STRUKTUR BENIH BIJI TANAMAN ANGGUR
STRUKTUR BENIH BIJI TANAMAN ANGGUR
Benih adalah tanaman atau bagiannya yang digunakan untuk memperbanyak atau mengembangkan tanaman. Benih siap dipanen apabila telah masak fisiologis (Rahmitasari,2011). Secara fisiologis benih adalah biji tanaman yang dipelihara dan ditujukan untuk penanaman. Sedangkan secara agronomi benih adalah sarana produksi untuk mencapai produsi maksimum, harus memiliki viabilitas (kecambah) dan vigor (dahan) yang tinggi.
Menurut Woelaningsih (2001) tumbuhan tersusun dari berbagai organ seperti akar, batang, daun dan organ reproduksi. Organ-organ tersebut juga tersusun dari berbagai jaringan, seperti jaringan meristem, parenkim, sklerenkim, kolenkim, epidermis dan jaringan pengangkut. Spermatophyta biji merupakan alat perkembangbiakan yang paling utama, karena biji akan menjadi bakal calon tumbuhan baru. Biji berkembang dari bakal biji dengan dihasilkannya biji tumbuhan dapat mempertahankan jenisnya. Benih adalah suatu organisme yang teratur, rapi dan mempunyai persediaan bahan makanan yang cukup untuk melindungi serta memperpanjang kehidupannya. Benih mengandung embrio yang berfungsi sebagai alat perkembangbiakan bagi tumbuhan.
Biji merupakan bagian yang berasal dari bakal biji dan di dalamnya mengandung calon individu baru, yaitu lembaga. Biji (bahasa latin: semen) adalah bakal biji (ovulum) dari tumbuhan berbunga yang telah masak. Di dalam bakal biji terdapat embrio yang merupakan calon individu. Setiap embrio di dalam bakal biji terdiri atas akar,lembaga, daun lembaga, dan batang lembaga (Pantilu,2012). Akar lembaga (radikula), merupakan calon akar. Daun lembaga (kotiledon), merupakan daun pertama pada tumbuhan.
Biji berfungsi sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis sebelum duan sebenarnya terbentuk, berfungsi untuk menimbun makanan. Batang lembaga dibedakan menjadi ruas batang di atas daun lembaga dan ruas batang di bawah daun lembaga. Duan lembaga dan batang lembaga sering juga disebut plumula (puncak lembaga).
Tumbuhan merupakan organisme hidup yang memiliki ciri-ciri dapat tumbuh dan berkembangbiak untuk dapat menenruskan kehidupannya. Tumbuhan berbiji disebut juga dengan spermatophyta, yang dapat dibedakan menjadi tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae) dan tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae). Angiospermae sendiri dibedakan menjadi tumbuhan berkeping satu (monokotil) dan tumbuhan berkeping dua (dikotil).
Tanaman dikotil adalah tanaman yang berkeping dua, apabila pada suatu tumbuhan bijinya dibelah pada biji itu akan terdapat dua keping. Namun ada kalanya antara keping yang satu dengan yang lainnya tidak sama besar. Tumbuhan dikotil memiliki sepasang daun yang dinamakan kotiledon. Tumbuhan biji berkeping dua memiliki jenis akar yang berbeda dengan tumbuhan biji berkeping satu (monokotil). Tumbuhan biji berkeping dua memiliki tipe perakaran akar tunggang.
Ciri-ciri tumbuhan dikotil:
Berkambium dan memiliki akar tunggang
Biji dibelah menjadi dua keping/bagian
Memiliki daun tunggal dan majemuk
Tulang daun berbentuk menyirip dan menjari
Memiliki kambium
Pada tumbuhan dikotil terdapat kambim yang merupakan titik tumbuh sekunder ke arah dalam xylem dan ke arah luar membentuk floem. Untuk batang dikotil memiliki ikatan pembuluh angkut dan anatomi batang muda berbeda yaitu ditemukannya empelur pada batang muda dan sebaliknya pada batang tua tidak ditemukan adanya empelur (Atinirmala,2011). Tumbuhan dikotil dikelompokan menjadi beberapa suku, yaitu:
Jarak-jarakan (Euphorbiaceae) contohnya seperti: singkong, karet, dan puring
Polong-polongan (Leguminoceae) contohnya seperti: petai, flamboyan, kacang
Terung-terungan (Solanaceae) contohnya seperti: kentang, terung, tomat, cabai
Jambu-jambuan (Myrtaceae) contohnya seperti: jambu biji, jambu air, cengkih
Komposite (Compositae) contohnya seperti: bunga matahari, bunga dahlia, bunga krisan.
Batang tumbuhan dikotil tersusun secara melingkardan berkambium. Tumbuhan dikotil tidak mempunyai epidermis dan meristem interkalar. Epidermis terdiri dari lapisan sel dan merupakan bagian terluar batang. Anatomi batang tumbuhan dikotil terdiri atas kulit kayu, kayu dan empulur. Pembuluh angkut teratur dalam susunan lingkaran atau berseling, jari-jari empulur berupa derekan parenkim diantara berkas pengangkut (Mulyani,2016).
Sedangkan Tumbuhan monokotil merupakan tumbuhan yang berbiji satu atau berkeping satu. Tumbuhan biji berkeping satu memiliki jenis akar, akar serabut.
Ciri-ciri tumbuhan monokotil:
Memiliki biji tunggal atau berkeping satu
Memiliki daun halus dan bertulang sejajar
Memiliki batang tidak bercabang dan beruas-ruas
Ujung batang dilindungi oleh koleoptil
Tidak mempunyai kambium pada batang maupun akarnya
Tumbuhan monokotil dikelompokkan menjadi beberapa suku, yaitu:
Suku Pinang-pinangan (palmae) contohnya seperti: kelapa, rotan, aren dan salak
Suku Rumput-rumputan (graminae) contohnya seperti: padi, jagung, bambu, rumput, tebu dan gandum
Suku Jahe-jahean (zingiberaceae) contohnya seperti: kunyit, jahe, dna lengkuas
Suku pisang-pisangan (musaseae) contohnya seperti: pisang ambon, pisang kipas dna pisang hias
Suku anggrek-angrekan (orcidaceae) contohnya seperti: anggrek bulan, anggrek macan, anggrek hutan
Tumbuhan monokotil tidak mempunyai kambium veskuler, pembuluh angkutnya tersebar, memiliki epidermis yang tebal. Tumbuhan monokotil tidak memiliki kambium hal ini menyebabkan batang monokotil tidak mengalami pembesaran diameter batang seperti tanaman dikotil.
Perbedaan yang mencolok antara tumbuhan dikotil dan monokotil yaitu pada berkas pembuluh dikotil, berkas pembuluh dikotil terlihat lebih teratur (Aryuliana, 2011). Perbedaan didasarkan pada jumlah keping biji diantara keduanya. Perbedaan monokotil dan dikotil juga dapat dilihat pada struktur organ-organ tumbuhan tersebut:
Akar
Akar merupakan organ yang berperan dalam menambatkan tumbuhan di dalam tanah, menyerap air dan mineral. Pada tumbuhan dikotil memiliki sistem perakaran tunggang (taproot) yang terdiri atas akar primer dan tumbuh besar vertikal menghasilkan akar-akar lateral. Sedangkan pada tumbuhan monokotil memiliki akar serabut, akar serabut merupakan akar sampingan yang keluar dari pangkal batang.
Batang
Struktur tumbuhan dikotil ialah berkayu dan memiliki banyak percabangan. Pada batang tumbuhan monokotil memiliki struktur batang tidak bercabang namun beruas-ruas.
Daun
Pada tumbuhan dikotil memiliki daun menyirip atau menjari sedangkan pada daun monokotil struktur pertulangan daunna sejajar, seperti pita.
Bunga
Bunga tersusun atas alat kelamin dan perhiasan. Jumlah kelipatan bunga pada tanaman dikotil berjumlah kelipatan empat atau lima, sedangkan bunga tanaman monokotil umumnya dalam kelipatan tiga.
Adapun kesimpulannya yaitu tanaman dikotil adalah tanaman yang berkeping dua, apabila pada suatu tumbuhan bijinya dibelah pada biji itu akan terdapat dua keping. Sedangkan tanaman monokotil merupakan tumbuhan yang berbiji satu atau berkeping satu. Tumbuhan biji berkeping satu. Biji merupakan bagian yang berasal dari bakal biji dan di dalamnya mengandung calon individu baru, yaitu lembaga. Sedangkan buah adalah pertumbuhan sempurna dari bakal buah (ovarium). Setiap bakal buah berisi satu atau lebih bakal biji (ovulum), yang masing-masing mengandung satu sel telur.
Buah digolongkan menjadi dua buah semu dan buah sejati, buah semu adalah buah tunggal buah yang terjadi dari satu bunga dengan satu bakal buah. Pada buah ini selain bakal buah ada bagian lain bunga yang ikut membentuk buah. Sedangkan buah sejati adalah buah yang terbentuk dari bakal buah saja dan karena buah ini biasanya tidak diselubungi oleh bagian lain.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), buah merupakan bagian tumbuhan yang berasal dari bunga atau putih dan biasanya berbiji. Namun secara botani, buah merupakan bagian dari tanaman yang strukturnya mengelilingi biji dimana struktur tersebut berasal dari indung telur atau sebagai bagian dari bunga itu sendiri (Dewi, 2014).
Menurut (RIO GILANG PAMUJI, 2017) Buah adalah produk yang tumbuh dari tanaman yang berbunga. Fungsi buah adalah sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan dan sebagai tempat biji. Buah (fruktus) adalah organ pada tumbuhan yang merupakan perkembangan dari bakal buah (ovarium). Buah biasanya membungkus dan melindungi biji. Beraneka rupa dan bentuk buah tidak terlepas dari keterkaitannya dengan fungsi utama buah, yakni sebagai pemencar biji. Pengertian buah dalam holtikultura atau pangan lebih luas. Karena itu, buah yang sesuai menurut pengertian botani biasa disebut buah sejati. Dan ilmu yang mempelajari segala tentang buah disebut pomologi.
Buah memiliki kandungan gizi, vitamin, mineral, dan serat yang perlu untuk dikonsumsi setiap hari. Keanekaragaman warna pada buah bukanlah sekedar pembeda jenis antar buah yang satu dengan yang lainnya. Warna buah merupakan sumber informasi dari kandungan nutrisinya. Kandungan dan jenis phytonutrient dalam buah diidikasikan oleh warna buah. Masing-masing mempunyai manfaat tersendiri untuk tubuh sesuai dengan warnanya. Phytonutrient penting untuk kesehatan, perlu diperhatikan porsi makan buah dan variasi warna buah yang dimakan guna memaksimalkan manfaat bagi kesehatan (Komarayanti, 2017).
Berdasarkan derajat kekerasan perikarpin (dinding buah) buah dibedakan dalam 2 tipe, yaitu buah kering dan buah berdaging. Pada buah yang berdaging perikarpium, yang berasal dari dinding ovarium berdifrensiasi menjadi epikarpium, mesokarpium, dan endokarpium. Endokarpium biasanya keras dan mengandung sel batu. Pada buah kering perikarpium seing mempunyai jaringan sklerenkimatis. Penggolongan buah yang lain didasarkan pada tingkat kemampuan buah untuk membuka (merekah) atau tidak waktu masak (PANDE KETUT SUTARA, 2020).
Adapun struktur buah yaitu apabila buah berkemban menjadi buah, dinding ovarium menjadi perikarpium. Pada bunga dinding ovarium terdiri dari sel-sel parenki. Jaringan pembuluh dan lapisan epidermis dalam dan luar. Selama pemaksakan, perikarpium bertambah jumlah selnya. Jaringan dasar secara relative tetap homogeny dan parenkim terdifrensiasi menjadi 3 bagian yang secara morfologi berbeda yaitu eksokarpium, mesokarpium dan edokarpium. Masing-masing merupakan lapisan terluar bagian tengah dan lapisan terdalam. Kadang-kadang eksokarpium dan edokarpium merupakan luar dan dalam dinding ovarium-ovarium.
Dinding ovarium menyelubungi ovarium dimana biji dihasilkan. Jaringan pembuluh bervariasi untuk setiap jenis buah dan terdapat perikarpium. Struktur perikarpium menunjukkan variasi yang luas untuk setiap jenis atau setip buah. Ada 2 tipe prtikaripium yaitu parenkimmatis pada buah berdaging dan sklerenkimatis pada buah kering (PANDE KETUT SUTARA, 2020).
Bakal biji berkembang dari plasenta. Pada bakal biji terjadi pembentukan megaspore dan perkembangan kandungan lembaga. Suatu bakal biji terdifrensiasi menjadi: (1) Nuselus, yakni (jaringan yang menyelubungi) badan sentra, dengan integument jumlahnya satu atau dua menyelubungi nuselus. (2) Funiklus, tangkai yang mendukung bakal biji, dimana bakal biji melekat pada plasenta. Ukuran nuselus, jumlah integument dan bentuk ovuls penting untuk membedakan ciri khas suatu bentuk ovulum pada kelompok tumbuhan berbunga. Tipe ovulum ada bermacammacam yaitu anatropus, komplitropus, hemianatropus dan anfitropus (PANDE KETUT SUTARA, 2020).
Bakal biji mempunyai sistem pembuluh dab berhubungan dengan plasenta. Jika ovulum mempunyai 2 integumen jaringan pembuluh darah dijumpai baik pada integument luat maupun integument dalam, atau hanya integument luar saja. Jarang sekali jaringan pembuluh terdapat pda nuselus. Jaringan pembuluh terutama tampak dan berfungsi penuh dengan pemaksaan biji. Disribusi kutikula pada bakal biji diamankan juga membran atau selaput suberin, selaput lemak atau selaput semipermiabel (PANDE KETUT SUTARA, 2020).
Comments
Post a Comment