ASAM PHOSFAT

ASAM FOSFAT


Pada umumnya  asam fosfat bisa dicampurkan  ke dalam pupuk asam amino. Faktanya, kombinasi ini sering digunakan dalam pertanian untuk memberikan nutrisi lengkap (terutama fosfat tinggi) dan memiliki efek sinergis yang bermanfaat bagi tanaman. 

Berikut adalah beberapa poin penting terkait pencampuran ini:
  • Sinergi Nutrisi : Asam amino diketahui dapat meningkatkan penyerapan dan ketersediaan unsur hara, termasuk fosfor. Asam fosfat menyediakan sumber fosfor yang penting untuk pertumbuhan akar, pembungaan, dan pembuahan.
  • Aplikasi yang Umum : Penggunaan kombinasi pupuk asam amino dan pupuk tinggi fosfat (seperti yang berasal dari asam fosfat) merupakan praktik yang umum, misalnya untuk nutrisi tanaman cabai tua.
  • Peringatan : Meskipun kompatibel, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
    • Hindari Pencampuran dengan Pestisida Alkali : Pupuk cair asam amino sebaiknya tidak dicampurkan dengan pestisida yang bersifat alkali (basa).
    • Uji Skala Kecil : Selalu disarankan untuk melakukan uji coba mencampur dalam skala kecil terlebih dahulu untuk memastikan tidak terjadi reaksi yang tidak diinginkan seperti pengaruh atau perubahan pH lingkungan yang drastis.
    • Dosis Tepat : Pastikan untuk mengikuti dosis yang direkomendasikan untuk masing-masing produk untuk menghindari overdosis yang dapat merusak tanaman.
  • Cara Aplikasi : Campuran ini dapat diaplikasikan baik melalui penyemprotan daun maupun irigasi (kocor), tergantung pada kebutuhan tanaman dan jenis pupuk yang digunakan. 
Secara keseluruhan, mencampurkan asam fosfat dengan pupuk asam amino dapat menjadi cara yang efektif untuk meningkatkan efisiensi pemupukan dan kesehatan tanaman, asalkan dilakukan dengan hati-hati dan sesuai petunjuk.
Garam fosfat
Pembuatan garam dari asam fosfat (
H 3 PO 4 H sub 3 PO sub 4
H3PO4
) dan senyawa basa adalah proses kimia yang disebut reaksi netralisasi. Reaksi ini menghasilkan garam dan udara. Asam fosfat adalah asam poliprotik, artinya ia dapat melepaskan tiga ion
H + H dipangkatkan positif
H +
, sehingga dapat membentuk tiga jenis garam yang berbeda tergantung pada jumlah basa yang digunakan. 
Prinsip Dasar 
Reaksi netralisasi terjadi ketika ion hidrogen (
H + H dipangkatkan positif
H +
) dari asam bereaksi dengan ion hidroksida (
OH OH pangkat negatif
O H
) dari basa untuk membentuk udara (
H 2 O H sub 2 O
H2O
), sementara ion-ion yang tersisa menyatu membentuk garam. 
Bahan dan Prosedur Umum 
Anda memerlukan: 
  • Asam:Asam fosfat pekat atau encer (
    H 3 PO 4 H sub 3 PO sub 4
    H3PO4
    ).
  • Bahasa:Senyawa basa yang sesuai, misalnya natrium hidroksida (
    NaOH NaOH
    N a O H
    ), kalium hidroksida (
    KOH KOH
    K O H
    ), atau kalsium hidroksida (
    Ca(OH) 2 Ca(OH) sub 2
    C a ( O H ) 2
    ).
  • Peralatan:Gelas beaker, buret, erlenmeyer, indikator pH (misalnya kertas lakmus atau pH meter). 
Prosedur (di laboratorium): 
  1. Siapkan larutan asam fosfat dalam wadah (misalnya erlenmeyer).
  2. Tambahkan indikator pH atau gunakan pH meter untuk menjaga kelembapan.
  3. Tambahkan larutan basa secara perlahan ke dalam asam fosfat sambil terus diaduk (proses titrasi).
  4. Hentikan penambahan basa saat larutan mencapai titik netralisasi yang diinginkan (target pH).
  5. Gunakan udara dari larutan yang dihasilkan (misalnya dengan pemanasan) untuk mendapatkan kristal garam padat. 
Contoh Jenis Garam yang Terbentuk 
Asam fosfat dapat membentuk tiga jenis garam fosfat, tergantung rasio stoikiometri asam dan basa: 
1. Natrium Dihidrogen Fosfat (
NaH 2 PO 4 NaH sub 2 PO sub 4
N a H 2 P O 4
)

Terjadi jika 1 mol asam fosfat dinetralkan dengan 1 mol basa monohidroksi kuat seperti
NaOH NaOH
N a O H
.
Persamaan reaksi:
H 3 PO 4 ( a q ) + NaOH ( a q ) NaH 2 PO 4 ( a q ) + H 2 O ( l ) H sub 3 PO sub 4 buka tanda kurung aq tutup tanda kurung plus NaOH buka tanda kurung aq tutup tanda kurung panah kanan NaH sub 2 PO sub 4 buka tanda kurung aq tutup tanda kurung plus H sub 2 O buka tanda kurung l tutup tanda kurung
H3PO4 ( k ) + NAOH ( k ) NAH2PO4 ( k ) + H2O ( k )
2. Natrium Hidrogen Fosfat (
Na 2 HPO 4 Na sub 2 HPO sub 4
N a 2 H P O 4
)

Terjadi jika 1 mol asam fosfat dinetralkan dengan 2 mol basa monohidroksi kuat seperti
NaOH NaOH
N a O H
.
Persamaan reaksi:
H 3 PO 4 ( a q ) + 2 NaOH ( a q ) Na 2 HPO 4 ( a q ) + 2 H 2 O ( l ) H sub 3 PO sub 4 buka paren aq tutup paren ditambah 2 NaOH buka paren aq tutup paren panah kanan Na sub 2 HPO sub 4 buka paren aq tutup paren ditambah 2 H sub 2 O buka paren l tutup paren
H3PO4 ( 𝑎𝑞 ) + 2NAOH ( 𝑎𝑞 ) NA2HP04 ( 𝑎𝑞 ) + 2H2O ( 𝑙 )
3. Natrium Fosfat (
Na3PO4 Na sub3PO4 sub4
Na3PO4
)

Terjadi jika 1 mol asam fosfat dinetralkan dengan 3 mol basa monohidroksi kuat seperti
NaOH NaOH
N a O H
. Garam ini bersifat basa kuat karena berasal dari asam lemah dan basa kuat.
Persamaan reaksi:
H 3 PO 4 ( a q ) + 3 NaOH ( a q ) Na 3 PO 4 ( a q ) + 3 H 2 O ( l ) H sub 3 PO sub 4 buka paren aq tutup paren ditambah 3 NaOH buka paren aq tutup paren panah kanan Na sub 3 PO sub 4 buka paren aq tutup paren ditambah 3 H sub 2 O buka paren l tutup paren
H3PO4 ( 𝑎𝑞 ) + 3N aO H ( 𝑎𝑞 ) N a3PO4 ( 𝑎𝑞 ) + 3H2O ( 𝑙 )
Dengan menggunakan basa lain seperti barium hidroksida (
Ba(OH) 2 Ba(OH) sub 2
B a ( O H ) 2
), Anda bisa mendapatkan garam barium fosfat (
Ba 3 ( PO 4 ) 2 Ba sub 3 buka paren PO sub 4 tutup paren sub 2
B a 3 ( P O 4 ) 2
). 
Peringatan Keamanan 
Proses ini melibatkan bahan kimia berbahaya. Asam fosfat pekat bersifat korosif, dan banyak basa kuat (seperti
NaOH NaOH
N a O H
) juga sangat korosif dan dapat menyebabkan luka bakar kimia. Harusdilakukan di laboratorium oleh personel yang dilatih dengan peralatan keselamatan yang tepat (kacamata pengaman, sarung tangan, jas lab, dan di lemari asam).


Pencampuran Asam Fosfat Dan Garam Natrium Nitrat
Pencampuran asam fosfat (
H3PHAI4tutup H sub 3 tutup P tutup O sub 4
)
dan natrium nitrat (
NANHAI3tutup N a tutup N tutup O sub 3
)
akan menghasilkan campuran larutan yang mengandung ion-ion dari kedua senyawa tersebut: ion natrium (
NA+cap N dinaikkan ke eksponen positif ujung-eksponen
)
, ion nitrat (
NHAI3-cap N cap O sub 3 dinaikkan ke eksponen negatif akhir-eksponen
)
, dan ion hidrogen fosfat (
H2PHAI4-cap H sub 2 cap P cap O sub 4 dinaikkan ke eksponen akhir eksponen negatif
)
, (
HPHAI42-tutup H tutup P tutup O sub 4 dinaikkan ke eksponen 2 dikurangi eksponen akhir
)
, atau (
PHAI43-tutup P tutup O sub 4 dinaikkan ke eksponen 3 dikurangi eksponen akhir
)
tergantung pada pH-nya. Tidak ada proses kimia yang signifikan atau pembentukan pengendapan, karena
NANHAI3tutup N a tutup N tutup O sub 3
adalah garam yang mudah larut dan asam fosfat adalah asam yang kuat. 
  • Asam fosfat (
    H3PHAI4tutup H sub 3 tutup P tutup O sub 4
    )
    :
    Merupakan asam lemah yang dapat melepaskan ion hidrogennya dan terurai menjadi ion hidrogen fosfat (
    H2PHAI4-cap H sub 2 cap P cap O sub 4 dinaikkan ke eksponen akhir eksponen negatif
    )
    , hidrogen fosfat (
    HPHAI42-tutup H tutup P tutup O sub 4 dinaikkan ke eksponen 2 dikurangi eksponen akhir
    )
    , atau fosfat (
    PHAI43-tutup P tutup O sub 4 dinaikkan ke eksponen 3 dikurangi eksponen akhir
    )
    . 
  • Natrium nitrat (
    NANHAI3tutup N a tutup N tutup O sub 3
    )
    :
    Merupakan garam yang sangat larut dalam udara, yang akan terdisosiasi menjadi ion natrium (
    NA+cap N dinaikkan ke eksponen positif ujung-eksponen
    )
    dan ion nitrat (
    NHAI3-cap N cap O sub 3 dinaikkan ke eksponen negatif akhir-eksponen
    )
    . 
  • Campuran :
    Karena tidak ada reaksi netralisasi yang lengkap atau pembentukan senyawa yang tidak larut, pencampuran kedua senyawa ini hanya akan menghasilkan larutan yang mengandung semua ion yang ada tanpa reaksi kimia yang menghasilkan produk baru. 
ion-ion yang dihasilkan dari pencampuran asam fosfat (
H3PO4H sub 3 PO sub 4
) dan natrium nitrat (
NaNO3NaNO sub 3
) umumnya sangat berguna dan esensial bagi pertumbuhan tanaman. 
Ion-ion utama yang dihasilkan dalam larutan tersebut adalah: 
  • Ion Fosfat (dalam berbagai bentuk, seperti
    H2PO4H sub 2 PO sub 4 raised to the negative power
    ,
    HPO42HPO sub 4 raised to the 2 minus power
    , dan
    PO43PO sub 4 raised to the 3 minus power
    tergantung pH larutan)
  • Ion Nitrat (
    NO3NO sub 3 raised to the negative power
    )
  • Ion Natrium (
    Na+Na raised to the positive power
    )
     
Berikut adalah peran masing-masing ion bagi tanaman: 
Ion Fosfat (
H2PO4H sub 2 PO sub 4 raised to the negative power
, dll) 
Fosfat adalah unsur hara makro primer (P) yang krusial untuk: 
  • Pembentukan dan pertumbuhan akar yang kuat.
  • Proses fotosintesis dan respirasi tanaman.
  • Transfer energi dalam sel tanaman (sebagai bagian dari ATP).
  • Pembentukan DNA dan membran sel.
  • Mempercepat pembungaan dan pematangan biji serta buah. 
Ion Nitrat (
NO3NO sub 3 raised to the negative power
) 
Nitrat adalah sumber utama nitrogen (N) bagi tanaman, yang merupakan unsur hara esensial untuk: 
  • Pertumbuhan vegetatif (daun dan batang).
  • Sintesis protein, klorofil, dan enzim, yang memberi warna hijau pada daun dan penting untuk fotosintesis.
  • Meningkatkan hasil panen secara keseluruhan. 
Ion Natrium (
Na+Na raised to the positive power
) 
Meskipun natrium bukan unsur hara makro utama (seperti N, P, dan K), ia tetap memiliki peran: 
  • Dalam beberapa kasus, natrium dapat membantu dalam proses metabolisme air dan penyerapan unsur hara tertentu.
  • Namun, tanaman membutuhkan natrium dalam jumlah yang lebih kecil. Penggunaan yang berlebihan, terutama dalam jangka panjang, dapat menyebabkan akumulasi garam di tanah (salinitas) yang berpotensi menghambat pertumbuhan tanaman atau bahkan menjadi toksik bagi tanaman tertentu. 
Secara keseluruhan, campuran ini menyediakan dua nutrisi paling penting (Nitrogen dan Fosfor) yang banyak digunakan sebagai bahan utama dalam formulasi pupuk NPK. Selama digunakan dalam konsentrasi yang tepat dan tidak berlebihan, campuran ini akan sangat bermanfaat bagi tanaman

Takaran dosis pencampuran asam fosfat (
H3PO4cap H sub 3 cap P cap O sub 4
) dan natrium nitrat (
NaNO3cap N a cap N cap O sub 3
) untuk tanaman sangat spesifik dan bergantung pada berbagai faktor seperti jenis tanaman, fase pertumbuhan, kondisi tanah (terutama pH), dan metode aplikasi (misalnya, hidroponik atau tanah). 
Oleh karena itu, tidak ada satu takaran tunggal yang bersifat universal. Namun, prinsip-prinsip umum dan pendekatan yang dapat digunakan adalah sebagai berikut: 
Prinsip Pencampuran dan Fungsi Bahan 
  • Asam Fosfat (
    H3PO4cap H sub 3 cap P cap O sub 4
    )
    : Sumber unsur hara Fosfor (P). Fosfor penting untuk perkembangan akar, pembelahan sel, pembentukan bunga, dan buah. Asam fosfat juga dapat digunakan untuk menurunkan pH larutan nutrisi atau tanah yang terlalu basa.
  • Natrium Nitrat (
    NaNO3cap N a cap N cap O sub 3
    )
    : Sumber unsur hara Nitrogen (N) dalam bentuk nitrat (
    NO3cap N cap O sub 3 raised to the negative power
    ). Nitrogen adalah komponen utama klorofil dan penting untuk pertumbuhan vegetatif (daun dan batang).
     
Rekomendasi Pendekatan Dosis 
Karena pencampuran langsung kedua bahan kimia murni ini oleh pengguna awam memerlukan perhitungan kimia yang tepat dan pertimbangan keamanan, pendekatan yang lebih aman dan umum digunakan adalah sebagai berikut: 
  1. Analisis Kebutuhan Tanaman dan Tanah: Lakukan pengujian tanah atau analisis larutan hidroponik untuk mengetahui tingkat nutrisi yang sudah ada dan pH saat ini. Ini adalah langkah paling krusial untuk menentukan kebutuhan spesifik N dan P.
  2. Gunakan Pupuk Standar: Di industri pertanian, asam fosfat jarang digunakan langsung. Sebaliknya, pupuk majemuk yang sudah diformulasikan seperti Monoamonium Fosfat (MAP) atau Diamonium Fosfat (DAP) yang mengandung fosfor digunakan. Natrium nitrat juga tersedia sebagai pupuk tunggal.
  3. Dosis Umum Pupuk Majemuk: Sebagai referensi, dosis umum pupuk NPK (yang mengandung N, P, dan K) adalah sekitar 2-3 gram per liter air untuk aplikasi kocor atau semprot. Jumlah total N dan P dalam pupuk ini sudah seimbang. 
Peringatan Penting 
  • Keamanan: Asam fosfat adalah bahan kimia korosif. Penanganannya memerlukan alat pelindung diri dan kehati-hatian ekstra. Pencampuran bahan kimia yang tidak tepat dapat menghasilkan panas atau gas berbahaya.
  • Ketidakseimbangan Nutrisi: Pemberian dosis P yang berlebihan dapat menghambat penyerapan unsur hara lain seperti seng atau besi, menyebabkan ketidakseimbangan nutrisi.
  • Konsultasikan Ahli: Sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan ahli agronomi atau petugas penyuluh pertanian setempat sebelum mencoba mencampur bahan kimia murni sendiri untuk memastikan keamanan dan efektivitasnya bagi tanaman Anda. 

Comments

Popular posts from this blog

GEJALA DAN TANDA PENYAKIT PADA TANAMAN

15 Jenis Tanaman Mengandung Fosfor Tinggi

CARA MEMBUAT POC (PUPUK ORGANIK CAIR) SEDERHANA BAHAN YAKULT, AIR KELAPA, TELUR, MICIN, DAN JUS TEB