STRUKTUR BENIH BIJI TANAMAN ANGGUR

 STRUKTUR BENIH BIJI TANAMAN ANGGUR


Benih adalah tanaman atau bagiannya yang digunakan untuk memperbanyak atau mengembangkan tanaman. Benih siap dipanen apabila telah masak fisiologis (Rahmitasari,2011). Secara fisiologis benih adalah biji tanaman yang dipelihara dan ditujukan untuk penanaman. Sedangkan secara agronomi benih adalah sarana produksi untuk mencapai produsi maksimum, harus memiliki viabilitas (kecambah) dan vigor (dahan) yang tinggi. 

Menurut Woelaningsih (2001) tumbuhan  tersusun  dari  berbagai organ   seperti   akar,   batang,   daun   dan organ   reproduksi.   Organ-organ   tersebut juga   tersusun   dari   berbagai   jaringan, seperti    jaringan    meristem,    parenkim, sklerenkim,    kolenkim,    epidermis    dan jaringan  pengangkut. Spermatophyta biji merupakan alat perkembangbiakan yang paling utama, karena biji akan menjadi bakal calon tumbuhan baru. Biji berkembang dari bakal biji dengan dihasilkannya biji tumbuhan dapat mempertahankan jenisnya. Benih adalah suatu organisme yang teratur, rapi dan mempunyai persediaan bahan makanan yang cukup untuk melindungi serta memperpanjang kehidupannya. Benih mengandung embrio yang berfungsi sebagai alat perkembangbiakan bagi tumbuhan.

Biji merupakan bagian yang berasal dari bakal biji dan di dalamnya mengandung calon individu baru, yaitu lembaga. Biji (bahasa latin: semen) adalah bakal biji (ovulum) dari tumbuhan berbunga yang telah masak. Di dalam bakal biji terdapat embrio yang merupakan calon individu. Setiap embrio di dalam bakal biji terdiri atas akar,lembaga, daun lembaga, dan batang lembaga (Pantilu,2012). Akar lembaga (radikula), merupakan calon akar. Daun lembaga (kotiledon), merupakan daun pertama pada tumbuhan. 

Biji berfungsi sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis sebelum duan sebenarnya terbentuk, berfungsi untuk menimbun makanan. Batang lembaga dibedakan menjadi ruas batang di atas daun lembaga dan ruas batang di bawah daun lembaga. Duan lembaga dan batang lembaga sering juga disebut plumula (puncak lembaga).

Tumbuhan merupakan organisme hidup yang memiliki ciri-ciri dapat tumbuh dan berkembangbiak untuk dapat menenruskan kehidupannya. Tumbuhan berbiji disebut juga dengan spermatophyta, yang dapat dibedakan menjadi tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae) dan tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae). Angiospermae sendiri dibedakan menjadi tumbuhan berkeping satu (monokotil) dan tumbuhan berkeping dua (dikotil). 

Tanaman dikotil adalah tanaman yang berkeping dua, apabila pada suatu tumbuhan bijinya dibelah pada biji itu akan terdapat dua keping. Namun ada kalanya antara keping yang satu dengan yang lainnya tidak sama besar. Tumbuhan dikotil memiliki sepasang daun yang dinamakan kotiledon. Tumbuhan biji berkeping dua memiliki jenis akar yang berbeda dengan tumbuhan biji berkeping satu (monokotil). Tumbuhan biji berkeping dua memiliki tipe perakaran akar tunggang. 

Ciri-ciri tumbuhan dikotil:

Berkambium dan memiliki akar tunggang

Biji dibelah menjadi dua keping/bagian

Memiliki daun tunggal dan majemuk

Tulang daun berbentuk menyirip dan menjari

Memiliki kambium

Pada tumbuhan dikotil terdapat kambim yang merupakan titik tumbuh sekunder ke arah dalam xylem dan ke arah luar membentuk floem. Untuk batang dikotil memiliki ikatan pembuluh angkut dan anatomi batang muda berbeda yaitu ditemukannya empelur pada batang muda dan sebaliknya pada batang tua tidak ditemukan adanya empelur (Atinirmala,2011). Tumbuhan dikotil dikelompokan menjadi beberapa suku, yaitu:

Jarak-jarakan (Euphorbiaceae) contohnya seperti: singkong, karet, dan puring

Polong-polongan (Leguminoceae) contohnya seperti: petai, flamboyan, kacang

Terung-terungan (Solanaceae) contohnya seperti: kentang, terung, tomat, cabai

Jambu-jambuan (Myrtaceae) contohnya seperti: jambu biji, jambu air, cengkih

Komposite (Compositae) contohnya seperti: bunga matahari, bunga dahlia, bunga krisan.

Batang tumbuhan dikotil tersusun secara melingkardan berkambium. Tumbuhan dikotil tidak mempunyai epidermis dan meristem interkalar. Epidermis terdiri dari lapisan sel dan merupakan bagian terluar batang. Anatomi batang tumbuhan dikotil terdiri atas kulit kayu, kayu dan empulur. Pembuluh angkut teratur dalam susunan lingkaran atau berseling, jari-jari empulur berupa derekan parenkim diantara berkas pengangkut (Mulyani,2016).

Sedangkan Tumbuhan monokotil merupakan tumbuhan yang berbiji satu atau berkeping satu. Tumbuhan biji berkeping satu memiliki jenis akar, akar serabut. 

Ciri-ciri tumbuhan monokotil:

Memiliki biji tunggal atau berkeping satu 

Memiliki daun halus dan bertulang sejajar

Memiliki batang tidak bercabang dan beruas-ruas

Ujung batang dilindungi oleh koleoptil

Tidak mempunyai kambium pada batang maupun akarnya

Tumbuhan monokotil dikelompokkan menjadi beberapa suku, yaitu:

Suku Pinang-pinangan (palmae) contohnya seperti: kelapa, rotan, aren dan salak

Suku Rumput-rumputan (graminae) contohnya seperti: padi, jagung, bambu, rumput, tebu dan gandum

Suku Jahe-jahean (zingiberaceae) contohnya seperti: kunyit, jahe, dna lengkuas

Suku pisang-pisangan (musaseae) contohnya seperti: pisang ambon, pisang kipas dna pisang hias

Suku anggrek-angrekan (orcidaceae) contohnya seperti: anggrek bulan, anggrek macan, anggrek hutan

Tumbuhan monokotil tidak mempunyai kambium veskuler, pembuluh angkutnya tersebar, memiliki epidermis yang tebal. Tumbuhan monokotil tidak memiliki kambium hal ini menyebabkan batang monokotil tidak mengalami pembesaran diameter batang seperti tanaman dikotil.

Perbedaan yang mencolok antara tumbuhan dikotil dan monokotil yaitu pada berkas pembuluh dikotil, berkas pembuluh dikotil terlihat lebih teratur (Aryuliana, 2011). Perbedaan didasarkan pada jumlah keping biji diantara keduanya. Perbedaan monokotil dan dikotil juga dapat dilihat pada struktur organ-organ tumbuhan tersebut:

Akar

Akar merupakan organ yang berperan dalam menambatkan tumbuhan di dalam tanah, menyerap air dan mineral. Pada tumbuhan dikotil memiliki sistem perakaran tunggang (taproot) yang terdiri atas akar primer dan tumbuh besar vertikal menghasilkan akar-akar lateral. Sedangkan pada tumbuhan monokotil memiliki akar serabut, akar serabut merupakan akar sampingan yang keluar dari pangkal batang.

Batang

Struktur tumbuhan dikotil ialah berkayu dan memiliki banyak percabangan. Pada batang tumbuhan monokotil memiliki struktur batang tidak bercabang namun beruas-ruas.

Daun

Pada tumbuhan dikotil memiliki daun menyirip atau menjari sedangkan pada daun monokotil struktur pertulangan daunna sejajar, seperti pita.

Bunga

Bunga tersusun atas alat kelamin dan perhiasan. Jumlah kelipatan bunga pada tanaman dikotil berjumlah kelipatan empat atau lima, sedangkan bunga tanaman monokotil umumnya dalam kelipatan tiga.

Adapun kesimpulannya yaitu tanaman dikotil adalah tanaman yang berkeping dua, apabila pada suatu tumbuhan bijinya dibelah pada biji itu akan terdapat dua keping. Sedangkan tanaman monokotil merupakan tumbuhan yang berbiji satu atau berkeping satu. Tumbuhan biji berkeping satu. Biji merupakan bagian yang berasal dari bakal biji dan di dalamnya mengandung calon individu baru, yaitu lembaga. Sedangkan buah adalah pertumbuhan sempurna dari bakal buah (ovarium). Setiap bakal buah berisi satu atau lebih bakal biji (ovulum), yang masing-masing mengandung satu sel telur.

Buah digolongkan menjadi dua buah semu dan buah sejati, buah semu adalah buah tunggal buah yang terjadi dari satu bunga dengan satu bakal buah. Pada buah ini selain bakal buah ada bagian lain bunga yang ikut membentuk buah. Sedangkan buah sejati adalah buah yang terbentuk dari bakal buah saja dan karena buah ini biasanya tidak diselubungi oleh bagian lain.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), buah merupakan bagian tumbuhan yang berasal dari bunga atau putih dan biasanya berbiji. Namun secara botani, buah merupakan bagian dari tanaman yang strukturnya mengelilingi biji dimana struktur tersebut berasal dari indung telur atau sebagai bagian dari bunga itu sendiri (Dewi, 2014). 

Menurut (RIO GILANG PAMUJI, 2017) Buah adalah produk yang tumbuh dari tanaman yang berbunga. Fungsi buah adalah sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan dan sebagai tempat biji. Buah (fruktus) adalah organ pada tumbuhan yang merupakan perkembangan dari bakal buah (ovarium). Buah biasanya membungkus dan melindungi biji. Beraneka rupa dan bentuk buah tidak terlepas dari keterkaitannya dengan fungsi utama buah, yakni sebagai pemencar biji. Pengertian buah dalam holtikultura atau pangan lebih luas. Karena itu, buah yang sesuai menurut pengertian botani biasa disebut buah sejati. Dan ilmu yang mempelajari segala tentang buah disebut pomologi. 

Buah memiliki kandungan gizi, vitamin, mineral, dan serat yang perlu untuk dikonsumsi setiap hari. Keanekaragaman warna pada buah bukanlah sekedar pembeda jenis antar buah yang satu dengan yang lainnya. Warna buah merupakan sumber informasi dari kandungan nutrisinya. Kandungan dan jenis phytonutrient dalam buah diidikasikan oleh warna buah. Masing-masing mempunyai manfaat tersendiri untuk tubuh sesuai dengan warnanya. Phytonutrient penting untuk kesehatan, perlu diperhatikan porsi makan buah dan variasi warna buah yang dimakan guna memaksimalkan manfaat bagi kesehatan (Komarayanti, 2017). 

Berdasarkan derajat kekerasan perikarpin (dinding buah) buah dibedakan dalam 2 tipe, yaitu buah kering dan buah berdaging. Pada buah yang berdaging perikarpium, yang berasal dari dinding ovarium berdifrensiasi menjadi epikarpium, mesokarpium, dan endokarpium. Endokarpium biasanya keras dan mengandung sel batu. Pada buah kering perikarpium seing mempunyai jaringan sklerenkimatis. Penggolongan buah yang lain didasarkan pada tingkat kemampuan buah untuk membuka (merekah) atau tidak waktu masak (PANDE KETUT SUTARA, 2020). 

Adapun struktur buah yaitu apabila buah berkemban menjadi buah, dinding ovarium menjadi perikarpium. Pada bunga dinding ovarium terdiri dari sel-sel parenki. Jaringan pembuluh dan lapisan epidermis dalam dan luar. Selama pemaksakan, perikarpium bertambah jumlah selnya. Jaringan dasar secara relative tetap homogeny dan parenkim terdifrensiasi menjadi 3 bagian yang secara morfologi berbeda yaitu eksokarpium, mesokarpium dan edokarpium. Masing-masing merupakan lapisan terluar bagian tengah dan lapisan terdalam. Kadang-kadang eksokarpium dan edokarpium merupakan luar dan dalam dinding ovarium-ovarium. 

Dinding ovarium menyelubungi ovarium dimana biji dihasilkan. Jaringan pembuluh bervariasi untuk setiap jenis buah dan terdapat perikarpium. Struktur perikarpium menunjukkan variasi yang luas untuk setiap jenis atau setip buah. Ada 2 tipe prtikaripium yaitu parenkimmatis pada buah berdaging dan sklerenkimatis pada buah kering (PANDE KETUT SUTARA, 2020). 

Bakal biji berkembang dari plasenta. Pada bakal biji terjadi pembentukan megaspore dan perkembangan kandungan lembaga. Suatu bakal biji terdifrensiasi menjadi: (1) Nuselus, yakni (jaringan yang menyelubungi) badan sentra, dengan integument jumlahnya satu atau dua menyelubungi nuselus. (2) Funiklus, tangkai yang mendukung bakal biji, dimana bakal biji melekat pada plasenta. Ukuran nuselus, jumlah integument dan bentuk ovuls penting untuk membedakan ciri khas suatu bentuk ovulum pada kelompok tumbuhan berbunga. Tipe ovulum ada bermacammacam yaitu anatropus, komplitropus, hemianatropus dan anfitropus (PANDE KETUT SUTARA, 2020). 

Bakal biji mempunyai sistem pembuluh dab berhubungan dengan plasenta. Jika ovulum mempunyai 2 integumen jaringan pembuluh darah dijumpai baik pada integument luat maupun integument dalam, atau hanya integument luar saja. Jarang sekali jaringan pembuluh terdapat pda nuselus. Jaringan pembuluh terutama tampak dan berfungsi penuh dengan pemaksaan biji. Disribusi kutikula pada bakal biji diamankan juga membran atau selaput suberin, selaput lemak atau selaput semipermiabel (PANDE KETUT SUTARA, 2020). 

Pada jenis tertentu integument mengalami perubahan, histologi terutaman pada  bagian epidermis dalam yang berdekatan degan nuselus. Epidermis dalam berubah menjadi lapisan nutritif atau dinamakan tapetum integument. Nuselus pada beberapa pokok kelompok tumbuhn menjadi jaringan yang berfungsi penimbun disebut perispera (PANDE KETUT SUTARA, 2020). 


Tabel Pengamatan Biji 

Nama : Biji anggur (Vitis vinifera)

Gambar : 

Keterangan :
Terdapat kulit biji, jaringan buah, endoperm, dan radikula
dengan sayatan secara membujur 



Untuk mengidentifikasi dan menganalisis karakteristik struktur anatomi dan morfologi serta perkembangan dari organ buah kering, polongan, dan buah berdaging dan Untuk mengidentifikasi dan menganalisis karakteristik struktur anatomi biji yang terdiri dari kulit biji dan endosperm. Dengan alat yang digunakan adalah Mikroskop, Makroskop, Object glass, Cover glass, Silet atau cutter, Tissue, Cawan petri, Pipet tetes dan Aquades. Lalu bahan yang digunakan adalah Buah dan biji anggur (Vitis vinifera),

Berdasarkan hasil pengamatan secara morfologi buah pada buah anggur (Vitis 
vinifera) dengan sayatan membujur. Terlihat adanya komponen susunan morfologi pada buah, yang dimana terdapat endoperm, exsocarp, dan mexocarp. Menurut (Desiwanti, 2008) bahwa susunan morfologi pada buah anggur (Vitis vinifera) terdapat adanya endoperm, exsocarp, dan mexocarp. Teori tersebut selaras dengan penemuan pada buah anggur (Vitis vinifera) dengan sayatan membujur. 

Menurut (Firdausy, 2018) Epicarp merupakan lapisan luar yang disebut dengan kulit buah. Mesocarp merupakan lapisan tengah. Dan Endocarp merupakan lapisan paling dalam. 
Menurut (Aboshora et al., 2017) Eksocarp merupakan lapisan kulit dinding buah yang paling luar. Eksocarp mempunyai permukaan yang licin, tipis, dan kuat namun strukturnya kaku serta memiliki pigmen yang dapat menentukakan warna dan corak kulit buah. Mesocarp merupakan kulit tengah dari daging buah, Mesokarp memiliki karakteristik daging yang tebal dan berserabut. Endocarp merupakan bagian daging buah yang tebal, keras, dan berbatasan langsung dengan biji. 
Berdasarkan hasil pengamatan secara morfologi biji pada biji anggur (Vitis vinifera) dengan sayatan membujur. Terlihat adanya komponen susunan morfologi pada biji, yang dimana terdapat kulit biji, jaringan buah, endoperm, dan radikula. 
Menurut (Sasanthi IY, 2016) bahwa susunan anatomi pada biji anggur (Vitis vinifera) terdapat adanya kulit biji, jaringan buah, endoperm dan radikula. Teori tersebut selaras dengan penemuan pada biji anggur (Vitis vinifera) dengan sayatan membujur. 

Perbedaan struktur benih monokotil dan dikotil. Pada benih monokotil, cadangan makanan berupa endosperm, pada dikotil, cadangan makanan berupa kotiledon. 
Monokotl mempunyai hilum tapi tidak terlihat, kalau dikotil hilum nya terlihat jelas. 
Monokotil endosperm merupakan bagian terbesar, kalau dikotil endosperm merupakan bagian terkecil. Monokotil cadangan makanan baru dapat dicerna dan diserap embrio setelah biji masak, dikotil cadangan makanan sudah mulai dapat dicerna dan diserap embrio sebelum biji masak (Varincya, 2013). 
Tumbuhan dikotil mempunyai akar berupa akar tunggang, batang nya berkambium dan bercabang-cabang, daun bertulang daun sejajar atau melengkung, bertulang daun menyirip atau menjari, bunga umumnya bagian bunga berjumlah 2, 4 dan 5 atau kelipatannya, dan berkas pengangkut pada batang pembuluh kayu dan pembuluh tapis letaknya teratur. Pembuluh kayu sebelah dalam dari pembuluh tapis (Safitri et al., 2018). 
Tumbuhan monokotil, akar nya tersusun atas akar serabut, batang nya tidak berkambium, daun berbentuk pita dan panjang, daun lebar-lebar dengan bentuk beraneka ragam, bunga umumnya bagian-bagian bunga berjumlah 3 atau kelipatannya, dan berkas pengangkut pada batang pembuluh kayu dan pembuluh tapis letaknya tersebar pada batang (Safitri et al., 2018). 
Menurut (Olacaceae et al., 1999) perbedaan biji dikotil dan monokotil, dari bentuk akar, pada akar dikotil memiliki sistem akar tunggang pada akar monokotil memiliki akar serabut. Dari sumsum atau pola tulang daun, pada tumbuhan dikotil menyirip atau menjari, pada tumbuhan monokotil melengkung atau sejajar. Dari Kaliptrogen/ tudung akar, pada tumbuhan dikotil tidak terdapat ada tudung akar, kalau pada tumbuhan monokotil ada tudung akar atau kaliptra. Jumlah keping atau kotiledon pada dikotil ada dua buah keping biji dan monokotil ada satu buah keping biji saja. Kandungan akar dan batang pada dikotil ada kambium kalau monokotil tidak terdapat kambium. Jumlah kelopak bunga pada dikotil biasanya kelipatan empat atau lima, kalau monokotil umumnya adalah kelipatan tiga. Pelindung akar dan batang lembaga pada tumbuhan dikotil tidak ada atau tidak mempunyai pelindung koleorhiza maupun koleoptil, pada tumbuhan monokotil ditemukan batang lembaga atau koleoptil dan akar lembaga atau keleorhiza. Pada pertumbuhan akar dan batang, dikotil bisa tumbuh berkembang menjadi membesar, monokotil tidak bisa tumbuh berkembang menjadi membesar. Tumbuhan monokotil dikelompokkan menjadi 5 suku, yaitu: Rumput-rumputan (Graminae), Pinang-pinangan (Palmae), Pisangpisangan (Musaceae), Anggrek-anggrekan (Orchidaceae), dan Jahe-jahean (Zingiberaceae). Tumbuhan dikotil dikelompokkan menjadi 5 suku, yaitu: Jarakjarakan (Euphorbiaceae), Polong-polongan (Leguminoceae), Terung-terungan (Solanaceae), Jambu-jambuan (Myrtaceae), dan Komposite (Compositae). 
Adapun menurut Pasaribu, N. (2020) perbedaan biji monokotil dan dikotil adalah pada biji monokotil embrio terdiri dari kotiledon, Endosperm merupakan bagian yang besar. Selain itu, Cadangan makanan pada endosperm belum dicerna sebelum biji masak. Sedangkan pada dikotil, embiro terdiri atas kotiledon, plumula, epikotil, dan radikal. Endosperm merupakan bagian yang terkecil, cadangan makanan yang terdapat pada kotiledon sudah dapat dicerna dan diserap embrio sebelum biji masak. 

Biji merupakan perkembangan lanjut dari bakal biji yang telah dibuahi dan berfungsi sebagai alat perkembangbiakan. Secara agronomis biji merupakan hasil budidaya yang digunakan sebagai bahan konsumsi manusia dan juga digunakan sebagai pakan ternak. Secara biologis biji difungsikan khusus sebagai alat perbanyakan tanaman atau penyebaran jenis (Yusuf, 1990) 
Biji merupakan bagian penting bagi tumbuhan. Pada biji terdapat endosperm 
dan kotiledon yang berfungsi sebagai tempat cadangan makanan. Cadangan makanan ini bermanfaat bagi tumbuhan dalam mempertahankan hidupnya dari pengaruh lingkungan. Biji juga dapat berkembang menjadi bunga sehingga biji berfungsi sebagai alat perkembangbiakan dan sumber informasi genetiktumbuhan karena dapat menghasilkan tanaman baru dengan benih. Pada umumnya, perkembangbiakan melalui biji akan menghasilkan tanaman yang sejenis (KURNIA, 2022). 
Menurut (Ai & Ballor, 2010) fungsi biji bagi tumbuhan yaitu, sebagai tempat penyimpan cadangan bagi tumbuhan, sebagai alat perkembangbiakan atau sumber informasi genetik dan sebagai pembentuk tumbuhan baru. 
Morfologi pada tumbuhan anggur. Anggur dikelompokkan dalam kelas dikotil (biji berkeping dua). Daun anggur berbentuk jantung yang mempunyai tepi bergerigi dan tepinya berlekuk atau bercangap. Daunnya mempunyai tulang menjari, ujungnya runcing dan berbentuk bulat hingga lonjong. Jenis Vitis vinifera, daunnya tipis, berwarna hijau kemerahan dan tidak berbulu (Cahyaningsih, 2014). 
Batang anggur dibiarkan tumbuh liar, batang anggur mempunyai cabang yang tidak jauh dari permukaan tanah. Sifat percabangan ini menjadikan anggur sebagai golongan tumbuhan semak. Batang dapat tumbuh dan berkembang hingga diameter lebih dari 10 cm. Awal pertumbuhan, batang anggur selalu mencari penopang, bisa berupa tanaman hidup atau benda mati. Anggur menggunakan bantuan cabang pembelit atau dikenal dengan sulur untuk tumbuh memanjat. Sulur ini tumbuh dengan membentuk lilitan (Cahyaningsih, 2014). 
Akar anggur mempunyai perkembangan yang cepat jika tanahnya gembur, bila musim hujan akar anggur dapat muncul pada akar ranting. Ini membuat anggur mudah dikembangbiakkan dengan cara setek atau cangkok dibandingkan dengan biji. 
Bunga anggur muncul pada ranting. Bunganya berbentuk malai. Malai muncul sebagai kumpulan bunga yang padat. Satu ranting bisa muncul lebih dari satu malai. 
Setelah bunga pada malai mekar akan tumbuh buah berupa bulatan kecil. Bulatan ini akan berubah warna sesuai dengan jenis tanaman anggur (Cahyaningsih, 2014). 

Klasifikasi anggur sebagai berikut: 
Kingdom : Plantae 
Division : Magnoliophyta 
Class : Magnoliopsida 
Order : Vitales 
Family : Vitaceae 
Genus : Vitis  
Spesies : Vitis vinifera L.
Author : (Cahyaningsih, 2014). 

Manfaat anggur. Anggur mempunyai nilai gizi yang baik seperti vitamin, mineral, karbohidrat dan senyawa fitokimia. Polifenol merupakan komponen fitokimia yang terkandung dalam anggur karena mempunyai aktivitas biologi dan bermanfaat untuk kesehatan. Komponen polifenol diantaranya antosianin, flavonoid, tannin, resveratrol dan asam fenolat (Cahyaningsih, 2014). 
Polifenol dari buah anggur mempunyai efek yang menguntungkan yaitu dapat menghambat penyakit seperti penyakit jantung, kanker, mengurangi oksidasi plasma dan memperlambat penuaan. Selain itu anggur juga mempunyai efek antioksidan, antikanker, antiinflamasi, antiaging dan antimikroba (Cahyaningsih, 2014). 

Berdasarkan keterangan di atas mengenai stuktur anatomi dan perkembangan pada organ buah (fructus) dan biji (semen) dapat disimpulkan 
1. Biji merupakan alat perkembangbiakan yang utama karena mengandung calontumbuhan baru, jika buah berasal dari bakal buah maka biji berasal dari bakal biji. Bagian-bagian dari biji yaitu kulit biji, tali pusat dan inti biji. 
2. Buah pada umumnya berasal dari bakal buah, Pada pembentukan, adakalanya bagian bunga ikut menjadi bagian dari buah. Buah dibedakan menjadi buah sejati (telanjang) dan buah semu (tertutup). Apabila buah hanya terbentuk dari bakal buah dan tidak tertutup maka disebut buah sejati atau buah telanjang. Buah sejati terbagi bauh sejati tunggal, buah sejati ganda, dan buah sejati majemuk, Apabila ada bagian bunga lain selain bakal buah yang ikut menjadi bagian dari buah maka disebut buah semu atau buah tertutup. Buah semu dibagi menjadi buah semu tunggal, buah semu ganda dan buah semu majemuk. 


Comments

Popular posts from this blog

PESTISIDA ORGANIK KELAS DUNIA DARI BAHAN REFFENBROCHIS

GEJALA DAN TANDA PENYAKIT PADA TANAMAN