KARAKTERISTIK SEBUAH POHON/TANAMAN
KARAKTERISTIK SEBUAH POHON/TANAMAN DAN UNSUR-UNSUR HARA MAKRO DAN MIKRO
(Oleh: SR. Pakpahan, SST)
Sebuah pohon atau tanaman adalah mahluk hidup yang bergerak tapi tidak berpindah tempat di tanah bumi dimana ia hidup, Tubuh tanaman tersusun dari zat-zat organik diantaranya protein, gula atau karbohidrat, lemak atau lipida yang membentuk sel-sel. Sekumpulan sel-sel tersebut merupakan kesatuan yang membentuk jaringan bagian tubuh tanaman mulai dari akar, batang, cabang, daun, bunga, hingga buah, umbi, biji-bijian. Zat-zat organik tersebut juga membentuk senyawa metabolit sekunder seperti enzim, fenol, hormon, vitamin dan lain-lain. Dalam pertumbuhan hidupnya, tanaman berproses fotosintetis di siang hari untuk pertumbuhan hidupnya, mengeluarkan oksigen di siang hari dan melepaskan karbon dioksida di malam hari.
Ditilik dari PMD, bahwa sebuah pohon atau tanaman ada dalam berdimensi 4 (empat) yang secara kasat mata terlihat struktur pembentuknya dari bawah ke atas berurutan adalah akar, batang/dahan/ranting, daun, dan buah/bunga, tetapi sebenarnya menurut telaah PMD bahwa tanaman itu adalah mahluk terbalik, yang berbeda dengan hewan yang dikatakan sebagai mahluk tertelungkup, atau mahluk tergeletak, atau mahluk merayap, atau mahluk yang menjalar, atau mahluk yang mengepakkan sayap, atau mahluk yang berenang bila bergerak maju, juga berbeda dengan manusia yang dikatakan sebagai mahluk tegak bila bergerak maju di permukaan bumi.
Dengan keterbalikan pohon/tanaman ini, maka hasil/buah tanaman sangat cocok dan bagus menjadi makanan yang baik bagi semua mahluk di bumi dalam proses rantai makanan, tanaman buah buahan, biji bijian, sayur sayuran, polong polongan sebagai unit bagian lebih rendah dibanding hewan/ternak, apalagi dibanding dengan manusia dalam tingkatan proses rantai makanan bahwa mahluk yang lebih kuat atau besar/tinggi akan memakan mahluk yang lebih lemah atau kecil/rendah. Sedangkan unit bagian paling terendah dalam proses rantai makanan tersebut di darat atau belahan kering bumi adalah hewan pengurai (decomposer mikro organisme) seperti cacing, mikroba dan jamur.
Berikut ini diberikan gambar/bagan dari karakteristik kemajuan dan progres pertumbuhan sebuah pohon atau tanaman.
Adapun bahan baku bagi pembentukan semua komponen zat zat organik tersebut di atas berasal dari unsur-unsur kimia tertentu yang disebut unsur hara.
Zat zat hara yang diolah dan nutrisi makanan yang akan dihantar untuk pertumbuhan dan sebagai hasil atau buah tanaman akan bersiklus kembali dalam setiap 16 kali hantaran. Dalam satu gerak hantaran unsur hara dan air dari akar dihantar ke daun melalui batang, lalu daun memasaknya dengan bantuan sinar matahari, bila sudah masak maka nutrisi dihantar ke seluruh bagian tanaman hingga ke akar lagi dan bakal bunga/buah. Zat zat makanan yang telah jadi dihantar ke batang dan akar dimana arahnya ke bawah, sedangkan yang di hantar ke bakal bunga atau buah arahnya ke atas. Musuh tanaman berupa hama akan pertama kali menyerang bagian bakal bunga atau buah dari tanaman terutama di setiap bagian “bunga/buah 4”, jika tanaman krisis akan zat hara dan air di dalam tanah maka daun akan memakai pertama kali unsur yang ada dibagian bakal bunga/buah tersebut sebagai bahan olahan makanan untuk tanaman, kemudian dari bagian batang lalu dari bagian akar agar tanaman tetap bertahan hidup.
Selain sinar matahari, dalam setiap proses pertumbuhan tanaman, maka ia akan mengkonsumsi unsur dimensi yang lebih rendah daripada dimensi tanaman tersebut yaitu memuat 3 kebutuhan bagi pertumbuhan tanaman, sebagai berikut:
1. Makanan atau nutrisi berupa zat zat hara yang cocok bagi tanaman.
2. Kebutuhan uang untuk dipergunakan dalam hal mengolah tanah, membeli fasilitas pembuatan pengairan dan pupuk organik alami atau pupuk sintetis buatan pabrik, dan fasilitas lainnya dalam usaha berkebun tanaman.
3. Terapi audio atau musik untuk pertumbuhan optimal tanaman.
Zat zat hara bagi pertumbuhan tanaman
Manusia sebagai mahluk paling mulia berderajat tinggi dibanding hewan dan tumbuh-tumbuhan membutuhkan nutrisi/zat zat makanan untuk pertumbuhan dan perkembangan hidupnya. Dalam proses rantai makanan, unsur unsur nutrisi makanan yang penting bagi manusia itu ada dalam 4 golongan besar yaitu Karbohidrat, Lemak, Vitamin, dan Protein, dimana karbohidrat dan lemak saling berpadanan di bagian “belahan terang” sebagai nutrisi makro, dan vitamin dengan protein saling berpadanan di bagian “belahan gelap” sebagai nutrisi mikro dalam kehidupan.
Bila akan diuraikan atau dijelaskan lebih lanjut bagian golongan karbohidrat dan lemak di “belahan terang” dan Vitamin dan protein di “belahan gelap” ini maka akan diketahui apa apa saja zat zat makanan yang dibutuhkan bagi hewan dan atau tanaman sesuai spesies atau varietas mahluk tersebut. Seperti halnya zat zat makanan berupa hara N, P, K bagi tanaman ditelaah dengan menguraikan atau menjelaskan lebih lanjut bagian “belahan gelap” golongan nutrisi tersebut yaitu pada bagian Vitamin berpadanan dengan Protein. Dengan kata lain zat zat makanan bagi tanaman tidak/kurang cocok bila memasukkan unsur kandungan lemak, tetapi penguraian akan unsur vitamin dan protein lah yang paling cocok sebagai nutrisi bagi tanaman.
Sebagai contoh pada pembuatan pupuk kompos dari hasil limbah jerami, Jerami mengandung hara yang lengkap baik berupa hara makro maupun mikro. Secara umum hara N,P, K masing-masing sebesar 0,4 %, 0,2% dan 0,7%, sementara itu kandungan Si dan C cukup tinggi yaitu 7,9 % dan 40% (Tanaka dalam Tim Balitpa, 2001). Unsur unsur mikro lain pada jerami adalah seperti Si, S, Ca, dan Mg, oleh karena itu bahan jerami limbah kurang cocok dijadikan pupuk kompos bagi tanaman karena mengandung unsur Silika dan unsur lainnya yang menghambat penggemburan tanah dan pengoptimalan suhu lingkungan di sekitar tamanan. Lain halnya bila pembuatan pupuk kompos dari bahan limbah rumah tangga seperti sisa-sisa makanan yang mengandung vitamin dan protein atau karbohidrat seperti sisa sisa sayur sayuran, kulit buah buahan, daging/tulang belulang ikan, telur busuk, limbah pabrik tahu/tempe, limbah buangan rumah tangga akan sangat cocok sebagai bahan pembuatan pupuk kompos, tetapi sisa sisa limbah yang mengandung lemak harus dihindari dalam pembuatan pupuk kompos tersebut (limbah buangan rumah tangga yang mengandung unsur lemak lebih baik diberikan saja kepada hewan ternak peliharaan sebagai pakannya). Dan unsur pemakaian vitamin A, D, E, K yang larut dalam lemak juga harus dihindari, sebab unsur vitamin B dan C saja yang larut dalam air yang sangat cocok diperlukan bagi tanaman yang dapat diperoleh dari senyawa pupuk kompos yang dibentuk.
Pemecahan masalah untuk solusi bagi limbah jerami agar tetap dapat digunakan sebagai bahan pembuatan pupuk kompos perlu dicari cara alternatif lain seperti membuat semacam larutan persenyawaan untuk merubah campuran unsur pada limbah jerami tersebut mengandung unsur vitamin dan protein saat pengomposan yang hasilnya sangat dibutuhkan bagi pertumbuhan tanaman.
Zat zat hara makro dan mikro bagi pertumbuhan tanaman
Pada umumnya tanaman membutuhkan unsur hara yang merupakan hal yang terpenting dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Unsur hara yang cukup sangat dibutuhkan tanaman sehingga dapat berkembang dengan baik dan mempunyai kualitas dalam berkembang dan berproduktivitas. Unsur hara biasanya terdapat disekitar alam dan biasanya unsur hara kebanyakan terdapat pada tanah. Unsur hara biasanya terdapat unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K) dan mikro lainnya. Pemanfaatan jerami padi dan atau limbah rumah tangga menjadi pupuk kompos merupakan sumber alternatif unsur hara yang didapatkan, selain dari unsur hara yang didapat dari dalam tanah dan alam sekitar. Sumber alternatif ini juga berpotensi menjadikan solusi dalam memenuhi kebutuhan unsur hara pada tanaman dan mengurangi penggunaan pupuk kimiawi buatan pabrik. Kandungan hara pada jerami pada saat panen bergantung pada kesuburan tanah. Di indonesia rata-rata kadar hara jerami ialah 0,4% N, 0,02% P, 1,4%K, dan 5,6% Si. Dalam satu ton gabah (GKG) tanaman padi menghasilkan 1,5 ton gabah jerami yang mengandung 9kg N, 2kg P, 25kg K, 2 kg S, 70 kg Si, 6 kg Ca dan 2kg Mg.
Berdasar jumlah yang dibutuhkan dan sumbernya unsur hara bagi tanaman, maka unsur hara dibedakan menjadi unsur hara makro dan hara mikro.
Unsur unsur hara makro yang dibutuhkan tanaman adalah seperti berikut ini:
1. Karbon (C)
Karbon termasuk dalam unsur hara makro bebas. Fungsi unsur karbon bagi tanaman adalah sebagai pembentuk tubuh fisik tanaman yang terdiri dari seluruh senyawa organic seperti karbohidrat, protein, minyak, lignin, fenol, cellulose, klorofil, enzim, vitamin, hormon dan lain-lain. Sumber unsur Karbon diperoleh tanaman dari udara dalam bentuk karbon dioksida (CO2) dan sebagian kecir dari pupuk organik. Karena unsur C tersedia sangat melimpah di alam maka gejala kekurangan unsur karbon ini tidak kita temui, kecuali tanaman mempunyai masalah dalam proses penyerapan unsur karbon ini.
2. Oksigen (O)
Oksigen termasuk dalam unsur hara makro bebas. Fungsi oksigen tak terpisahkan dengan unsur karbon (C) dan hidrogen (H) sebagai pembentuk seluruh senyawa organic seperti karbohidrat, protein, minyak, lignin, fenol, cellulose, klorofil, enzim, vitamin, hormon dan lain-lain. Tanaman menyerap oksigen bersamaan karbon dalam bentuk karbon dioksida (CO2), atau dalam proses respirasi pada malam hari dalam bentuk (O2). Sama halnya dengan karbon, ketersediaan oksigen juga melimpah dan gratis di udara, sehingga tanaman kekurangan unsur oksigen tidak kita temui, kecuali tanaman yang mempunyai masalah dalam proses penyerapan unsur oksigen. Biasanya ketika tanaman mengalami serangan hama dan penyakit maupun stress lingkungan.
3. Hidrogen (H)
Hidrogen termasuk dalam unsur hara makro bebas. Fungsi fisiologis hidrogen yaitu bersama dengan C dan O mengikat unsur-unsur lain membentuk zat-zat organic yang membangun bagian tubuh dan jaringan tanaman. Selain itu juga membentuk seluruh senyawa organic seperti karbohidrat, protein, minyak, lignin, fenol, cellulose, klorofil, enzim, vitamin, hormon dan lain-lain. Tanaman memperoleh hidrogen dari air (H2O) dan senyawa senyawa asam organik serta basa organik. Unsur H juga tersedia melimpah baik di air, udara, tanah, maupun pupuk organik sehingga suplainya tidaklah sulit.
4. Nitrogen (N)
Nitrogen termasuk dalam unsur hara makro terbatas primer. Fungsi fisiologis unsur Nitrogen adalah:
- Merupakan komponen protein dan zat-zat organic lain.
- Membentuk zat hijau daun (klorofil).
- Merupakan unsur pokok untuk pertumbuhan terutama tunas dan daun.
Sumber unsur nitrogen diperoleh dari dalam tanah, pada tanah dengan oksigen yang cukup, nitrogen diubah menjadi senyawa nitrat (NO3-). Sedangkan pada tanah minim oksigen / lahan basah (misalnya tanah sawah) unsur N akan dirubah menjadi amonium (NH4+). Proses pengubahan itu bisa terjadi secara alamiah melalui proses dekomposisi bahan organik, reaksi ionisasi di udara berupa petir yang mengubah N2 dan O2 menjadi asam nitrat (HNO3) kemudian turun menjadi hujan, atau melalui bantuan mikroorganisme seperti bakteri dan fungi di tanah. Sumber nitrogen lain adalah dari pemberian pupuk buatan seperti urea, ZA, KNO3 dan NPK dan banyak pupuk komersil yang mengandung unsur N.
Tanaman yang cukup unsur Nitrogen menyebabkan pertumbuhannya lebih cepat, merangsang organ-organ vegetatif, menjaga daun tetap hijau dan segar. Kelebihan unsur Nitrogen pada tanaman menyebabkan tanaman terlalu vigor, metabolisme karbon fungsi fosfat terhambat sehingga pembentukan karbohidrat tidak optimal. Disamping itu menyebabkan kalium tidak terserap pada tanaman. Akibat dari semua itu tanaman tidak mau berbunga atau berbuah.
5. Posfor (P)
Posfor termasuk dalam unsur hara makro terbatas primer. Fungsi fisiologis unsur P sangat vital bagi tanaman yaitu sebagai penyedia energi dalam bentuk Adenosin Triphosphat untuk seluruh proses metabolisme tanaman, terutama saat-saat tanaman butuh energi besar selain dari sinar matahari, yaitu saat pembentukan bunga, buah, umbi, biji-bijian. Kebutuhan unsur P juga meningkat saat tanaman mengalami kondisi cuaca yang ekstrim, dan setelah serangan penyakit. Unsur P dapat diperoleh dari pupuk SP-36, TSP, DAP, MKP, ammonium fosfat. Dan secara instan dan cepat unsur P diberikan pada tanaman melalui aplikasi daun dengan FOCUS-P (dilengkapi Mg untuk aplikasi daun).
Seringkali terjadi kendala penyerapan unsur P melalui tanah oleh akar tanaman karena unsur P di tanah mudah terikat oleh partikel-partikel tanah sehingga tidak mudah bergerak. Selain itu transportasi atau pergerakan unsur P lambat di dalam tubuh tanaman atau tidak mudah berpindah.
Tanaman yang kelebihan terlalu banyak unsur P akan menyebabkan:
- Perakaran terlalu lebat sehingga pertumbuhan tunas daun terhambat.
- Buah menjadi matang sebelum waktunya.
- Menyebabkan defisiensi Zn.
6. Kalium/Potassium (K)
Kalium termasuk dalam unsur hara makro terbatas primer. Fungsi unsur Kalium diantaranya :
- Mengatur berbagai proses fisiologis tanaman diantaranya mengatur kandungan air pada sel dan jaringan, membuka dan menutup stomata, mengatur penimbunan karbohidrat pada buah.
- Berperan dalam pengangkutan ion hara ke seluruh jaringan tanaman.
- Meningkatkan ketahanan tanaman dari hama dan penyakit.
- Meningkatkan bobot dan kualitas biji, buah, dan umbi.
Kalsium termasuk dalam unsur hara makro terbatas sekunder. Fungsi unsur kalsium bagi tanaman adalah:
- Sebagai bahan utama pembentuk dinding sel.
- Semakin banyak kalsium maka dinding-dinding sel juga semakin keras, sehingga tanaman kokoh, tidak mudah rontok, dan lebih sulit ditembus oleh gigitan hama dan spora jamur maupun virus.
- Menunjang pertumbuhan bulu-bulu akar.
- Mengoptimalkan penyerapan nitrogen.
- Mengokohkan tanaman, tidak mudah rontok, dan lebih sulit ditembus oleh gigitan hama dan spora jamur maupun virus.
- Meningkatkan kualitas biji, buah, dan umbi.
- Mencegah busuk pantat buah (blossom end rot) dan rebah semai.
- Meningkatkan ketahanan tanaman dari hama dan penyakit.
- Meningkatkan bobot dan kualitas biji, buah, dan umbi.
- Bahan baku penyusun zat hijau daun (klorofil).
- Menunjang penyerapan dan transportasi fosfor dalam tubuh tanaman.
- Aktivator beberapa enzim
- Sebagai komponen enzim Organic pyrophosphatse dan Carboxy peptisida.
- Meningkatnya kadar klorofil, proses fotosintesa lebih optimal.
- Pemanfaatan hara fosfor lebih maksimal.
- Menunjang pembentukan biji-bijian, minyak dan buah..
- Tidak ada gejala spesifik karena kelebihan magnesium.
- Gejala plasmolisis bisa terjadi jika Mg diberikan dalam bentuk garam kristal melebihi dosis.
- Pada kejadian tertentu menyebabkan hambatan terhadap penyerapan kation lain seperti K dan Ca namun kurang signifikan.
Belerang termasuk dalam unsur hara makro terbatas sekunder. Fungsi unsur belerang bagi tanaman:
- Sebagai salah satu komponen penyusun protein (sistin, methionin, thiamin) dan vitamin-vitamin.
- Sebagai komponen pembentuk lemak dan minyak.
- Menunjang pembentukan zat gula atau karbohidrat.
- Merangsang pembentukan anakan pada tanaman padi dan bawang merah.
- Memperbaiki aroma, mengurangi penyusutan selama penyimpanan, memperbesar umbi bawang merah dan bawang putih.
- Melenturkan batang, cabang, dan tulang daun yang terlalu kaku agar tidak mudah pecah / patah.
- Meningkatkan fleksibilitas ujung akar dan tunas-tunas dalam pertumbuhannya.
Terlalu berlebihan unsur S menyebabkan terikatnya Ca sehingga menjadi unsur yang lambat tersedia. Pemberian berlebihan pada tanah akan menyebabkan kemasaman tanah.
Pupuk yang mengandung garam sulfat (ZA, ZK) tidak bisa dicampurkan dengan pupuk yang mengandung kalsium karena akan menimbulkan reaksi pembentukan tak larut dan ketersediaanya menjadi sangat lambat.
Unsur unsur hara mikro yang dibutuhkan tanaman adalah seperti berikut ini:
Unsur-unsur hara mikro bukanlah merupakan unsur-unsur pembangun tubuh tanaman, namun peranannya penting dalam proses metabolisme tanaman.
1. Besi/Ferrum (Fe)
Fungsi fisiologis unsur Fe bagi tanaman adalah:
- Penunjang proses assimilasi dan sebagai katalisator pembentukan klorofil.
- Aktivator enzim katalase, peroksidase, prinodic hidrogenase, dan sitokrom oksidase.
- Sebagai pembawa elektron pada proses fotosintetis dan respirasi.
- Meningkatkan bobot kering hasil panen.
- Meningkatkan hijau daun, warna daun tampak lebih awet hijau.
- Meningkatkan daya simpan hasil panen.
Sumber unsur Fe diperoleh dari Ferro sulfat (FeSO4), Fe-EDTA, Fe-DTPA, dan beberapa produk pupuk daun, MICRONSEL. Unsur Fe tidak mudah bergerak di tanah maupun dalam jaringan tanaman, Fe bersifat bertentangan dengan unsur mikro lain. Oleh karenanya unsur Fe sebaiknya diberikan dalam bentuk "terbungkus" dengan senyawa organik yang disebut kelat (chelate) seperti EDTA (Ethylene Diamine Tetra-acetic Acid). Dengan demikian sifat antagonis Fe pada pH tinggi akan berkurang jauh.
Kelebihan unsur Fe pada tanaman akan menyebabkan:
- Daun berwarna oranye atau perunggu (bronzing), kadang diawali bercak-bercak cokelat terutapa terlihat jelas pada padi-padian.
- Pembungaan terhambat, tanaman menjadi kerdil.
- Terjadinya hambatan penyerapan unsur hara lain.
- Pembentuk enzim ascorbik-oksidase, sitokrom-oksidase, butirat-fenolase, lactase, invertase dan katalase.
- Membentuk protein yang berperan dalam proses oksidasi dan reduksi.
- Menunjang transpor elektron dalam fotosintesis.
- Pembentukan klorofil dan lignin (jaringan kayu).
- Menunjang pertumbuhan vegetatif dan generatif.
- Menunjang pembentukan jaringan kayu (lignin).
- Meningkatkan kadar ascorbic acid pada tanaman yang menghasilkan vitamin C seperti jeruk.
Sama halnya dengan unsur Fe, bahwa unsur Cu tidak mudah bergerak di tanah maupun dalam jaringan tanaman, sehingga bila terjadi defisiensi sebaiknya dikoreksi dengan aplikasi pupuk yang mengandung Cu-EDTA melalui daun agar langsung menuju sasaran dan menghasilkan efek yang lebih cepat.
- Terjadinya hambatan penyerapan Fe.
- Akar pendek, kaku, tebal dan berwarna gelap.
- Daun bercak-bercak dan mengering.
- Berperan dalam pembentukan hormon tumbuh IAA (auksin) alami.
- Mengaktifkan enzim-enzim pembentuk protein dan karbohidrat.
- Berperan dalam konversi karbohidrat menjadi gula sederhana.
- Pemanjangan batang dan percabangan.
- Menjaga kestabilan pertumbuhan tanaman di tengah perubahan suhu lingkungan.
- Mempertahankan pembentukan klorofil pada daun-daun tua.
- Bentuk daun mengecil dan kaku
- Klorosis dan nekrosis
- Toksisitas Zn jarang terjadi karena unsur ini kalah bersaing terserapnya oleh unsur P, Fe, Mn dan Cu.
- Mengaktifkan fungsi berbagai enzim.
- Sebagai unsur pembentuk protein dan vitamin terutama vitamin C.
- Pembentukan protein dan vitamin terutama vitamin C
- Mengaktifkan enzim feroksidase dan macam-macam enzim lainnya.
- Berperan sebagai komponen penting untuk lancarnya proses asimilasi.
- Mempertahankan zat hijau daun terutama pada daun-daun tua.
- Meningkatkan kadar vitamin C pada tanaman yang berasa asam.
- Mempertahankan pembentukan klorofil pada daun-daun tua.
- Tanaman tumbuh kerdil.
- Percabangan terbatas.
- Pembentukan akar terhambat.
- Akar menebal dan berwarna gelap.
Fungsi unsur B bagi tanaman:
- Berperan dalam pengangkutan zat gula dalam tubuh tanaman.
- Menunjang metabolisme K dan Ca
- Berperan dalam sintesis asam nukleat
- Berperan dalam pembentukan sel-sel tunas, tepung sari, bunga dan akar.
- Berperan dalam pembentukan lignin, selulosa, hemiselulosa, dan pektin.
- Meningkatkan bobot dan kualitas panen, serta kadar gula.
- Menunjang perkembangan tunas-tunas apikal atau titik-titik pertumbuhan.
- Menunjang proses pembentukan putik sari dan penyerbukan bunga.
- Stabilitas dinding sel tanaman sehingga kokoh dan tidak mudah rebah.
- Penuaan dini hingga kematian sel-sel yang didahului dengan klorosis mulai dari daun muda.
- Hasil panen berasa agak pahit.
- Kadang terjadi keluarnya getah pada tanaman yang keracunan boron.
- Menunjang pengikatan unsur N dari udara oleh bakteri bintil akar terutama pada tanaman legum.
- Sebagai katalisator yang mereduksi unsur N sehingga mudah diserap tanaman.
- Dibutuhkan oleh tanaman-tanaman yang berbintil akar / legum dan tanaman sayuran.
- Perkembangan bakteri rhizobium sebagai penambat N lebih optimal sehinggan menghemat pupuk N anorganik.
- Warna daun memucat kemudian menguning diikuti kematian sel-sel dari sel-sel muda.
- Mengatur tekanan osmosis dalam tubuh tanaman, dan pembukaan penutupan stomata.
- Bahan pembentuk asam 4-kloroindolasetat yang merupakan hormon auksin alami.
- Memacu pemecahan molekul air (H2O) dalam proses fotosintesis.
- Menjaga kadar air dalam tubuh tanaman.
- Meningkatkan pembentukan klorofil.
- Jika Cl bersenyawa dengan kation membentuk kristal garam maka akan menjadi higroskopis. Pada cuaca kering menyebabkan plasmolisis pada tanaman.
- Terlalu tingginya kadar air sel-sel tanaman sehingga mudah bocor.
- Hasil panen mudah menyusut.
- Penyerapan larutan pupuk berkurang.
- Merupakan salah satu komponen dinding sel tanaman monokotil / gramineae (padi-padian).
- Memperkuat dinding sel tanaman sehingga lebih kokoh dan tidak mudak terserang patogen.
- Membentuk lapisan film pada permukaan tanaman untuk menghambat sinar UV berlebihan.
- Pemberian pupuk silika larut air yang melebihi dosis menyebabkan tanaman terlalu kaku dan kadang terjadi plasmolisis jika cuaca terlalu terik.




Comments
Post a Comment