MENGENALI TANAMAN DAN BERCOCOK TANAM YANG BERKUALITAS
(Oleh: SR. Pakpahan, SST)
Markus 4:3-8 (TB): (3) "Dengarlah! Adalah seorang penabur keluar untuk menabur. (4) Pada waktu ia menabur sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis. (5) Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itu pun segera tumbuh, karena tanahnya tipis. (6) Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar. (7) Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati, sehingga ia tidak berbuah. (8) Dan sebagian jatuh di tanah yang baik, ia tumbuh dengan suburnya dan berbuah, hasilnya ada yang tiga puluh kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang seratus kali lipat."
Yesus Kristus memberi ajaran kepada kita tentang Kerajaan Sorga yang diumpamakan dalam seorang penabur yang menabur benih. Penabur itu menaburkan firman, benihlah yang dimaksud disini untuk mengumpamakan sebagai Firman Tuhan, orang orang yang mendengar firman itu diumpamakan pada tanah atau media tempat dimana firman itu ditaburkan. Benih (firman) itu ada yang jatuh di tanah (hati manusia) yang baik dan subur yaitu orang orang yang mendengar dan menyambut firman itu lalu berbuah, ada yang tiga puluh kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, dan ada yang seratus kali lipat.
Hidup manusia ditakdirkan semata mata untuk melayani yaitu (1) Melayani Tuhan, (2) Melayani Pekerjaan Tuhan, dan (3) Melayani keluarga. Cukup 3 buah itu saja pelayanan yang harus kita emban sebagai pelaku kerja sama dengan Tuhan dalam menyelesaikan pekerjaan pekerjaan Tuhan. Dalam mengemban tugas melayani pekerjaan Tuhan, dimana seseorang berada di suatu lapangan usaha atau tempat ia bekerja, maka di situ lah ia dapat melayani pekerjaan Tuhan yang harus dilaksanakannya.
Bekerja menekuni suatu aktivitas atau kegiatan yang menghasilkan “buah” seperti halnya bekerja dibidang pertanian, seorang petani dalam mengelola lahan dan tanamannya tidaklah mudah, sebab sejak manusia sudah jatuh dalam dosa maka dampak buruknya mengakibatkan “terkutuk”nya tanah bumi.
Kejadian 3:17-19 (TB): (17) Lalu firman-Nya kepada manusia itu: "Karena engkau mendengarkan perkataan isterimu dan memakan dari buah pohon, yang telah Kuperintahkan kepadamu: Jangan makan dari padanya, maka terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu: (18) semak duri dan rumput duri yang akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makananmu; (19) dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu."
Orang-orang yang berprofesi petani, kebanyakan dari mereka mengumpamakan pekerjaan yang mereka geluti sebagai suatu pelayanan pekerjaan Tuhan di bidang pertanian, tanah yang digarap mereka umpamakan sebagai lahannya pekerjaan Tuhan, pohon tanaman atau tumbuh-tumbuhan yang ditanam mereka umpamakan sebagai pribadi pribadi orang yang baik seperti menanam anggur yang mengumpamakan kekasih Tuhan karena anggur adalah lambang kesejahteraan hidup, menanam semangka mengumpamakan pribadi yang mudah beradaptasi karena semangka mudah berubah bentuk mengikuti wujud wadah tempat ia berbuah, kalau wadahnya berbentuk segitiga maka buah semangka itu pun akan berbentuk segitiga pula. Menanam mangga mengumpamakan pribadi yang mudah berharmonisasi dengan alam lingkungan sekitarnya. Dan bahkan dari mereka dapat mengumpamakan semak duri atau rerumputan dan hama-hama yang mengganggu pertumbuhan tanaman sebagai musuh musuh dalam keluarganya bahkan dalam rohaninya keluarga Allah sendiri. Yesus Kristus bukanlah pada diriNya diberi ungkapan “penebus dosa”, tetapi yang benar adalah Yesus Kristus sebagai penebus umat manusia dan penebus dunia. Bila dalam konteks dosa, maka yang cocok disandang ungkapan pada Yesus adalah Yesus Kristus sebagai “decomposer dosa” yang dapat diartikan bahwa Yesus Kristus mampu menguraikan dosa-dosa itu menjadi kasih karunia, sebab dimana ada banyak dosa distu juga terdapat kasih karunia yang berlimpah limpah.
Roma 5:20T
Tetapi hukum Taurat ditambahkan, supaya pelanggaran menjadi semakin banyak; dan di mana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia menjadi berlimpah-limpah
Bila kita bercocok tanam dengan menanam suatu jenis tanaman yang menghasilkan buah sebanyak seratus kali lipat atau bahkan mencapai dua ratus kali lipat itu adalah suatu kasih karunia berwujud materi yang diberi Tuhan kepada orang orang yang dikasihiNya oleh karena kemurahan dan kebaikan hati Tuhan,
Mazmur 107:35-38 (TB): (35) Dibuat-Nya padang gurun menjadi kolam air, dan tanah kering menjadi pancaran-pancaran air. (36) Ditempatkan-Nya di sana orang-orang lapar, dan mereka mendirikan kota tempat kediaman; (37) mereka menabur di ladang-ladang dan membuat kebun-kebun anggur, yang mengeluarkan buah-buahan sebagai hasil. (38) Diberkati-Nya mereka sehingga mereka bertambah banyak dengan sangat, dan hewan-hewan mereka tidak dibuat-Nya berkurang.
Makanya kita patut harus mengucapkan syukur atas hal tersebut, terpujilah Tuhan atas kebaikan dan kemurahan hatiNya.
Mazmur 107:31-32 (TB): (31) Biarlah mereka bersyukur kepada TUHAN karena kasih setia-Nya, karena perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib terhadap anak-anak manusia. (32) Biarlah mereka meninggikan Dia dalam jemaat umat itu, dan memuji-muji Dia dalam majelis para tua-tua.
Bila tanpa ada kebaikan dan kemurahan Tuhan, maka alangkah malangnya para petani bekerja banting tulang sekuat tenaga, peras keringat, susah payah sampai sakit sakitan tapi tidak ada tampak hasil yang berkualitas dan memuaskan, yang ada tentulah tanah yang keras, ada bebatu batuan, semak duri dan rerumputan liar, dan hama serangga.
Mazmur 107:33-34 (TB): (33) Dibuat-Nya sungai-sungai menjadi padang gurun, dan pancaran-pancaran air menjadi tanah gersang, (34) tanah yang subur menjadi padang asin, oleh sebab kejahatan orang-orang yang diam di dalamnya.
Terkutuknya tanah bumi, tidak terberkati Sorga lagi itu karena ulah pemberontakan dan dosa manusia terhadap hukum hukum Sorga Allah. Sulitnya tanah membaik dan subur disebabkan oleh perilaku manusia yang bobrok, dosa dan kejahatan manusia yang berdiam di atas tanah bumi.
Oleh karena itu kita manusia ciptaan Allah harus berupaya menemukan kembali taman Eden yang telah hilang dari peradaban manusia, dan sebagai petani ia harus cerdas mengetahui banyak literasi tentang pertanian khususnya tentang bercocok tanam, dan dalam paradigma barunya ia berusaha melakukan terobosan terobosan baru yang spektakuler dalam menciptakan usaha bercocok tanam yang berkualitas sehingga dapat menghasilkan “buah” yang maksimal dan berkualitas yang dikenan Sorga Allah.
Struktur sebuah pohon/tanaman
Struktur sebuah pohon atau tanaman pada dasarnya terdiri dari 4 unsur yaitu akar, batang/dahan/ranting, daun, dan bunga/buah.
Adapun fungsi bagian bagian dari tanaman tersebut adalah:
Akar Tanaman:
Akar merupakan salah satu organ penting pada tumbuhan yang memiliki berbagai fungsi dan struktur. Akar berfungsi selain menjaga agar tanaman dapat tumbuh dan berdiri tegak, akar berperan untuk menyerap air dan mineral dari tanah. Di beberapa jenis tumbuhan, akar merupakan tempat penyimpanan zat makanan hasil fotosintesis. Akar tumbuhan dibentuk dari beberapa jaringan yang berbeda. Umumnya, akar berkembang di bawah permukaan tanah. Namun ada juga pada beberapa tumbuhan yang akarnya tumbuh di udara.
Berdasarkan asal akarnya, akar tumbuhan dibagi menjadi dua, yaitu akar primer dan akar liar. Akar primer adalah akar yang mulai tumbuh sejak tumbuhan masih dalam fase embrio, dan terus ada selama tumbuhan masih hidup. Sedangkan akar liar muncul dari batang, daun, dan jaringan lainnya, yang sifatnya bisa dapat bersifat permanen maupun temporer.
Pada tumbuhan tingkat tinggi yakni dikotil dan monokotil, akarnya sudah merupakan akar sejati yang berasal dari akar utama atau lembaga yang disebut radikula akar.
Secara umum, tumbuhan dikotil punya akar tunggang, dengan batas antara ujung akar dan tudung akar yang tidak jelas. Sementara itu, akar pada tumbuhan monokotil berupa akar serabut, dengan batas yang tampak jelas.
Fungsi Akar
Fungsi akar adalah :
- Menyokong dan mengikat tubuh tumbuhan pada tanah.
- Sebagai tempat untuk menyimpan cadangan makanan.
- Menyerap air dan garam-garam mineral yang terlarut oleh rambut akar.
- Sebagai alat perkembangbiakan vegetatif pada tumbuhan.
Struktur Bagian Akar
Struktur akar terbagi menjadi dua, yaitu struktur dalam akar (anatomi) dan struktur luar akar (morfologi). Berikut adalah penjelasan struktur dan bagian akar tumbuhan:
Struktur dalam akar terdiri atas epidermis, korteks, endodermis, dan silinder pusat (stele).
- Epidermis akar merupakan bagian akar yang terdiri atas selapis sel yang tersusun rapat, dengan dinding sel yang mudah dilewati air, oleh karena itu disebut juga dengan epiblem atau lapisan pilifer. Rambut akar yang terbentuk dari beberapa bagian sel epidermis akan melakukan pemanjangan ke arah lateral dari dinding luarnya.
- Korteks letaknya berada di bawah epidermis, yang sebagian besar dibangun oleh jaringan parenkim, kolenkim, dan sklerenkim. Korteks memiliki fungsi sebagai tempat untuk menyimpan makanan. Sel-sel korteks tersusun renggang, sehingga banyak ruang antar-sel yang melakukan pertukaran gas. Dinding sel-selnya yang berdiferensiasi menjadi eksodermis, dari penebalan oleh zat suberin berada pada lapisan terluar korteks. Sedangkan, lapisan terdalamnya berdiferensiasi menjadi endodermis.
- Endodermis merupakan lapisan pemisah korteks dengan silinder pusat. Pada bagian ini sel-sel yang tersusun akan mengalami penebalan dari zat gabus (suberin) dan lignin, sehingga membentuk pita caspary. Penebalan dinding sel yang terjadi pada pita Caspary akan membentuk huruf U.
- Silinder pusat merupakan bagian terdalam dari akar, yang terdiri atas berbagai macam jaringan perisikel (lapisan terluar dari stele), berkas/jaringan pengangkut (terletak di sebelah dalam perisikel, terdiri dari xilem dan floem), dan empulur (bagian terdalam terdiri dari parenkim).
Struktur luar bagian akar meliputi leher akar, batang akar, cabang akar, serabut akar, rambut akar, dan tudung akar.
- Leher akar adalah bagian yang bersambungan dengan pangkal batang.
- Batang akar adalah bagian yang terletak antara leher akar dan ujung akar.
- Cabang akar adalah bagian yang secara langsung bersambungan dengan pangkal batang, tetapi keluar dari akar pokok.
- Serabut akar adalah bagian berbentuk serabut dari cabang-cabang akar yang halus.
- Rambut/bulu akar adalah bagian dari lapisan epidermis akar perluasan permukaan yang berfungsi untuk mengoptimalkan penyerapan air dan mineral-mineral hara.
- Tudung akar (kaliptra) merupakan struktur akar terbilang sangat kuat, karena mempu untuk menerobos beberapa lapisan tanah yang keras. Letaknya berada paling ujung akar menembus tanah, yang berfungsi melindungi akar dari kerusakan mekanis. Sel kaliptra ada yang mengandung butir-butir amilum yang disebut kolumela. Kaliptra dapat ditemukan pada akar-akar tumbuhan dikotil maupun monokotil.
Akar pada umumnya memiliki struktur jaringan dalam yang relatif sama dengan batang tumbuhan.
Keduanya memiliki silinder pusat dengan korteks, epidermis, xilem dan floem. Perbedaan antar keduanya terletak pada struktur berkas pengangkutnya. Tipe berkas pengangkut akar adalah radial, sedangkan batang tipe berkas pengangkutnya adalah kolateral.
Batang tanaman:
Batang tanaman merupakan bagian utama dari struktur tumbuhan. Batang berfungsi untuk menopang bagian tanaman lainnya, seperti daun, buah, bunga, dan pucuk. Umumnya, batang pada tumbuhan akan tumbuh ke arah cahaya. Fungsi dari batang yang pertama adalah membantu membawa air dan mineral dari akar ke bagian-bagian lain dari tanaman. Selain itu, batang juga berfungsi untuk membawa makanan yang diproduksi dari daun ke akar.
Daun Tanaman:
Fungsi daun merupakan tempat berlangsungnya fotosintesis menggunakan karbon dioksida dan air di bawah sinar matahari yang melibatkan klorofil atau zat hijau pada daun. Selama proses ini, daun melepaskan oksigen. Zat makanan yang diproduksi dari fotosintesis disimpan di berbagai bagian tanaman sebagai zat tepung.
Bunga/Buah Tanaman:
Fungsi bunga berperan sebagai organ reproduksi pada tanaman. Bagian-bagian pada bunga terdiri dari kelopak, mahkota, benang sari (organ reproduksi jantan), dan putik (organ reproduksi betina). Setelah putik menerima serbuk sari, nantinya akan tumbuh buah dari bakal biji.
Berikut diberikan gambar ilustrasi Struktur Tubuh Tanaman dalam 2 Belahan:
Dalam 2 belahan, akar bersifat menginvert, atau dalam semi 3 belahan bahwa ujung akar bersifat menginvert. Maksudnya menginvert disini adalah arah pertumbuhan akar dan bagian bagiannya semakin jauh masuk ke dalam tanah, sedangkan batang/dahan/ranting, daun, dan bunga/buah arah pertumbuhannya menuju arah datangnya sinar matahari.
Akar dan daun tanaman sebagai penentu bertumbuhnya tanaman, sedangkan batang/dahan/ranting dan bunga/buah hanya sebagai pengiring atau bukan penentu pertumbuhan tanaman tersebut. Akar sebagai penentu besar pertumbuhan tanaman, sedangkan daun sebagai penentu kecil pertumbuhan tanaman. Batang/dahan/ranting sebagai pengiring besar pertumbuhan, sedangkan bunga/buah sebagai pengiring kecil pertumbuhan tanaman.
Akar tanaman inilah yang menyimbolkan matahari sebagai penentu di belahan terang bumi, sedangkan daun menyimbolkan bulan sebagai penentu di belahan gelap bumi.
Kecukupan tersedianya zat hara dan air yang diserap oleh akar akan dihantar ke daun melalui batang untuk diolah atau di masak di daun dalam proses fotosintetis, tetapi bila zat hara dan air yang kurang atau tidak ada lagi untuk di hantar akar melalui batang ke daun, maka batang akan berkurban memberikan unsur unsur pada dirinya kepada daun untuk diolah menjadi makanan, inilah pengurbanan dalam pertumbuhan sebuah tanaman dari batang ke daun sehingga lambat laun tanaman itu akan gersang dan tidak tumbuh lagi. Pengurbanan tanaman ini arahnya ke atas yaitu dari batang ke daun. Sedangkan zat-zat makanan yang sudah dimasak di daun akan dihantar oleh daun ke akar melalui batang sehingga akar dan bagian lain tanaman tersebut mendapat nutrisi untuk bertumbuh, inilah penyelamatan dalam pertumbuhan sebuah tanaman dari daun ke batang sehingga lambat laun tanaman itu bertumbuh sehat, kuat kokoh, terang, dan berbuah. Penyelamatan tanaman ini arahnya ke bawah yaitu dari daun ke batang.
Apapun tanaman yang kita tanam di pekarangan rumah sebaiknya berinisial nama yang sama dengan nama inisial penghuni rumah tersebut, sebab rumah adalah kemah simbol sorga di bumi bagi penghuninya, tapi beda halnya bila punya kebun tersendiri yang hasil budi daya tanamannya untuk dikomersilkan. Contohnya bila penghuni rumah bernama Marbun maka sebaiknya tanaman yang ditanam di pekarangan rumahnya adalah seperti Manggis, Mangga atau tanaman lainnya yang berinisial "M". Hal ini dilakukan untuk mempermudah akses atau menunjukkan bahwa si pemilik rumah tahu batas batas haknya terhadap orang lain dan ia tidak merugikan adanya hak hak orang lain dalam kehidupan di dunia ini.
Apapun tanaman yang kita budi dayakan di kebun, ia haruslah tanaman yang sehat segar bugar, Beberapa ciri fisisk tanaman dapat dikatakan subur atau sehat bila:
1. Batangnya kuat dan kokoh
2. Daunnya hijau, segar dan permukaannya mengkilat
3. Tanaman terlihat segar
4. Banyak menghasilkan bunga / buah
5. Diameter batang bisa berukuran normal / bertambah besar
6. Akar panjang dan kuat
Ciri-ciri tanah yang baik dan subur untuk tanaman.
Tanah sebagai media tempat bertumbuhnya tanaman dan penyimpan unsur hara, udara, cadangan air serta sebagai rumah bagi mikroorganisme pengurai tanah harus kita kelola dengan baik agar menghasilkan tanah yang baik dan subur bagi tanaman di usaha berkebun. Tanah yang subur biasanya gembur, pecah pecah seperti butiran-butiran partikel halus.
Adapun ciri ciri tanah yang baik dan subur adalah:
1. Kadar Hara Tinggi
Hara merupakan salah satu unsur yang paling penting dan dibutuhkan tanaman. Tanah harus banyak mengandung bahan organik dan unsur lain yang dibutuhkan tanaman. Salah satu cara untuk mengetahui ada tidaknya kandungan hara bisa dilihat dari warna tanahnya. Tanah yang mengandung banyak hara biasanya memiliki warna yang khas yaitu cokelat kehitaman.
2. Lapisan Humus Tebal
Suatu tanah yang subur dapat diketahui dengan melihat ketebalan bunga tanah (humus). Semakin tebal humusnya maka tanah tersebut akan kaya dengan bahan organik dan unsur hara. Ketersediaan humus juga sebagai tanda bahwa sistem drainase lahan sekitar berjalan dengan baik. Humus yang tebal akan meningkatkan daya hisap tanah terhadap air, hal ini disebabkan struktur lapisan humus berongga sehingga memungkinkan air untuk masuk lebih banyak.
3. Kadar pH Netral
Tanah yang subur memiliki kadar pH yang netral atau berkisar antara 6,5 -7,5. Tanah dengan tingkat pH yang netral memungkinkan untuk tersedianya berbagai unsur kimiawi tanah yang seimbang. Selain itu, kondisi tanah dengan pH yang netral akan memudahkan tumbuhan untuk menyerap unsur hara dan menjaga keseimbangan mikroorganisme yang terdapat dalam tanah.
Itulah kenapa pada kondisi tanah yang terlalu asam perlu dilakukan proses pengapuran yang tujuannya untuk mengembalikan pH tanah ke kondisi netral. Begitu juga ketika tanah bersifat terlalu basa (>pH 8) perlu diberikan sulfur atau belerang seperti yang terkandung pada pupuk ZA (Amonium Sulfat).
4. Bertekstur Lempung
Tanah berstruktur lempung berfungsi untuk mengikat berbagai mineral sehingga tanah tidak mudah hanyut terbawa air. Akan tetapi tingkat tekstur lempung sebaiknya juga tidak terlalu tinggi karena dapat berakibat membentuk genangan air yang justru akan merusak perakaran.
5. Kaya dengan Biota Tanah
Kehadiran sejumlah makhluk hidup berukuran kecil penghuni tanah menjadi penanda bahwa di dalam tanah tersebut tersedia berbagai bahan organik yang juga dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk menunjang kehidupannya. Salah satu contoh organisme tanah ini adalah cacing. Cacing sebagai “mesin decomposer” mampu menggemburkan tanah sehingga pertumbuhan tanaman akan lebih optimal.
6. Mengandung Unsur Mineral
Tanah yang subur memiliki kandungan mineral yang lengkap yang dibutuhkan tanaman. Mineral digunakan untuk bahan baku makanan bagi tanaman. Unsur mineral ini seperti boron, klorin, kobalt, besi, mangan, magnesium, molibdenum, zink dan sulfur. Untuk menguji unsur mineral yang terdapat dalam tanah dapat diuji di laboratorium dengan membawa sampel tanahnya.
7. Dapat Ditumbuhi Oleh Berbagai Tanaman.
Tanda lainnya tanah dikatakan subur adalah dengan memperhatikan vegetasi yang tumbuh di atasnya. Semakin banyak dan beragam jenis tanaman yang tumbuh maka semakin baik kualitas tanah tersebut.
Cara Menghasilkan tanah yang baik dan subur
Adapun cara untuk menghasilkan tanah yang subur adalah berikut ini:
1. Menyiram tanah dengan air sesering mungkin.
Pakai air ini adalah cara paling efisien dalam menyuburkan tanah
2. Menggunakan kapur dolomite agar tanah selalu subur.
Lahan kondisi kering biasanya kondisinya mempengaruhi kadar pH tanah dengan tingkat keadaan yang tinggi yang berbahaya bagi resiko tingkat kematian akar tanaman. Agar tanah tetap subur maka pH tanah harus dikontrol dengan cara salah satunya adalah dengan menaburkan kapur dolomite pada permukaan tanah.
3. Menyuburkan tanah dengan kompos.
Ini adalah cara paling ampuh dalam menyuburkan tanah, tanah yang kurang subur karena kurangnya zat zat hara dapat ditanggulangi dengan cara menambahkan pupuk kompos sebelum tanaman ditanam. Pupuk kompos yang dicampurkan dengan tanah akan membuatnya gembur, sehingga membantu proses penghancuran puing tanah yang membuat lahan kering.
Zat hara adalah sekumpulan mineral yang terdapat di dalam tanah dan dibutuhkan oleh tanaman untuk melakukan fotosintesis. Pupuk Kompos yang mengandung zat hara yang dicampurkan dengan tanah akan membuatnya gembur, sehingga membantu proses penghancuran puing tanah yang membuat lahan kering.
4. Meningkatkan Porositas tanah.
Porositas tanah adalah kemampuan tanah dalam menyerap air, yang juga berkaitan dengan tingkat kepadatan tanah. Kemampuan tanah menyerap air bergantung pada pori pori tanah. Tanah dengan porositas tiggi mengandung sedikit partikel besar (sand) dibandingkan dengan partikel kecil (clay). Porositas tanah yang tinggi akan menahan air dan nutrisi di dalam tanah untuk tidak terbawa air. Untuk meningkatkan porositas tanah, tambahkan partikel clay untuk selanjutnya dibajak agar tanah tercampur.
5. Membatasi penggunaan pupuk kimia.
Pupuk kimia seperti NPK, ZA, atau Urea bisa membantu lahan menjadi gembur. Sayangnya, pupuk kimia memiliki efek samping yang buruk bagi tanaman. Jika tidak hati-hati, pupuk kimia dapat membuat tanah menjadi asam dan keras sehingga memperlambat pertumbuhan tanaman. Kurangi penggunaan pupuk kimia dan beralihlah ke pupuk kompos atau mineral yang lebih dibutuhkan tanah.
6. Menjaga komposisi tanah agar tetap lunak.
Cara untuk menjaga tanah tetap lunak dan tidak terlalu padat adalah dengan mencangkul atau menyekop lahan secara perlahan. Penghancuran pori-pori tanah akan membantu mengembalikan kondisi media tanam ini dari kering menjadi gembur. Kalau tanah sudah lunak, akar tanaman di halaman pun tidak akan kesusahan untuk tumbuh dan bernafas dengan cukup.
7. Menambah bebatuan halus disekitar tanaman.
Salah satu batuan halus yang perlu ditambahkan adalah batuan fosfat. Batuan fosfat tidak hanya dibekali oleh fosfor, namun juga kalsium, karbon, serta materi mineral tambahan lainnya yang dapat memperkaya kegemburan tanah. Akan tetapi, perlu diperhatikan bahwa batuan fosfat ini juga memilki kandungan logam berat yang signifikan. Untuk menggunakan batuan fosfat secara efektif, haluskan batuan sampai ukurannya cukup kecil, lalu tambahkan pupuk kandang.
Membudi dayakan tanaman di lahan kebun yang baik dan subur dengan sistem pertanian yang handal akan menghasilkan buah tanaman yang banyak dan berkualitas. Kita ambil contoh pada pembudi dayaan tanaman alpokat, alpokat adalah tanaman buah yang berasal dari daerah tropis Meksiko dan Amerika Tengah yang dapat tumbuh subur di daerah beriklim tropis atau subtropis. Alpokat adalah tanaman jenis buah yang mengandung lemak tinggi sekitar 20 kali lebih tinggi dibandingkan buah-buahan yang lain. Sebagai tanaman perkebunan monokultur, Alpokat dapat tumbuh subur secara optimal di lahan tanah yang gembur, tidak mudah tergenang air, dan memiliki kandungan bahan organik, serta memiliki pH tanah disekitar ukuran yang dianjurkan 5,6 hingga 6,4. Umumnya tanaman alpokat akan tumbuh subur dengan hasil maksimal pada ketinggian tanah sekitar 200 hingga 1000 meter dpl (dari permukaan laut), dan suhu optimal bagi pertumbuhan alpokat sekitar 12,8 hingga 28,3 derajat Celsius. Pembukaan lahan baru kebun alpokat setelah dibersihkan dari kayu kayu, ranting, dan benda benda keras, maka seperti biasa tanah digemburkan dengan menebarkan
kapur dolomit terlebih dahulu dengan pembajakan lahan, dan setelah pembajakan lalu lahan kembali dibersihkan dan diratakan seperlunya,. Untuk menghasilkan kualitas bibit yang unggul dipilih varietas alpokat khas dengan ciri ciri kulit berbintik dan daging alpokat berstektur seperti mentega dengan kandungan air yang lebih sedikit dan kaya akan minyak nabati. Biasanya tempat pembibitan alpokat dilakukan di dalam
green-house, bisa menggunakan plastik CV atau paranet agar suhunya dapat diatur secara ideal sekaligus menghindari serangan hama pada bibit. Pembibitan tanaman khususnya dapat dilakukan dengan metode
micro-cloning yang bisa menghasilkan bibit tanaman dengan tingkat kemurnian yang tinggi hingga 90 persen, kelebihan lain dari metode ini adalah mampu menghasilkan satu tanaman menjadi 2 hingga 3 calon bibit dengan tingkat kemurnian tinggi. Lubang tanam dibuat dengan kedalaman 70 cm dengan ukuran 70cm x 70 cm, pada lubang tersebut diberi pupuk organik yaitu pupuk kompos secukupnya untuk menyehatkan lubang tanah dan memelihara produktivitas tanah secara berkelanjutan, dan lubang tersebut dibiarkan terbuka selama kurang lebih 2 minggu, setelah bibit alpokat mencapai ketinggian sekitar 40 hingga 50 cm lalu bibit sudah bisa dipindahkan ke lahan yang sudah dipersiapkan untuk penanaman. Jarak tanam alpokat yang dianjurkan adalah dengan jarak 6m x 6m, sehingga populasi alpokat per hektarnya ada sebanyak 278 batang, bisa juga ditanam dengan jarak tanam 7x7 m dengan populasi 204 batang per hektar. Setelah bibit dimasukkan ke dalam lobang penanaman ditancapkan lah tongkat kayu disamping bibit dan mengikatnya agar tanaman bisa tumbuh kokoh dan tidak rusak diterpa angin. Setelah bibit ditanam semuanya, pengecekan irigasi (pengairan) perlu dilakukan untuk memastikan instalasinya bekerja dengan baik agar suplai air dapat dilakukan dengan maksimal pada semua tanaman. Alpokat membutuhkan banyak air untuk pertumbuhannya butuh sekitar 100 ribu liter air per hari untuk 1 hektar, sehingga pembudi-dayaan alpokat dalam pertanian modern menggunakan pengairan dengan sistem irigasi. Hal selanjutnya yang sangat penting dilakukan adalah perawatan tanaman, kegiatan rutin yang harus dilakukan untuk merawatnya antara lain adalah meliputi penyiangan gulma atau tanaman liar, penyiraman, penyulaman, pemangkasan, dan penyemprotan tanaman untuk mencegah hama dan penyakit. Alpokat yang sehat akan berbuah setelah tanaman berumur 3 hingga 4 tahun, dan cara panennya adalah dipetik dengan tangan, sedangkan cara panen untuk tanaman yang sudah tinggi dapat dilakukan dengan bantuan traktor hidrolik. Setelah melalui proses pemanenan yang panjang dan bertahun tahun, pada pohon alpokat akan dilakukan pemangkasan yang bertujuan untuk peremajaan pohon dan untuk mengontrol ketinggian pohon ketika pohon terlalu tinggi buah alpokat akan mudah rusak. Pemangkasan dapat dilakukan mulai dari pemangkasan kecil dan sedang agar pohon pohon tidak saling menghindari masuknya sinar matahari, sedangkan pemangkasan besar besaran dilakukan dengan cara menyisakan batang pohon sekitar 1 meter dari atas tanah dengan tujuan peremajaan pohon yang sudah tua. Setelah pemangkasan, maka dilakukan pengecatan pada bekas pemotongan batang untuk tujuan menghindari pohon terbakar sinar matahari, selanjutnya daun dan batang digunakan untuk menutupi batang pohon yang baru dipotong, selain itu pemangkasan dilakukan untuk berfungsi sebagai metode meminimalisir hama dan penyakit. Pohon alpokat yang telah diremajakan akan berbuah kembali setelah 2 tahun dari peremajaan, namun pada setelah 2 atau 3 tahun buah yang dihasilkan belumlah maksimal, dan akan mencapai hasil tinggi pada tahun ke-4 dan seterusnya.
Seiring proses transformasi ekonomi, hasil pertanian berupa buah alpokat ini bisa dijadikan sebagai bahan inputan bagi masukan perindustrian untuk diolah menjadi minyak alpokat, bahkan bila minyak alpokat ini dicampur bersenyawa dengan minyak kelapa sawit (cpo) maka akan menghasilkan suatu minyak makan terbarukan bernama minyak AlCPO yang tentunya pastilah lebih bermutu dibanding dengan minyak makan hasil olahan dari buah kelapa sawit saja.
Bersambung.... Ke Karakteristik Sebuah Pohon/Tanaman
Comments
Post a Comment