ini dikenal dengan nama Agenda 21. Beberapa poin bahasan pada agenda ini antara lain:
- Membahas konsep pembangunan yang berkelanjutan untuk semua aspek baik sosial, ekonomi, budaya, dan lingkungan
- Program Sustainable Agriculture and Rural Development (SARD). Rincian konsep yang harus dilakukan oleh berbagai negara meliputi:
- Pengelolaan lahan berkelanjutan
- Penggunaan bahan-bahan aman
- Penguatan peran para petani
Pesan ini mulai diterima oleh berbagai pemimpin dunia, sehingga menjadi prinsip dasar pembangunan pertanian berkelanjutan seluruh dunia, termasuk Indonesia.
10 tahun setelah Agenda-21, kembali para pemimpin-pemimpin dunia berkumpul di Johannesburg, Afrika Selatan. Pertemuan ini dinamakan KTT Bumi-10. Pertemuan ini dilakukan untuk melakukan evaluasi dari pertemuan sebelumnya Agenda-21 karena setelah pertemuan tersebut masih banyak negara termasuk Indonesia yang belum melaksanakan program dan melaksanakan kebijakan SARD. Adapun hasil dari KTT Bumi 10, antara lain:
- Segala hal yang dinyatakan pada Agenda-21 tetaplah valid dan bisa dilaksanakan di seluruh dunia.
- KTT mengakui ada keterkaitan antara pembangunan berkelanjutan dengan kemiskinan, kesehatan, pendidikan, perdagangan global, dan teknologi informasi.
Setelah itu, masih dari sumber yang sama medianeliti, pada 21 Januari 2004 di Yogyakarta, Indonesia diadakan Konferensi Nasional Pembangunan Berkelanjutan. Dikenal juga dengan sebutan KNPB 2004. Dari konferensi ini ada 12 butir yang disepakati oleh para peserta yang hadir. Adapun butir kedelapan tentang pertanian, antara lain:
- Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan pelaku pertanian
- Menyediakan akses pada sumber daya pertanian bagi masyarakat dengan penataan sistem penguasaan dan kepemilikan
- Meningkatkan produktivitas lahan dan media lingkungan serta merehabilitasi tanah-tanah rusak untuk meningkatkan produksi pangan dalam rangka ketahanan pangan dengan tetap berpihak pada petani
- Membangun dan merehabilitasi prasarana dasar perdesaan, mengembangkan diversifikasi usaha dan perbaikan sarana transportasi dan teknologi pertanian serta menjamin akses pada informasi pasar dan permodalan
- Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna yang ramah lingkungan minimal 5 persen pertahun
- Melaksanakan alih pengetahuan dan keterampilan pertanian berkelanjutan untuk petani dan nelayan skala kecil dan menengah dengan melibatkan para pemangku kepentingan.
Pilar Pertanian Berkelanjutan
Dalam konsep pertanian berkelanjutan, ada 3 pilar yang menjadi acuan, antara lain:
Skala Lingkungan
Dalam lingkup lingkungan, operasi pertanian yang dilakukan harus fokus pada pendekatan ramah lingkungan atau stabilitas ekosistem alam. Para pelaku pertanian, harus memikirkan bagaimana melakukan kegiatan pertanian tapi tetap memelihara kepentingan hayati, daya dukung biologis, kesehatan, kenyamanan lingkungan, air, dan sumber daya tanah.
Skala Sosial
Untuk skala ini, dalam melakukan pertanian, para pelaku pertanian berarti peduli dengan orang-orang yang menyediakan makanan yang cukup dan menciptakan lapangan kerja dan pembangunan yang adil bagi masyarakat setempat. Selain itu, skala sosial berfokus juga pada mencegah terjadinya konflik sosial termasuk dalam melindungi suku minoritas.
Skala Ekonomi
Indikator utama dari skala ekonomi adalah bagaimana pertanian itu bisa mengalami pertumbuhan, efisiensi, dan mendapatkan keuntungan. Hasil pertaniannya memiliki nilai daya saing dengan negara lain sehingga bisa menciptakan pendapatan dan juga stabilitas ekonomi.
Dalam konsep pertanian berkelanjutan, ada 3 pilar yang menjadi acuan, antara lain:
- Skala Lingkungan
Dalam lingkup lingkungan, operasi pertanian yang dilakukan harus fokus pada pendekatan ramah lingkungan atau stabilitas ekosistem alam. Para pelaku pertanian, harus memikirkan bagaimana melakukan kegiatan pertanian tapi tetap memelihara kepentingan hayati, daya dukung biologis, kesehatan, kenyamanan lingkungan, air, dan sumber daya tanah.
- Skala Sosial
Untuk skala ini, dalam melakukan pertanian, para pelaku pertanian berarti peduli dengan orang-orang yang menyediakan makanan yang cukup dan menciptakan lapangan kerja dan pembangunan yang adil bagi masyarakat setempat. Selain itu, skala sosial berfokus juga pada mencegah terjadinya konflik sosial termasuk dalam melindungi suku minoritas.
- Skala Ekonomi
Indikator utama dari skala ekonomi adalah bagaimana pertanian itu bisa mengalami pertumbuhan, efisiensi, dan mendapatkan keuntungan. Hasil pertaniannya memiliki nilai daya saing dengan negara lain sehingga bisa menciptakan pendapatan dan juga stabilitas ekonomi.
Perbedaan Pertanian Berkelanjutan dan Pertanian Konvensional
Metode Pertanian Berkelanjutan
Saat berbicara mengenai praktik atau metode dari pertanian berkelanjutan, bukan hanya sebatas pertanian organik. Ada 10 metode yang bisa kamu terapkan, antara lain:
- Permakultur
Permakultur merupakan sistem desain yang menerapkan prinsip-prinsip yang ditemukan di alam pada pengembangan permukiman manusia, yang memungkinkan manusia untuk hidup selaras dengan alam. Prinsip dan etika permakultur dapat diterapkan pada hampir semua bidang kehidupan, termasuk ekonomi lokal, sistem energi, pasokan air, sistem perumahan, dan produksi pangan.
- Pertanian Biodinamis
Biodynamics menggabungkan praktik-praktik budidaya yang ekologis dan holistik yang didasarkan pada filosofi “Antroposofi“. Para petani didorong untuk mengelola kebun mereka sebagai satu organisme hidup di mana spesies yang dibudidayakan saling terkait dan mendukung kesehatan satu sama lain.
- Hidroponik dan Aquaponik
Teknik pertanian inovatif ini melibatkan pertumbuhan tanaman tanpa tanah, memberi nutrisi pada tanaman melalui nutrisi khusus yang ditambahkan ke dalam air. Dalam sistem hidroponik, tanaman ditanam dengan akar langsung di dalam larutan mineral atau dengan akar di dalam media seperti kerikil atau perlit. Akuaponik menggabungkan pemeliharaan hewan air (seperti ikan) dengan penanaman tanaman hidroponik.
- Urban Agrikultur atau Pertanian Perkotaan
Praktik budidaya, pengolahan, dan distribusi makanan di daerah perkotaan. Bentuknya bisa bermacam-macam, termasuk kebun komunitas, pertanian atap, dan pertanian vertikal.
- Agroforestry dan Hutan Pangan
Agroforestri adalah sistem penggunaan lahan yang mengintegrasikan pohon, tanaman, dan/atau ternak. Agroforestri dapat digunakan untuk meningkatkan kesehatan tanah, mengurangi erosi, dan menyediakan berbagai produk, seperti makanan, kayu, dan pakan ternak. Sedangkan hutan pangan merupakan jenis sistem agroforestri yang dirancang untuk menghasilkan pangan secara berkelanjutan. Hal ini biasanya ditandai dengan campuran berbagai pohon, semak, dan tumbuhan herba yang tersusun berlapis-lapis.
- Polikultur dan Rotasi Tanaman
Polikultur adalah praktik menanam banyak tanaman di area yang sama pada waktu yang bersamaan. Ini dapat membantu meningkatkan kesehatan tanah, mengurangi tekanan hama dan penyakit, dan meningkatkan hasil panen. Sedangkan Rotasi tanaman adalah praktik menanam tanaman yang berbeda di area yang sama secara berurutan. Ini dapat membantu meningkatkan kesehatan tanah, mengurangi tekanan hama dan penyakit, dan meningkatkan hasil panen.
- Pertumbuhan Varietas Pusaka dan Varietas yang Lebih Tua
Pertumbuhan pusaka dan varietas yang lebih tua mengacu pada semakin populernya varietas buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian ini. Varietas pusaka adalah yang telah diwariskan dari generasi ke generasi, sedangkan varietas yang lebih tua adalah yang pernah populer tetapi tidak lagi disukai dalam beberapa tahun terakhir. Ada sejumlah alasan untuk pertumbuhan pusaka dan varietas yang lebih tua. Salah satu alasannya adalah masyarakat semakin sadar akan pentingnya keanekaragaman hayati. Heirloom dan varietas yang lebih tua menawarkan keragaman genetik yang lebih luas daripada varietas modern, yang dapat membantu melindungi tanaman dari hama dan penyakit.
- Pemeliharaan Hewan Secara Alami
Peternakan hewan yang berkelanjutan itu mungkin dan lebih baik untuk semua orang. Tidak hanya baik untuk lingkungan dan kebutuhan nutrisi kita, tetapi juga baik untuk hewan. Hewan yang dibesarkan di padang rumput atau di lingkungan yang mereka sukai akan hidup di bawah tekanan yang lebih rendah, lebih dekat dengan cara hidup alami mereka. Mereka dapat melakukan interaksi sosial yang memuaskan dengan hewan lain dan berperilaku dengan cara yang alami bagi mereka (berguling-guling di lumpur, memetik tanaman yang ingin mereka makan, beristirahat berdampingan, bermain).
- Pengelolaan Hama Secara Alami
Kunci keberhasilan mereka terletak pada penyebaran sumber makanan yang disukai hama dengan mencampurkan tanaman yang tidak disukai hama.
- Mulsa, Penutup Tanah, dan Pengendalian Gulma secara Manual
Petani dan penanam lainnya dapat secara dramatis mengurangi pertumbuhan gulma dan melestarikan kelembaban tanah dengan menutup tanah di sekitar tanaman mereka melalui penggunaan mulsa dan penutup tanah.
Untuk menerapkan satu atau beberapa metode pertanian berkelanjutan di Indonesia bukan hal yang mudah, Ada beberapa tantangan yang harus dihadapi.
Tantangan yang Dihadapi
.
.
Comments
Post a Comment