CAMPURAN MOL / EM4 Aktif, ARANG AKTIF Ak Basa/Asam, KALSIUM KARBONAT / KAPUR DOLOMIT, ASAM HUMAT / ASAM FULVAT, dan ZAT HARA SEBAGAI ORGANO MINERAL UNTUK MPT (MINERAL PENJURU TANAMAN) (Bagian ke-2)
Materi sebelumnya... Bagian ke-1
CAMPURAN MOL / EM4 Aktif, ARANG AKTIF Ak Basa/Asam, KALSIUM KARBONAT / KAPUR DOLOMIT, ASAM HUMAT / ASAM FULVAT, dan ZAT HARA SEBAGAI ORGANO MINERAL UNTUK MPT (MINERAL PENJURU TANAMAN)
(Bagian ke-2)
Mineral EM4-Basa/Asam
Tingkatan berikutnya yang lebih kecil, Bahan tercampur EM4 Aktif / Mikrobial Solution dengan Kalsium karbonat, Arang aktif aktivator asam, dan zeolit yang akan menghasilkan bentuk EM4 - basa mineral,
Dalam membuat EM4 - basa mineral, dicampurkan Kalsium karbonat 250 gr, dan larutan EM4 Aktif 250 ml, dengan Arang aktif aktivator asam 250 gr, dan Zeolit 125 gr.
Lalu kemudian EM4 - basa mineral ini dicampurkan dengan Asam-asam mineral (percampuran pupuk Asam Fulvat).
Asam mineral di bagian ini terbentuk dengan cara membuat perbandingan dosis 1 : 1 : 1 : 0,5 : 0,5, asam mineral terbuat dari asam fulvat padat 1 bagian dicampur dengan kapur dolomit 1 bagian, pupuk hara mikro 1 bagian, pupuk hara Beneficial 0,5 bagian, dan larutan POC-Asam amino 0,5 bagian, (campurkan 200 ml asam fulvat, ditambah 200 gr kapur dolomit , ditambah 200 gr pupuk hara mikro, ditambah 100 gr pupuk hara bermanfaat, ditambah 100 ml larutan POC-Asam amino), tanpa bahan fosfat alam (P). Tambahan fosfat (P) hanya ada di bagian MOL - basa/asam mineral.
Pada gambar berikut, Unsur fosfat (P) hanya ada di bagian MOL - basa/asam mineral, namun tidak ada di bagian EM4 - basa/asam mineral,
Sehingga campuran tersebut menghasilkan konsistensi asam mineral larutan kental memadat. Lalu campuran Asam mineral yang masih kental ini dimasukkan/diituangkan ke atas basa mineral yang sudah jadi sebelumnya, sehingga komposisi organo-mineral terdiri dari 2 lapisan yaitu lapisan basa mineral dan lapisan asam mineral, keduanya akan menghasilkan senyawa mineral berbentuk padatan lebih banyak, dan bila lebih lanjut dikeringkan/dikenai suhu tinggi dan tekanan tinggi, senyawa ini akan membentuk lagi mineral padatan keras, yang lebih padat dari mineral grafit yang lembut, dan pastinya di senyawa dalam mineral bersifat asam tersebut terdapat unsur hara mikro, hara bermanfaat , asam amino, dan juga mikro-organisme yang tidak aktif di sisi basa mineral yang ada. Kondisi mikroorganisme dorman dan unsur pupuk (hara mikro dan bermanfaat) tahan kadaluarsa ini perlu dipertahankan selama sebelum diaplikasikan pada lahan pertanian/tanaman.
Dilihat dari warna yang dihasilkan persenyawaan campuran bahan basa mineral dan asam mineral ini, menghasilkan persenyawaan mineral berwarna dominan abu-abu yang kehitaman hitaman berbintik-bintik, dengan aroma khas mineral (mineral buatan). Berikut gambar Basa-Asam Organo Mineral dalam wadah tampak atas.
Lebih baik lagi bila di bagian EM4 Basa/Asam Mineral, komponen Kalsium karbonat (CaCO3) ditambahkan dengan Kalium karbonat (K2CO3) 1/3 bagian darinya, dan di bagian Asam Mineral di pupuk mikro bermanfaat, ditambahkan komponen Natrium karbonat (Na2CO3) 1/3 bagian dari dolomit.
Sehingga Formula campuran bahan dijelaskan pada gambar berikut ini:
Aplikasi organo-mineral yaitu Amelioran (asam humat, dolomit, fosfat alam, dan zeolit) berpengaruh nyata dalam meningkatkan pH tanah. Seluruh perlakuan, secara nyata organo-mineral dapat mempengaruhi peningkatan nilai pH tanah.
Penggunaan asam humat dapat memperbaiki kesuburan tanah karena dapat mengikat ion Al, Fe, dan Mn yang bersifat racun bagi tanaman (Sahalam, dkk, 2006). Bahan campuran organo mineral berupa Asam Humat 10 kg/ha + kapur dolomit 200 kg/ha + Fosfat alam 350 g/ha + Zeolit 250 kg/ha. perlakuan pengaplikasian organo-mineral yang diberikan mampu meningkatkan pH tanah sebesar 21,45 persen menjadi 5,25 (Novizan, 2002).
Peningkatan nilai pH setelah diberi p erlakuan organo-mineral mengandung Ca dan Mg yang akan mengubah atau menggeser ke dudukan H dipermukaan koloid, sehingga saya netralkan kemasaman tanah (Kuswandi, 1993). Pengaplikasian asam humat sejalan dengan MOH) sehingga menyebabkan pH tanah m eningkat.
Sahalam, dkk. (2006) menyatakan asam humat pada dasarnya membantu m enggerakan mikronutrien dari tanah ke kar tanaman. Hal ini diketahui sebagai salah satu faktor yang dapat berperan baik dalam meningkatkan kesuburan tanah. Asam humatdapat merangsang pertumbuhan mikroorganisme, meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK) hara di dalam tanah serta dapat mengikat ion-ionAl, Fe, dan Mn yang bersifat racun bagi tanaman.
Asam Humat adalah zat organik yang memiliki struktur kompleks dengan berat molekul tinggi yang mengandung gugusan aktif. Asam humat terbentuk melalui proses fisika, kimia dan biologi dari tumbuhan maupun hewan melalui proses humifikasi.
Asam Humat merupakan hasil ekstraksi bahan organik yang dapat dijadikan sebagai subtitusi pupuk kandang atau kompos. Salah satu bahan yang dapat diekstrak untuk menghasilkan asam humat adalah batubara muda. Batu bara adalah batuan organik yang memiliki sifat-sifat fisika dan kimia yang kompleks yang dapat ditemukan dalam berbagai bentuk, bisa berbentuk kubus, balok, bulat, atau segitiga. Analisis unsur memberikan rumus empiris seperti C137H97O9NS untuk bitumen dan C240H90O4NS untuk antrasit.
Asam humat diperoleh melalui proses ekstraksi humus. Asam humat dapat memperbaiki sifat kimia, fisik, dan biologi tanah. Sehingga, pengaplikasian asam humat dapat memperbaiki kondisi tanah yang sudah terdegradasi dan meminimalisir kemungkinan kehilangan nutrisi dari pupuk organik akibat pencucian atau penguapan.
Aplikasi organo-mineral (asam humat, dolomit, fosfat alam, dan zeolit) berpengaruh nyata dalam meningkatkan pH tanah.
Asam humat, salah satu dari dua kelas polimer organik asam alami yang dapat diekstraksi-humus yang ditemukan di tanah, sedimen, atau lingkungan perairan. Proses pembentukan asam humat dalam humus belum dipahami dengan baik, namun konteksnya adalah bahwa asam humat terakumulasi secara bertahap sebagai residu dari metabolisme mikroorganisme. Strukturnya tidak seperti protein atau karbohidrat, dua polimer organik yang paling umum ditemukan dalam bahan biologis;sebaliknya, asam humat dapat dikarakterisasi sebagai kumpulan polimer aromatik yang longgar dengan suhu dan reaktivitas yang bervariasi.
Asam humat memiliki rumus kimia rata-rata C 187 H 186 O 89 N 9 S 1 dan tidak larut dalam asam kuat (pH = 1).Rasio hidrogen terhadap karbon sebesar 1:1 menunjukkan tingkat karakter aromatik yang signifikan (yaitu, adanya cincin benzena dalam struktur), sedangkan rasio oksigen terhadap karbon yang rendah menunjukkan lebih sedikit gugus fungsi asam dibandingkan yang terdapat pada asam.asam fulvat, polimer organik asam lainnya yang dapat diekstraksi dari humus. Asam fulvat ini memiliki pH yang lebih asam dibandingkan Asam Humat.Logam transisi dan logam berat—misalnya, Fe 3+ atau Pb 2+ —serta senyawa lain yang memiliki struktur kimia aromatik atau hidrofobik (tidak larut dalam udara) (misalnya pestisida organik atau hidrokarbon antropogenik ), bereaksi kuat dengan asam humat. Sifat/kekayaan asam humat ini menjadikannya agen yang efektif dalam menyerap banyak polutan di lingkungan darat dan perairan.
Asam humat adalah salah satu dari tiga bahan penyusun zat humat yang merupakan komponen pembentuk humus. Humus itu sendiri adalah tanah yang memiliki tingkat kesuburan tinggi yang terbentuk dari pelapukan bahan organik, seperti daun, batang pohon, dan lain sebagainya. Asam humat diperoleh melalui proses ekstraksi humus.
Asam humat dapat memperbaiki sifat kimia, fisik, dan biologi tanah. Sehingga, pengaplikasian asam humat dapat memperbaiki kondisi tanah yang sudah terdegradasi dan meminimalisir kemungkinan kehilangan nutrisi dari pupuk organik akibat pencucian atau penguapan.
Di alam, asam humat terbentuk melalui proses fisika, kimia, dan biologi dari bahan-bahan yang berasal dari tumbuhan maupun hewan melalui proses humifikasi. Oleh karena strukturnya terdiri dari campuran senyawa organik alifatik dan aromatik, diantaranya ditunjukkan dengan adanya gugus aktif asam karboksilat dan quinoid, maka asam humat memiliki kemampuan untuk menstimulasi dan mengaktifkan proses biologis dan fisiologi pada organisme kehidupan di dalam tanah. Hal ini menyebabkan asam humat bersifat lebih sebagai pembenah tanah.
Aplikasi organo-mineral yaitu Amelioran (asam humat, dolomit, fosfat alam, dan zeolit) berpengaruh nyata dalam meningkatkan pH tanah. Seluruh perlakuan, secara nyata organo-mineral dapat mempengaruhi peningkatan nilai pH tanah.
Penggunaan asam humat dapat memperbaiki kesuburan tanah karena dapat mengikat ion Al, Fe, dan Mn yang bersifat racun bagi tanaman (Sahalam, dkk, 2006). Bahan campuran organo mineral berupa Asam Humat 10 kg/ha + kapur dolomit 200 kg/ha + Fosfat alam 350 g/ha + Zeolit 250 kg/ha. perlakuan pengaplikasian organo-mineral yang diberikan mampu meningkatkan pH tanah sebesar 21,45 persen menjadi 5,25 (Novizan, 2002).
Peningkatan nilai pH setelah diberi p erlakuan organo-mineral mengandung Ca dan Mg yang akan mengubah atau menggeser ke dudukan H dipermukaan koloid, sehingga saya netralkan kemasaman tanah (Kuswandi, 1993). Pengaplikasian asam humat sejalan dengan MOH) sehingga menyebabkan pH tanah m eningkat.
Sahalam, dkk. (2006) menyatakan asam hu mat pada dasarnya membantu m enggerakan mikronutrien dari tanah ke kar tanaman. Hal ini diketahui sebagai salah satu faktor yang dapat berperan baik dalam meningkatkan kesuburan tanah. Asam humatdapat merangsang pertumbuhan mikroorganisme, meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK) hara di dalam tanah serta dapat mengikat ion-ionAl, Fe, dan Mn yang bersifat racun bagi tanaman.
Asam Humat adalah zat organik yang memiliki struktur kompleks dengan berat molekul tinggi yang mengandung gugusan aktif. Asam humat terbentuk melalui proses fisika, kimia dan biologi dari tumbuhan maupun hewan melalui proses humifikasi.
Asam Humat merupakan hasil ekstraksi bahan organik yang dapat dijadikan sebagai subtitusi pupuk kandang atau kompos. Salah satu bahan yang dapat diekstrak untuk menghasilkan asam humat adalah batubara muda. Batu bara adalah batuan organik yang memiliki sifat-sifat fisika dan kimia yang kompleks yang dapat ditemukan dalam berbagai bentuk, bisa berbentuk kubus, balok, bulat, atau segitiga. Analisis unsur memberikan rumus empiris seperti C137H97O9NS untuk bitumen dan C240H90O4NS untuk antrasit.
Asam humat diperoleh melalui proses ekstraksi humus. Asam humat dapat memperbaiki sifat kimia, fisik, dan biologi tanah. Sehingga, pengaplikasian asam humat dapat memperbaiki kondisi tanah yang sudah terdegradasi dan meminimalisir kemungkinan kehilangan nutrisi dari pupuk organik akibat pencucian atau penguapan.
Aplikasi organo-mineral (asam humat, dolomit, fosfat alam, dan zeolit) berpengaruh nyata dalam meningkatkan pH tanah.
Asam humat, salah satu dari dua kelas polimer organik asam alami yang dapat diekstraksi-humus yang ditemukan di tanah, sedimen, atau lingkungan perairan. Proses pembentukan asam humat dalam humus belum dipahami dengan baik, namun konteksnya adalah bahwa asam humat terakumulasi secara bertahap sebagai residu dari metabolisme mikroorganisme. Strukturnya tidak seperti protein atau karbohidrat, dua polimer organik yang paling umum ditemukan dalam bahan biologis;sebaliknya, asam humat dapat dikarakterisasi sebagai kumpulan polimer aromatik yang longgar dengan suhu dan reaktivitas yang bervariasi.
Asam humat memiliki rumus kimia rata-rata C 187 H 186 O 89 N 9 S 1 dan tidak larut dalam asam kuat (pH = 1).Rasio hidrogen terhadap karbon sebesar 1:1 menunjukkan tingkat karakter aromatik yang signifikan (yaitu, adanya cincin benzena dalam struktur), sedangkan rasio oksigen terhadap karbon yang rendah menunjukkan lebih sedikit gugus fungsi asam dibandingkan yang terdapat pada asam.asam fulvat, polimer organik asam lainnya yang dapat diekstraksi dari humus. Asam fulvat ini memiliki pH yang lebih asam dibandingkan Asam Humat.Logam transisi dan logam berat—misalnya, Fe 3+ atau Pb 2+ —serta senyawa lain yang memiliki struktur kimia aromatik atau hidrofobik (tidak larut dalam udara) (misalnya pestisida organik atau hidrokarbon antropogenik ), bereaksi kuat dengan asam humat. Sifat/kekayaan asam humat ini menjadikannya agen yang efektif dalam menyerap banyak polutan di lingkungan darat dan perairan.
Asam humat adalah salah satu dari tiga bahan penyusun zat humat yang merupakan komponen pembentuk humus. Humus itu sendiri adalah tanah yang memiliki tingkat kesuburan tinggi yang terbentuk dari pelapukan bahan organik, seperti daun, batang pohon, dan lain sebagainya. Asam humat diperoleh melalui proses ekstraksi humus.
Asam humat dapat memperbaiki sifat kimia, fisik, dan biologi tanah. Sehingga, pengaplikasian asam humat dapat memperbaiki kondisi tanah yang sudah terdegradasi dan meminimalisir kemungkinan kehilangan nutrisi dari pupuk organik akibat pencucian atau penguapan.
Di alam, asam humat terbentuk melalui proses fisika, kimia, dan biologi dari bahan-bahan yang berasal dari tumbuhan maupun hewan melalui proses humifikasi. Oleh karena strukturnya terdiri dari campuran senyawa organik alifatik dan aromatik, diantaranya ditunjukkan dengan adanya gugus aktif asam karboksilat dan quinoid, maka asam humat memiliki kemampuan untuk menstimulasi dan mengaktifkan proses biologis dan fisiologi pada organisme kehidupan di dalam tanah. Hal ini menyebabkan asam humat bersifat lebih sebagai pembenah tanah.
10. Bahan Pengikat
Bahan pengikat dalam MPT berfungsi untuk menjaga kestabilan unsur hara agar dapat bertahan lebih lama dalam tanah.
Salah satu zat tambahan yang memiliki peran khusus dalam pembuatan Mineral adalah bahan pengikat. Bahan pengikatnya dapat mempengaruhi sifat fisik Mineral organo, penggunaan bahan pengikatnya seperti tepung agar, PVP, gelatin, amilum, maltodekstrin pati terigu, pati biji Durian, tragakan, getah kulit buah Pisang Goroho, dan pati biji Cempedak dapat digunakan sebagai bahan pengikat, dan diantara bahan-bahan pengikat tersebut ada beberapa yang mempengaruhi sifat fisik Mineral organo.
Comments
Post a Comment