CAMPURAN MOL / EM4 Aktif, ARANG AKTIF Ak Basa/Asam, KALSIUM KARBONAT / KAPUR DOLOMIT, ASAM HUMAT / ASAM FULVAT, dan ZAT HARA SEBAGAI ORGANO MINERAL UNTUK MPT (MINERAL PENJURU TANAMAN) (Bagian ke-2)

 

Materi sebelumnya... Bagian ke-1

CAMPURAN MOL / EM4 Aktif, ARANG AKTIF Ak Basa/Asam, KALSIUM KARBONAT / KAPUR DOLOMIT, ASAM HUMAT / ASAM FULVAT, dan ZAT HARA SEBAGAI ORGANO MINERAL UNTUK MPT (MINERAL PENJURU TANAMAN) 

(Bagian ke-2)

(Oleh: SR.Pakpahan,SST)


Mineral EM4-Basa/Asam

Tingkatan berikutnya yang lebih kecil, Bahan tercampur EM4 Aktif / Mikrobial Solution dengan Kalsium karbonat, Arang aktif aktivator asam, dan zeolit ​​​​​​​​yang akan menghasilkan bentuk EM4 - basa mineral,

Dalam membuat EM4 - basa mineral, dicampurkan Kalsium karbonat 250 gr, dan larutan EM4 Aktif 250 ml, dengan Arang aktif aktivator asam 250 gr, dan Zeolit ​​​​​​125 gr. 

Lalu kemudian EM4 - basa mineral ini dicampurkan dengan Asam-asam mineral (percampuran pupuk Asam Fulvat).

Asam mineral di bagian ini terbentuk dengan cara membuat perbandingan dosis 1 : 1 : 1 : 0,5 : 0,5, asam mineral terbuat dari asam fulvat padat 1 bagian dicampur dengan kapur dolomit 1 bagian, pupuk hara mikro 1 bagian, pupuk hara Beneficial 0,5 bagian, dan larutan POC-Asam amino 0,5 bagian, (campurkan 200 ml asam fulvat, ditambah 200 gr kapur dolomit , ditambah 200 gr pupuk hara mikro, ditambah 100 gr pupuk hara bermanfaat, ditambah 100 ml larutan POC-Asam amino),  tanpa bahan fosfat alam (P). Tambahan fosfat (P) hanya ada di bagian MOL - basa/asam mineral.

Pada gambar berikut, Unsur fosfat (P) hanya ada di bagian MOL - basa/asam mineral, namun tidak  ada di bagian EM4 - basa/asam mineral, 

Sehingga campuran tersebut menghasilkan konsistensi asam mineral larutan kental memadat. Lalu campuran Asam mineral yang masih kental ini dimasukkan/diituangkan ke atas basa mineral yang sudah jadi sebelumnya, sehingga komposisi organo-mineral terdiri dari 2 lapisan yaitu lapisan basa mineral dan lapisan asam mineral, keduanya akan menghasilkan senyawa mineral berbentuk padatan lebih banyak, dan bila lebih lanjut dikeringkan/dikenai suhu tinggi dan tekanan tinggi, senyawa ini akan membentuk lagi mineral padatan keras, yang lebih padat dari mineral grafit yang lembut, dan pastinya di senyawa dalam mineral bersifat asam tersebut terdapat unsur hara mikro, hara bermanfaat , asam amino, dan juga mikro-organisme yang tidak aktif di sisi basa mineral yang ada. Kondisi mikroorganisme dorman dan unsur pupuk (hara mikro dan bermanfaat) tahan kadaluarsa ini perlu dipertahankan selama sebelum diaplikasikan pada lahan pertanian/tanaman.

Dilihat dari warna yang dihasilkan persenyawaan campuran bahan basa mineral dan asam mineral ini, menghasilkan persenyawaan mineral berwarna dominan abu-abu yang kehitaman hitaman berbintik-bintik, dengan aroma khas  mineral (mineral buatan). Berikut gambar Basa-Asam Organo Mineral dalam wadah tampak atas.

Lebih baik lagi bila di bagian EM4 Basa/Asam Mineral, komponen Kalsium karbonat  (CaCO3)  ditambahkan dengan Kalium karbonat (K2CO3) 1/3 bagian darinya, dan di bagian Asam Mineral di pupuk mikro bermanfaat, ditambahkan komponen Natrium karbonat (Na2CO3) 1/3 bagian dari dolomit.

Sehingga Formula campuran bahan dijelaskan pada gambar berikut ini:  



Aplikasi organo-mineral yaitu Amelioran (asam humat, dolomit, fosfat alam, dan zeolit) berpengaruh nyata dalam meningkatkan pH tanah. Seluruh perlakuan, secara nyata organo-mineral dapat mempengaruhi peningkatan nilai pH tanah.

Penggunaan asam humat  dapat memperbaiki kesuburan tanah karena  dapat mengikat ion Al, Fe, dan Mn yang  bersifat racun bagi tanaman (Sahalam, dkk,  2006). Bahan campuran organo mineral berupa Asam Humat 10 kg/ha + kapur dolomit 200 kg/ha + Fosfat alam 350  g/ha + Zeolit​​ 250 kg/ha. perlakuan pengaplikasian organo-mineral yang diberikan mampu meningkatkan pH tanah sebesar  21,45 persen menjadi 5,25  (Novizan, 2002).

Peningkatan nilai pH setelah diberi p erlakuan organo-mineral mengandung Ca dan Mg yang akan mengubah atau menggeser ke dudukan H dipermukaan koloid, sehingga saya netralkan kemasaman tanah (Kuswandi, 1993). Pengaplikasian asam humat sejalan dengan MOH) sehingga menyebabkan pH tanah m eningkat.

Sahalam, dkk. (2006) menyatakan asam  humat pada dasarnya membantu m enggerakan mikronutrien dari tanah ke kar tanaman. Hal ini diketahui sebagai salah satu faktor yang dapat berperan baik dalam meningkatkan kesuburan tanah. Asam humatdapat merangsang pertumbuhan mikroorganisme, meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK) hara di dalam tanah serta dapat mengikat ion-ionAl, Fe, dan Mn yang bersifat racun bagi tanaman. 

Asam Humat adalah  zat organik yang memiliki struktur kompleks dengan berat molekul tinggi yang mengandung gugusan aktifAsam humat terbentuk melalui proses fisika, kimia dan biologi dari tumbuhan maupun hewan melalui proses humifikasi.

Asam Humat merupakan hasil ekstraksi bahan organik yang dapat dijadikan sebagai subtitusi pupuk kandang atau kompos. Salah satu bahan yang dapat diekstrak untuk menghasilkan asam humat adalah batubara muda. Batu bara adalah batuan organik yang memiliki sifat-sifat fisika dan kimia yang kompleks yang dapat ditemukan dalam berbagai bentuk, bisa berbentuk kubus, balok, bulat, atau segitiga. Analisis unsur memberikan rumus empiris seperti C137H97O9NS untuk bitumen dan C240H90O4NS untuk antrasit.

Asam humat diperoleh melalui proses ekstraksi humus. Asam humat dapat memperbaiki sifat kimia, fisik, dan biologi tanah. Sehingga, pengaplikasian asam humat dapat memperbaiki kondisi tanah yang sudah terdegradasi dan meminimalisir kemungkinan kehilangan nutrisi dari pupuk organik akibat pencucian atau penguapan.

Aplikasi organo-mineral (asam humat, dolomit, fosfat alam, dan zeolit) berpengaruh nyata dalam meningkatkan pH tanah.

Asam humat, salah satu dari dua kelas polimer organik asam alami yang dapat diekstraksi-humus yang ditemukan di tanah, sedimen, atau lingkungan perairan. Proses pembentukan asam humat dalam humus belum dipahami dengan baik, namun konteksnya adalah bahwa asam humat terakumulasi secara bertahap sebagai residu dari metabolisme mikroorganisme. Strukturnya tidak seperti protein atau karbohidrat, dua polimer organik yang paling umum ditemukan dalam bahan biologis;sebaliknya, asam humat dapat dikarakterisasi sebagai kumpulan polimer aromatik yang longgar dengan suhu dan reaktivitas yang bervariasi.

Asam humat memiliki rumus kimia rata-rata C 187 H 186 O 89 N 9 S 1 dan tidak larut dalam asam kuat (pH = 1).Rasio hidrogen terhadap karbon sebesar 1:1 menunjukkan tingkat karakter aromatik yang signifikan (yaitu, adanya cincin benzena dalam struktur), sedangkan rasio oksigen terhadap karbon yang rendah menunjukkan lebih sedikit gugus fungsi asam dibandingkan yang terdapat pada asam.asam fulvat, polimer organik asam lainnya yang dapat diekstraksi dari humus. Asam fulvat ini memiliki pH yang lebih asam dibandingkan Asam Humat.Logam transisi dan logam berat—misalnya, Fe 3+ atau Pb 2+ —serta senyawa lain yang memiliki struktur kimia aromatik atau hidrofobik (tidak larut dalam udara) (misalnya pestisida organik atau hidrokarbon antropogenik ), bereaksi kuat dengan asam humat.  Sifat/kekayaan asam humat ini menjadikannya agen yang efektif dalam menyerap banyak polutan di lingkungan darat dan perairan.

Asam humat adalah salah satu dari tiga bahan penyusun zat humat yang merupakan komponen pembentuk humus. Humus itu sendiri adalah tanah yang memiliki tingkat kesuburan tinggi yang terbentuk dari pelapukan bahan organik, seperti daun, batang pohon, dan lain sebagainya. Asam humat diperoleh melalui proses ekstraksi humus.

Asam humat dapat memperbaiki sifat kimia, fisik, dan biologi tanah. Sehingga, pengaplikasian asam humat dapat memperbaiki kondisi tanah yang sudah terdegradasi dan meminimalisir kemungkinan kehilangan nutrisi dari pupuk organik akibat pencucian atau penguapan.

Di alam, asam humat terbentuk melalui proses fisika, kimia, dan biologi dari bahan-bahan yang berasal dari tumbuhan maupun hewan melalui proses humifikasi. Oleh karena strukturnya terdiri dari campuran senyawa organik alifatik dan aromatik, diantaranya ditunjukkan dengan adanya gugus aktif asam karboksilat dan quinoid, maka asam humat memiliki kemampuan untuk menstimulasi dan mengaktifkan proses biologis dan fisiologi pada organisme kehidupan di dalam tanah. Hal ini menyebabkan asam humat bersifat lebih sebagai pembenah tanah. 

Aplikasi organo-mineral yaitu Amelioran (asam humat, dolomit, fosfat alam, dan zeolit) berpengaruh nyata dalam meningkatkan pH tanah. Seluruh perlakuan, secara nyata organo-mineral dapat mempengaruhi peningkatan nilai pH tanah.

Penggunaan asam humat  dapat memperbaiki kesuburan tanah karena  dapat mengikat ion Al, Fe, dan Mn yang  bersifat racun bagi tanaman (Sahalam, dkk,  2006). Bahan campuran organo mineral berupa Asam Humat 10 kg/ha + kapur dolomit 200 kg/ha + Fosfat alam 350  g/ha + Zeolit​​ 250 kg/ha. perlakuan pengaplikasian organo-mineral yang diberikan mampu meningkatkan pH tanah sebesar  21,45 persen menjadi 5,25  (Novizan, 2002).

Peningkatan nilai pH setelah diberi p erlakuan organo-mineral mengandung Ca dan Mg yang akan mengubah atau menggeser ke dudukan H dipermukaan koloid, sehingga saya netralkan kemasaman tanah (Kuswandi, 1993). Pengaplikasian asam humat sejalan dengan MOH) sehingga menyebabkan pH tanah m eningkat.

Sahalam, dkk. (2006) menyatakan asam  hu mat pada dasarnya membantu m enggerakan mikronutrien dari tanah ke kar tanaman. Hal ini diketahui sebagai salah satu faktor yang dapat berperan baik dalam meningkatkan kesuburan tanah. Asam humatdapat merangsang pertumbuhan mikroorganisme, meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK) hara di dalam tanah serta dapat mengikat ion-ionAl, Fe, dan Mn yang bersifat racun bagi tanaman. 

Asam Humat adalah  zat organik yang memiliki struktur kompleks dengan berat molekul tinggi yang mengandung gugusan aktifAsam humat terbentuk melalui proses fisika, kimia dan biologi dari tumbuhan maupun hewan melalui proses humifikasi.

Asam Humat merupakan hasil ekstraksi bahan organik yang dapat dijadikan sebagai subtitusi pupuk kandang atau kompos. Salah satu bahan yang dapat diekstrak untuk menghasilkan asam humat adalah batubara muda. Batu bara adalah batuan organik yang memiliki sifat-sifat fisika dan kimia yang kompleks yang dapat ditemukan dalam berbagai bentuk, bisa berbentuk kubus, balok, bulat, atau segitiga. Analisis unsur memberikan rumus empiris seperti C137H97O9NS untuk bitumen dan C240H90O4NS untuk antrasit.

Asam humat diperoleh melalui proses ekstraksi humus. Asam humat dapat memperbaiki sifat kimia, fisik, dan biologi tanah. Sehingga, pengaplikasian asam humat dapat memperbaiki kondisi tanah yang sudah terdegradasi dan meminimalisir kemungkinan kehilangan nutrisi dari pupuk organik akibat pencucian atau penguapan.

Aplikasi organo-mineral (asam humat, dolomit, fosfat alam, dan zeolit) berpengaruh nyata dalam meningkatkan pH tanah.

Asam humat, salah satu dari dua kelas polimer organik asam alami yang dapat diekstraksi-humus yang ditemukan di tanah, sedimen, atau lingkungan perairan. Proses pembentukan asam humat dalam humus belum dipahami dengan baik, namun konteksnya adalah bahwa asam humat terakumulasi secara bertahap sebagai residu dari metabolisme mikroorganisme. Strukturnya tidak seperti protein atau karbohidrat, dua polimer organik yang paling umum ditemukan dalam bahan biologis;sebaliknya, asam humat dapat dikarakterisasi sebagai kumpulan polimer aromatik yang longgar dengan suhu dan reaktivitas yang bervariasi.

Asam humat memiliki rumus kimia rata-rata C 187 H 186 O 89 N 9 S 1 dan tidak larut dalam asam kuat (pH = 1).Rasio hidrogen terhadap karbon sebesar 1:1 menunjukkan tingkat karakter aromatik yang signifikan (yaitu, adanya cincin benzena dalam struktur), sedangkan rasio oksigen terhadap karbon yang rendah menunjukkan lebih sedikit gugus fungsi asam dibandingkan yang terdapat pada asam.asam fulvat, polimer organik asam lainnya yang dapat diekstraksi dari humus. Asam fulvat ini memiliki pH yang lebih asam dibandingkan Asam Humat.Logam transisi dan logam berat—misalnya, Fe 3+ atau Pb 2+ —serta senyawa lain yang memiliki struktur kimia aromatik atau hidrofobik (tidak larut dalam udara) (misalnya pestisida organik atau hidrokarbon antropogenik ), bereaksi kuat dengan asam humat.  Sifat/kekayaan asam humat ini menjadikannya agen yang efektif dalam menyerap banyak polutan di lingkungan darat dan perairan.

Asam humat adalah salah satu dari tiga bahan penyusun zat humat yang merupakan komponen pembentuk humus. Humus itu sendiri adalah tanah yang memiliki tingkat kesuburan tinggi yang terbentuk dari pelapukan bahan organik, seperti daun, batang pohon, dan lain sebagainya. Asam humat diperoleh melalui proses ekstraksi humus.

Asam humat dapat memperbaiki sifat kimia, fisik, dan biologi tanah. Sehingga, pengaplikasian asam humat dapat memperbaiki kondisi tanah yang sudah terdegradasi dan meminimalisir kemungkinan kehilangan nutrisi dari pupuk organik akibat pencucian atau penguapan.

Di alam, asam humat terbentuk melalui proses fisika, kimia, dan biologi dari bahan-bahan yang berasal dari tumbuhan maupun hewan melalui proses humifikasi. Oleh karena strukturnya terdiri dari campuran senyawa organik alifatik dan aromatik, diantaranya ditunjukkan dengan adanya gugus aktif asam karboksilat dan quinoid, maka asam humat memiliki kemampuan untuk menstimulasi dan mengaktifkan proses biologis dan fisiologi pada organisme kehidupan di dalam tanah. Hal ini menyebabkan asam humat bersifat lebih sebagai pembenah tanah. 

10. Bahan Pengikat

Bahan pengikat dalam MPT berfungsi untuk menjaga kestabilan unsur hara agar dapat bertahan lebih lama dalam tanah.

Salah satu zat tambahan yang memiliki peran khusus dalam pembuatan Mineral adalah bahan pengikat. Bahan pengikatnya dapat mempengaruhi sifat fisik Mineral organo, penggunaan bahan pengikatnya seperti tepung agar, PVP, gelatin, amilum, maltodekstrin pati terigu, pati biji Durian, tragakan, getah kulit buah Pisang Goroho, dan pati biji Cempedak dapat digunakan sebagai bahan pengikat, dan diantara bahan-bahan pengikat tersebut ada beberapa yang mempengaruhi sifat fisik Mineral organo.

Selain berbentuk padat, ada juga bahan pengikat berbentuk cair,  Cairan pengikat yang digunakan harus bersifat non toksik dan mudah menguap sehingga mudah diuapkan dalam pengeringan .  Cairan yang digunakan dapat berupa air,  etanol, turunan selulosa, larutan gelatin,  musilago amili dan lainnya (Rudnic, 1996). 

Zat tambahan (bahan perekatt) diperlukan untuk  mendapatkan kualitas mineral  yang  memenuhi persyaratan mineralisasi. Bahan yang melekat  menjamin penyatuan beberapa partikel  serbuk dalam sebuah Organo Mineral.  Kekompakan mineral selain dipengaruhi oleh tekanan pada saat kompresi juga dipengaruhi oleh bahan pengikat (Voight, 1995). Pemilihan bahan secara acak bergantung pada sifat fisika dan kimia dari bahan mineral, daya ikat yang diperlukan dan tujuan penggunaan mineralnya (Soekemi, 1987).
Penggunaan bahan perekat yang berpengaruh terhadap sifat fisik mineral dilihat berdasarkan hasil pemeriksaan sifat fisik Organo mineral. Pemeriksaan sifat fisik Organo mineral dilakukan dengan mengamati penampilan fisik mineral yang dihasilkan, dimana tidak terjadi capping, cracking,picking dan karakteristik lain yang menandakan adanya kerusakan mineral (Siregar, 2010). 
Sehingga Formula campuran bahan dijelaskan pada gambar berikut ini:  



Pengujian dan Penerapan Organo Mineral Sebagai MPT (Mineral Pupuk Tanaman) dalam Pertanian

Pemeriksaan sifat fisik mineral terdiri dari pengujian organoleptis, keseragaman ukuran, keseragaman bobot, kekerasan mineral, kerapuhan mineral, Pengujian Kuat Tekan mineral, dan waktu hancur.

Pengujian organoleptis  
Pengujian organoleptis dilakukan untuk menentukan kualitas fisik dari organo-mineral yang dihasilkan.
Pengujian organoleptis atau uji indera manusia atau uji sensori yang dilakukan meliputi pemeriksaan terhadap keseragaman warna, bentuk permukaan, bau, rasa, dan tidaknya kerusakan fisik di setiap lapisan mineral.   

Keseragaman ukuran dilakukan dengan mengukur diameter dan tebal setiap mineral/lapisan mineral menggunakan jangka sorong.

Keseragaman bobot mineral dilakukan dengan menimbang setiap mineral dan menghitung bobot rata-ratanya. Jika ditimbang satu per satu, masing-masing mineral
bobotnya tidak boleh menyimpang dari bobot rata-rata yang telah ditetapkan kolom MOL-basa/asam mineral (lebih besar dari 5%) dan kolom EM4-basa/asam mineral (lebih besar dari 10%).

Pengujian kekerasan mineral (H) adalah ketahanan suatu mineral terhadap goresan . Ini adalah sifat dimana mineral dapat dijelaskan relatif terhadap skala standar 10 mineral yang dikenal sebagai Skala Kekerasan Mohs.
Kekerasan mineral ini  yang baik berkisar 2,5 s/d 4.

Skala kekerasan mineral Mohs (/ m oʊ z /) adalah skala ordinal-kualitatif , dari 1 hingga 10, yang mencirikan ketahanan gores mineral melalui kemampuan material yang lebih keras untuk menggores material yang lebih lembut. Berikut gambar Skala kekerasan mineral Mohs.

Tabel di bawah berikut ini menunjukkan perbandingan  kekerasan absolut  yang diukur. Pengujian kerapuhan mineral diukur dengan  sklerometer, dengan contoh bergambar.


Uji kerapuhan mineral  mengambarkan kekuatan  mineral  yang  berhubungan dengan kekuatan ikatan  partikel pada bagian tepi atau permukaan  mineral . Kerapuhan yang  tinggi akan mempengaruhi kadar unsur hara  yang masih terdapat dalam mineral. Mineral
dengan konsentrasi  unsur hara  yang kecil  ( mineral  dengan bobot yang kecil), adanya  kehilangan massa akibat rapuh tentunya  akan sangat mempengaruhi kadar  unsur hara  yang masih terdapat di dalam  mineral  (Sulaiman, 2007).
Pengujian kerapuhan mineral ditentukan dengan menggunakan metode parameter elastis. dengan Metode ini secara akurat menggambarkan hubungan antara modulus elastisitas batuan, rasio Poisson, dan komposisi mineral yang dianalisis secara kuantitatif menggunakan metode analisis regresi linier berganda dan dipadukan dengan percobaan lingkungan.
metode ekspresi distribusi kerapuhan dalam kondisi heterogen sampel moneral yang ditentukan sebagai :

Persamaan di atas merupakan ekspresi distribusi kerapuhan batuan pada kondisi heterogen. Persamaan distribusi dapat mengukur pengaruh komponen mineral yang berbeda terhadap kerapuhan batuan secara keseluruhan dan dapat secara akurat menggambarkan hukum distribusi kerapuhan reservoir heterogen, yang menjadi dasar metode konstruksi rekahan volume. Metode ini dapat membangun hubungan yang terukur dan komprehensif antara komposisi mineral dan kerapuhan batuan, memungkinkan parameter mekanis seperti modulus elastisitas dan rasio Poisson dihitung berdasarkan persentase mineral.

Pengujian Kuat Tekan  adalah pengujian ketahanan maksimum mineral  terhadap tekanan yang diberikan sampai terjadi kerusakan pada  mineral  karena tidak mampu lagi menahan beban yang diberikan. Tegangan  yang diberikan pada mineral akan mempengaruhi besarnya nilai kuat  tekan. Tegangan yang diberikan merupakan suatu perubahan gaya  terhadap luas penampang yang dikenai gaya tersebut.
Untuk melakukan uji kuat tekan, pertama-tama sampel mineral harus  dibentuk menjadi silinder.  Kemudian pada sampel bagian sisi diukur  dengan menggunakan jangka sorong untuk mendapatkan besarnya  diameter dari silinder. Setelah dilakukan pengukuran sampel, dibaringkan
pada tempat sampel yang berada di bawah penekan. Saat sampel sudah  berada pada posisi yang benar, maka mesin dinyalakan, kemudian atur  kecepatan dan gaya penekan yang akan diberikan pada sampel. Setelah  pengaturan selesai, load cell akan turun dengan kecepatan yang telah  diatur sebelumnya, setelah menyentuh sampel dan sampai sampel mineral hancur maka  penekan harus segera dihentikan dan dicatat gaya besarnya yang terjadi pada saat pengujian. Setelah mendapatkan besarnya gaya, kuat
tekan dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan berikut:.
              ( P = F / A  ) 
dengan P adalah kuat tekan (MPa), F adalah gaya atau beban yang diberikan (N), dan A adalah luas penampang yang dikenai oleh beban  (mm), (Syarifudin, 2011). 

Waktu hancur mineral merupakan  parameter untuk memancarkan waktu yang dibutuhkan oleh  mineral  untuk dapat hancur masuk ke dalam tanah dan menyerap akar tanaman,   atau dengan kata lain untuk mengetahui waktu kecepatan Organo mineral melarut masuk ke dalam tanah untuk  menyerap akar tanaman, hancur perlahan lahan oleh karena faktor iklim dan cuaca: terkikis panas matahari, hujan, angin, embun, air, maupun udara, dan sebagainya.
Pengujian waktu hancurnya mineral bisa  menggunakan alat Disintegration Tester.

Unsur-unsur Hara dalam Organo Mineral - MPT

- Unsur Hara N, P, K

Nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K) adalah tiga unsur makro utama yang dibutuhkan tanaman.

- Mineral EM4/MOL-Basa, dan Mineral EM4/MOL-Asam

Mineral basa dan asam berbasis EM4/MOL (Mikroorganisme Lokal)  berfungsi sebagai aktivator mikroorganisme tanah. mineral yang diperkaya dengan EM4 dan MOL tertentu dapat meningkatkan efektivitas penyerapan unsur hara oleh tanaman

- Unsur Asam Amino
- Unsur-unsur hara penting lainnya.



Bersambung ke: Bagian ke-3



Comments

Popular posts from this blog

GEJALA DAN TANDA PENYAKIT PADA TANAMAN

CARA MEMBUAT PUPUK CAIR BAHAN TERASI

Cara Membuat Molase dari Gula Merah