ORGANO MINERAL UNTUK MPT (MINERAL PENJURU TANAMAN)

Mikro-Organisme Tentara Sorgawi di dalam Tanah.

CAMPURAN MOL / EM4 Aktif, ARANG AKTIF Ak Basa/Asam, KALSIUM KARBONAT / KAPUR DOLOMIT,  ASAM HUMAT / ASAM FULVAT, dan ZAT HARA SEBAGAI ORGANO MINERAL UNTUK MPT (MINERAL PENJURU  TANAMAN)

( Oleh: SR.Pakpahan,SST )



Tingkat keasaman tanah yang berkadar basa nyata dapat menyuburkan tanaman, tanah berkadar basa ini dapat terbentuk dari tanah yang telah diberikan organo mineral berupa campuran antara EM4 Aktif, Kapur dolomit, dan Asam Humat.

Pemberian organo-mineral yang diaplikasikan  mampu memperbaiki kesuburan dan kualitas  tanah serta memperbaiki lingkungan akar  bagi pertumbuhan tanaman. Hal ini sesuai  dengan Adimihardja dan Sutono (2005) yang  menyatakan pemberian bahan mineral  dimaksudkan sebagai sumber hara,  mengurangi kemasaman tanah, dan sumber pengikat atau penyerap kation yang tercuci  akibat aliran udara serta meningkatkan ke  tepi tanah di lahan kering.

Bahan organik yang terkandung dalam organo -mineral tersebut juga, baik secara langsung melaluiproses mineralisasi, maupun tidak  langsung membantu pelepasan unsur P (Fosfor) yang  terfiksasi (Suntoro, 2003).

Penggunaan  organo-mineral juga  mempengaruhi penurunan unsur tidak beracun seperti Mn (Mangan) total di dalam  tanah. Menurunnya kadar Mn total ini di dalam tanah berhubungan dengan ketersedian P di dalam tanah, karena Mn terlarut m erupakan salah satu faktor ketersediaan f osfat di dalam tanah.  Penurunan kadar Mn dalam tanah  dipengaruhi oleh meningkatnya pH tanah.  Kuswandi (1993) menyatakan bahwa  pengapuran dengan dolomit dapat  menyebabkan kenaikan pH yang diikuti  dengan kekurangan unsur Mn yang tersedia  pada tanah yang dapat menjadi sumber racun  bagi tanaman, jika kandungannya berlebih di  dalam tanah.

Penggunaan organo-mineral juga nyata mempengaruhi hasil bobot buah tanaman. Menurut Hanafiah (2005), peningkatan bobot buah tanaman dipengaruhi oleh proses laju dekomposisi tanah. Laju proses dekomposisi dipengaruhi oleh faktor bahan organik dan faktor sifat fisik dan kimia tanah.

Menurut Sumaryo dan Suryono (2000), Ca dan Mg dapat meningkatkan ketersediaan unsur hara yang lain serta memperbaiki sifat fisik tanah, dengan semakin meningkatnya unsur hara dan sifat fisik tanah maka pertumbuhan tanaman menjadi lebih baik. Keseimbangan kesuburan secara keseluruhan harus sedemikian rupa sehingga menghasilkan pertumbuhan tanaman yang wajar, hal ini penting karena banyak transportasi pautnya dengan ekonomis dan efektivitas pupuk (Buckman dan Brady, 1992).

EM4 (Mikroorganisme Efektif-4) Aktif

EM4 (dekomposer, Lactobacillus sp, bakteri asam laktat, bakteri fotosintetik, Streptomyces, jamur pengurai selulosa, bakteri pelarut fosfor  yang berfungsi sebagai pengurai bahan organik secara alami (Akmal, 2004 ). EM4 terdiri atas kultur campuran mikroorganisme bermanfaat dan hidup secara alami serta dapat diterapkan sebagai inokulum untuk meningkatkan keragaman mikroorganisme tanah dan tanaman (Higa & Parr 1997).

Larutan mikroorganisme efektif 4 yang disingkat EM4 ditemukan pertama kali oleh Prof Dr. Teruo Higa dari Universitas Ryukyus, Jepang. Larutan EM4 ini mengandung mikroorganisme. Jumlah mikroorganisme fermentasi dalam EM4 sangat banyak sekitar 80 genus. Cairan Larutan EM4 untuk pertanian berwarna kuning kecoklat-coklatan, berbau aroma khas EM.

Pupuk hayati Effective Microorganisms4 (EM4) pertanian dapat diaktivasi (diaktifkan) terlebih dulu sebelum diaplikasikan dengan cara menerapkan rumus 1 : 1 : 18 yakni 1 liter EM4, ditambah 1 liter molase atau 1 kg gula merah dan 18 liter airr, ketiganya satu kesatuan difermentasi homogen dalam wadah tertutup selama lima hari. EM4 Aktif atau EM4 murni ini dijadikan menjadi Mikrobial Solution (memperbanyak mikroorganisme dalam zat terlarut) dengan cara menambahkan karbohidrat (kentang) dengan cara  menerapkan rumus 1 : 1 : 1 : 18 yakni 1 liter EM4, ditambah 1 liter molase atau 1 kg gula merah, 1 buah kentang yang telah direbus dan diblender bersama airnya, dan 18 liter udara, keempatnya satu kesatuan homogen tertutup difermentasi dalam wadah selama lima hari.

Selama proses pembuatan larutan EM4 Aktif atau larutan Mikrobial Solution, larutan gula berguna untuk mengembangkan jumlah EM untuk memperoleh energi. Larutan gula ini bermanfaat untuk digunakan sebagai bahan campuran membuat EM4 Aktif atau Mikrobial Solution sistem aerob/anaerob.

Hal di atas adalah masih satu bagian, maka ditambah bagian lainnya lagi yaitu pembuatan MOL (Mikro Organisme Lokal) dengan cara menerapkan rumus 1 : 1 : 0,1 : 1 : 10 yakni 1 buah kentang yang telah direbus dan diblender bersama airnya, ditambah 1 sdm garam dapur, ditambah 100 gr atau 0,1 kg gula pasir, ditambah 1 genggam Leaf-Mould (Serasah daun yang lapuk beserta tanah humusnya sekalian dimasukkan ke kaos tangan/kaos kaki dan diremas remas sampai keluar sarinya), dan 10 liter air hujan . kelimanya satu kesatuan difermentasi homogen dalam wadah tertutup selama 2x24 jam. 

Kalsium karbonat dan Kapur Dolomit   

Lalu kemudian larutan EM4 yang sudah aktif ini atau larutan Mikrobial Solution dicampurkan dengan Kalsium karbonat, dalam perbandingan dosis yang sama. 

Dan juga di dalam wadah yang terpisah, larutan MOL yang sudah jadi ini dicampurkan dengan Kalsium karbonat,  dalam perbandingan dosis yang sama. 

Berat molekul Kalsium karbonat (CaCO3) = 100,0869 gr/mol adalah lebih ringan bila dibanding  dengan berat molekul dolomit (CaMg(CO3)2 ) =  184,4008 gr/mol., maka Kalsium Karbonat menjadi sebagai komponen basa mineral penentu dalam kebersamaannya dengan larutan MOL/EM4 aktif dan Arang aktif, sedangkan dolomit sebagai komponen asam mineral pendamping dalam kebersamaannya dengan asam humat/fulvat dan  pupuk/unsur hara makro/mikro/beneficial. 

Sementara Formula campuran dengan dosis yang sama. dijelaskan pada gambar berikut ini:  



Dilihat dari warna persenyawaan campuran bahan Kalsium karbonat dengan MOL atau Kalsium karbonat dengan EM4 Aktif yang dibuat, menghasilkan persenyawaan berwarna krem ​​​​ke-abu-abuan, dengan berbau aroma Pengobatan/Medis.

Senyawa campuran di dalam wadah botol Mizone

Dengan Kalsium karbonat, mikoorganisme di dalam tanah bisa lebih berkembang dan aktif sehingga tanaman yang ditanam dapat tumbuh lebih subur.

Kalsium karbonat (CaCO3), komponen utama kapur batu, merupakan bahan yang banyak digunakan untuk menetralkan kekeringan tanah dan mencukupi kalsium (Ca) untuk nutrisi tanaman. kalsium karbonat dapat berupa bubuk putih yang tidak berbau atau kristal yang tidak berwarna dengan rasa berkapur atau hambar.

Dolomit merupakan jenis mineral batuan yang berasal dari alam yang komponen utamanya adalah kalsium dan magnesium dengan rumus kimia CaMg(CO3)2. Dolomit murni mengandung 21,70% kalsium dan 13,04% magnesium.

Kapur dolomit mengandung unsur hara  kalsium oksida (CaO) dan juga magnesium oksida (MgO)  dengan kadar yang cukup tinggi, hal ini dapat menetralkan pH tanah, ini sangat baik untuk tanah karena jika tanah kekurangan kalsium dan magnesium, maka tanaman otomatis akan menjadi berproduksi kurang maksimal.

Kalsium karbonat berbeda dengan dolomit, jika bahan bakunya lebih banyak mengandung kalsium karbonat dan sedikit magnesium karbonat maka kapur ini disebut kalsit. Sementara itu,  jika bahan bakunya banyak mengandung kalsium karbonat dan magnesium karbonat maka kapur ini disebut dolomit . Kapur dolomit banyak dipakai untuk mengapur tanah asam.

Nama lain kalsium karbonat : Batu kapur; kalsit; aragonit; kapur; selai jeruk; mutiara; tiram . Kalsium    karbonat adalah senyawa kimia dengan rumus CaCO3. Senyawa ini merupakan bahan umum yang terdapat pada batu di seluruh bagian dunia, dan merupakan komponen utama cangkang organisme laut, siput, bola arang, mutiara, dan kulit telur. Kalsium karbonat adalah bahan aktif dalam kapur pertanian, dan tercipta ketika ion Ca di dalam air bereaksi keras dengan ion karbonat sehingga menciptakan kerak kapur. Ini biasanya digunakan dalam pengobatan sebagai tambahan kalsium atau sebagai antasida, tetapi bila dikonsumsi secara berlebihan bisa berbahaya.

Dalam larutan murni, kalsium karbonat (0,15%) memiliki pH 9,55 (basa). Kalsium karbonat adalah sejenis garam kalsium alami yang sering digunakan sebagai bahan tambahan makanan, antasida, pengikat fosfat, atau suplemen makanan. Sebagai produk farmasi, dapat bermanfaat untuk: mengelola masalah pencernaan tertentu (GERD, refluks asam). Kalsium karbonat (CaCO3) pula tidak larut di udara, namun dapat larut dalam asam nitrat dengan membentuk gas gelembung.   Kalsium karbonat adalah  batu kapur (CaCO3). Batu kapur adalah senyawa ion, terdiri dari ion Ca2+ dan ion CO3-, tetapi sukar larut dalam udara. Hal itu terjadi karena ion-ion dalam batu kapur bertarikan dengan sangat kuat, sehingga udara tidak mampu melarutkannya.

Pemberian kapur dolomit dan EM4 (30-40 gr dolomit / 1 liter EM4 Aktif)  dapat meningkatkan pH tanah gambut dan meningkatkan jumlah daun tanaman.Dolomit mampu menurunkan kemasaman tanah menjadi berkadar basa karena mengandung Mg dan Ca. Apabila terjadi peningkatan Ca dalam tanah, maka akan terjadi netralisasi ion H+ sehingga meningkatkan nilai pH tanah (Novizan, 2002). Abu dapur sebagai alternatif yang bisa menjadi pengganti dolomit atau kapur pertanian.

pH (Potensi Hidrogen) adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu lingkungan. Ia didefinisikan sebagai kologaritma aktivitas ion hidrogen (H+) yang terlarut.

Kondisi tanah yang diberi kapur dolomit akan menjadi lebih subur. Banyaknya kalsium karbonat dan magnesium karbonat pada kapur dolomit, dapat membantu membunuh bakteri patogen yang menyerang tanaman, dan membuat tanah berkadar basa.Supaya tanaman tumbuh ideal membutuhkan keasaman tanah dengan pH antara 5,5 s/d 6,5.Bila tanah berkadar asam hanya 

Dolomit, Zeolit, dan fosfat alam merupakan  sumber mineral yang dapat dijadikan p upuk. Zeolit ​​​​​​​​​​​​​​​​​dalam menandakan sebagai Bahan p embenah tanah dapat menyangga ph tanah dan ketika diaplikasikan dengan jumlah yang cukup d apat memperbaiki sifat-sifat fisik, kimia, dan biologi tanah yang dapat meningkatkan produksi pertanian (Suwardi, 2007). 

Arang aktif

Dalam bentuk amorf di sini arang aktif dihasilkan dari sekam-padi   yang mengandung karbon atau dari  arang yang diperlakukan dengan cara khusus untuk mendapatkan permukaan yang 

Karakteristik bahan arang aktif dari bahan organik lebih baik dibandingkan bahan non-organik (non biomassa atau fosil) karena mudah proses pembuatannya dan tinggi kualitas hasil penyerapannya (luas permukaan yang besar, pori pori arang aktif yang berjumlah banyak, ukuran jari jari pori yang kecil, kadar udara yang rendah membuat semakin banyak tempat dalam pori yang dapat ditempati oleh adsorbat).

Arang dapat aktif memperbaiki sifat fisik, kimia, dan hayati tanah. Arang aktif dalam meningkatkan sifat fisik tanah seperti agregat tanah dan kemampuan tanah mengikat udara. Pada tanah beriliat, arang aktif dapat membantu menurunkan kekerasan tanah dan mempertinggi kemampuan mempertahankan udara tanah, sehingga berpengaruh terhadap peningkatan aktivitas mikroorganisme tanah.

Penggunaan arang aktif di lahan sawah dapat meningkatkan jumlah bakteri dan bakteri fiksasi nitrogen (Azotobacter) di dalam tanah terutama di sekitar akar tanaman pangan. Hasil penelitian di Jepang melaporkan bahwa lahan yang diberi arang aktif meningkatkan frekuensi bakteri fiksasi nitrogen sebesar 10-15% di Hokkaido dan Tohoku (Honshu Utara), 36-48% di Kanto hingga Chugoku (Honshu sebelah Timur-Barat), dan 59-66 % di Kyusu (Ogawa 1994). Hasil penelitian di Balingtan melaporkan bahwa arang aktif dari tempurung kelapa dan tongkol jagung meningkatkan populasi mikroba Citrobacter sp, Enterobacter sp, dan Azotobacter sp lebih tinggi pada pertanaman padi dibandingkan arang aktif dari sekam padi dan tandan kosong kelapa sawit, sedangkan arang aktif tongkol jagung pada pertanaman kubis dapat meningkatkan populasi mikroba Citrobacter sp, Pseudomonas sp, Serretia sp, Bacillus sp, Azotobacter sp, dan Azospirrillium sp. Beberapa bakteri tersebut termasuk bakteri pendegradasi pestisida dan penambat nitrogen.

Penggunaan arang aktif dalam budidaya tanaman pertanian dapat menurunkan residu pestisida dalam tanah, udara, dan produk pertanian. Hasil penelitian Balingtan (2009), Arang aktif (AA) tempurung kelapa di tanah pertanaman kubis dapat menurunkan residu insektisida klorpirifos di udara hingga sekitar 50%, sedangkan AA sekam padi, AA tempurung kelapa, AA tempurung kelapa pelapis urea, dan zeolit​ di tanah pertanaman kubis dapat menurunkan residu lindan di udara hingga sekitar 50%. Penggunaan arang aktif dapat melalui beberapa cara antara lain melalui ameliorasi, pelapis urea, dan sebagai filter air inlet dan outlet (Fio) yang ditempatkan pada saluran air inlet dan outlet.

Penggunaan arang aktif untuk menurunkan residu pestisida dalam tanah dan produk pertanian mempunyai prospek yang menjanjikan. Penurunan residu pestisida berarti meningkatkan kualitas pangan sekaligus kualitas lingkungan, sehingga pangan lebih aman dikonsumsi dan lebih menyehatkan manusia. Arang aktif juga dapat memperbaiki sifat fisik tanah, menyediakan unsur-unsur esensial bagi tanaman, dan meningkatkan populasi mikroba yang menguntungkan bagi kesuburan tanah.
Aktivator dalam pembuatan  arang aktif, berfungsi untuk mengaktifkan fungsi arang. Aktivator lebih asam sangat baik digunakan untuk bahan yang mengandung  lignoselulosa, sedangkan aktivator basa digunakan untuk bahan yang memiliki kandungan karbon yang tinggi, sebab aktivator basa mampu bereaksi dengan karbon, maka aktivator basa tersebut lebih tepat digunakan untuk bahan yang mengandung karbon yang tinggi, sedangkan bahan yang mengandung lignoselulosa yang tinggi memiliki kandungan oksigen tinggi pula sehingga aktivator yang tepat diterapkan bersifat asam mampu bereaksi cepat dengan gugus fungsi yang mengandung oksigen pada bahan tersebut.  

Dalam membuat basa mineral, dicampurkan Kalsium karbonat dan larutan MOL atau larutan EM4 Aktif / Mikrobial Solution, dengan Arang aktif aktivator basa/asam, sehingga sementara Formula campuran bahan dijelaskan pada gambar berikut ini:  




MOL- Basa/Asam Mineral

Dalam membuat MOL - basa mineral, dicampurkan Kalsium karbonat 300 gr, dan larutan MOL 300 ml, dengan Arang aktif aktivator basa 300 gr. 
Dilihat dari warna yang dihasilkan persenyawaan campuran bahan dengan bahan arang aktif dari sekam padi yang arangnya telah digiling halus sebelum diaktifkan, menghasilkan persenyawaan berwarna abu-abu kehitaman hitaman, dengan berbau aroma buah (bakal buah). Dengan pemberian dosis yang tepat antara Kalsium karbonat 300 gr, dengan larutan MOL (Mikro Organisme Lokal) 500 ml, dan arang aktif 300 gr akan menghasilkan senyawa berbentuk padatan, dan bila lebih lanjut dikeringkan/dikenai suhu tinggi dan tekanan tinggi, senyawa ini akan membentuk mineral padatan lembut, namun tidak sepadat mineral grafit yang lembut, dan pastinya di dalam senyawa mineral bersifat basa tersebut terdapat beragam mikroorganisme yang dorman, keadaan mikroorganisme dorman ini perlu dipertahankan selama sebelum diaplikasikan ke lahan pertanian/tanaman, atau sebelum / ketika dicampur dengan asam-asam mineral.

Basa Organo Mineral dalam wadah posisi tegak 

Setelah sehari didiamkan / kering begitu saja (selama kurang lebih dalam 20 jam) saja maka dilihat dari warna campuran telah berubah menghasilkan persenyawaan berwarna abu-abu berbintik bintik kehitaman hitaman, dengan berbau aroma bubur (bubur ketan hitam), dan tekstur semakin bertambah padat dan lebih keras, lebih padat dari mineral grafit yang lembut, 

Tampak atas Basa Organo Mineral dalam wadah 

Basa Organo Mineral dalam wadah posisi rebah 

Bila campuran basa mineral ini, sewaktu larutan masih kental ditambahkan fosfat (P) pada bagian MOL basa mineral ,  maka perbandingan dosis akan menjadi 1 : 2 : 1 : taburan fosfat 0,1, yaitu 1 bagian Kalsium karbonat, 2 bagian larutan MOL, 1 bagian Arang aktif, dan 0,1 bagian fosfat yang ditaburi dari atas hingga sampai larutan kental betul-betul mengering dan senyawa campuran homogen memadat.  Dengan tambahan bahan fosfat alam (P), Unsur P ini memang masuk ke bagian MOL basa mineral agar tampak berwarna terang, sehingga mikro-organisme yang dorman berada di tempatnya (rumahnya) yang terang oleh karena adanya Phosfat (P). 

Fosfat (P) bagi tanaman adalah zat hara penting (hara makro) bagi tanaman seolah olah fosfat (P) itu adalah konsumsi rohani bagi tanaman.

Bio-Fosfat Alam

Berbahan fosfat alam yang diformulasi ulang menjadi suatu produk unggulan. Dengan menginjeksikan Bio mikro organisme berupa kelompok jamur dan bakteri.
Perpaduan antar pupuk dan bio ini memberikan nilai plus yang mana. bahan makanan berupa nutrisi hara dan mikroba yang mengurainya menjadi satu paket tanpa penambahan EM lain lagi.
Perbedaan dengan produk Bio-bio lainnya adalah. Produk lain hanya menjual mikro organisme saja tanpa di bekali makan / unsur-unsur pupuk yang diserap oleh tanaman. Semisal ditempat kekurangan tersebut P jelas mikro organisme tersebut tidak akan efektif melarutkan karena bahan makanan bagi tanaman tidak tersedia dalam jumlah tertentu bagi tanaman.
Dengan Fosfat Alam+++Bio. Kami menyedikan bahan makanan bagi tanamannya +++ mikroorganisme yang melarutkan sehingga menjadi enzime dan inonik yang siap disantap oleh tanaman.

Keuntungannya:
Mengurangi pemakian pupuk N (urea) hingga 60%.
Tidak memakai pupuk P lagi (sp/tsp/dap/dcp dll ).
Tidak perlu memakai Kaptan (kapur pertanian) bisa menaikan PH tanah.
Tidak perlu pemakian NPK.
Menghemat biaya tenaga pemupukan (hanya 1x utk pupuk dasar selanjutnya Bionya yang bekerja).

Spesifikasi:
P2O5………..17% – 20%
CaO............33%
PH..............7,7
S, Mgo, Seng, Cu, Mn, B, Mo.
Mikro Organisme:
Aspergilus…… …. Menguburkan tanah dan mengurai bahan organik yang ada di dalam tanah.
Trichoderma…….Mengurai bahan organik tanah dan melindungi akar tanam agar terhindar dari serangan.
Fusarium dan Mikro Organisme yang merugikan tanaman.
Azotobacter……..Bakteri yang menambat Nitrogen dari udara dan mampu melarutkan Fosfat dan Kalium.
Peudomonas…….Bakteri yang efektif melarutkan Fosfat dan Kalium.

Bentuk : Butiran 2 – 4 mm
Warna : Coklat tua
Aroma : Tidak berbau.

Mikro-Organisme

Mikro-Organisme (Mikroba) memiliki kemampuan beradaptasi luar biasa di lingkungannya, karena mikroba memiliki membran sel dan enzim tersendiri yang berbeda dengan mahluk lainnya.  Selain itu, mikroba juga bisa memodifikasi gen mereka sendiri, agar bisa bertahan hidup di lingkungan yang ekstrem. Mereka bisa menularkan gen, pengobatan, atau adaptasi lainnya biar bisa hidup dengan baik di lingkungan yang sulit, selama pakannya tersedia..

Mikro-Organisme pada media cair untuk hidupnya, maka mikroba (mikro-organisme) akan terus hidup selama tersedia pakannya (gula/molase). Bila pakannya sudah tidak ada, maka mikroba akan mati, mikroba tidak bisa dorman di dalam POC (Pupuk Organik Cair)  bila POC sudah kadaluarsa, dengan indikasi mikroba tidak mempunyai pakan lagi, mikroba mati, maka POC tidak bisa digunakan lagi bagi tanaman.

Sedangkan saat kadar airr rendah di media yang baik dan suhu optimal, maka mikroba akan dorman (pada prinsipnya harus ada kondisi dimana mikroba terpaksa harus bertahan hidup dengan dormansi), harus ada yang dikorbankan dari kondisi ideal, paling tidak adalah suhunya, membuat suhu yang rendah. Jika tidak ingin ribet dengan suhu, turunkan kadar airr atau kepadatan medium tinggi, simpan dalam medium gel, meskipun risiko kerusakan lebih tinggi dibandingkan pengaturan suhu rendah. Jika tidak ingin juga, atur mediumnya pada medium yang tidak dapat tumbuh tetapi menjaga viabilitas sel, misal campuran gliserin (gliserol) dan larutan saline. Biasanya adalah dengan cara 1 ml kultur mikroba + 1 ml gliserol 50% dihomogenkan, lalu dimasukkan ke kulkas suhu -20 atau -80 derajat celcius. Di situ bakteri jadi dorman. Dan larutan nmasih bisa dimanfaatkan lagi hingga 5 tahun ke depan.

Asam Humat.

Lalu kemudian bahan campuran MOL dengan Kalsium karbonat dan Arang aktif yang menghasilkan MOL - basa mineral ini, dicampurkan dengan Asam-asam mineral (percampuran Asam Humat).  

Sedangkan bahan campuran EM4 Aktif/Mikrobial Solution  dengan Kalsium karbonat dan Arang aktif yang menghasilkan EM4 - basa mineral ini, dicampurkan dengan Asam-asam mineral (percampuran Asam Fulvat).  

Sehingga sementara Formula campuran bahan dijelaskan pada gambar berikut ini:  



Bahan bahan tercampur antara larutan MOL dengan  Kalsium  karbonat  dan Arang aktif yang menghasilkan MOL - basa mineral ini, dicampurkan dengan Asam-asam mineral (percampuran Asam Humat).    dan Arang aktif aktivator basa yang menghasilkan basa mineral ini, lalu dicampurkan dengan Asam-asam mineral (percampuran pupuk Asam Humat), dengan cara membuat perbandingan dosis 1 : 1 : 1,5, asam mineral terbuat dari asam humat padat 1 bagian dicampur dengan kapur dolomit 1 bagian, dan larutan POC-NPK 1 bagian, (campurkan 200 gr asam Humat padat, ditambah 200 gr kapur dolomit , ditambah 300 ml larutan POC-NPK atau Pupuk hara makro lainnya), tanpa atau menggunakan bahan fosfat alam (P) 0 ,1 buah (20 gr). Selain di asam mineral, Unsur P yang ada di bagian MOL basa mineral, agar mineral tampak berwarna terang, sehingga mikro-organisme lokal yang dorman berada di tempatnya (rumahnya) yang terang oleh Phosfat (P). 

Pada gambar berikut, unsur fosfat (P) seharusnya berada di bagian MOL basa mineral, namun tidak tertutup kemungkinan unsur P ini ditambahkan ke campuran asam mineral dengan cara ditaburi ke larutan kentalnya.



Sehingga campuran tersebut menghasilkan konsistensi asam mineral larutan kental memadat. Lalu campuran Asam mineral yang masih kental ini dimasukkan/diituangkan ke atas basa mineral yang sudah jadi sebelumnya, sehingga komposisi organo-mineral terdiri dari 2 lapisan yaitu lapisan basa mineral dan lapisan asam mineral, 

Dilihat dari warna yang dihasilkan persenyawaan campuran bahan basa mineral dan asam mineral ini, adalah asam mineral berwarna coklat keabu-abuan, 

Basa-Asam Organo Mineral dalam wadah tampak atas.

Sedangkan basa mineral berwarna abu-abu kecoklat-coklatan. sehingga komposisi organo-mineral terdiri dari 2 lapisan yaitu lapisan basa mineral dan lapisan asam mineral, keduanya  

Basa-Asam Organo Mineral dalam wadah tampak samping.


Unsur Hara N, P, K

Unsur Hara N 

Unsur Hara N merupakan penyusun klorofil yang banyak terdapat pada daun. Klorofil memberikan warna hijau pada daun dan berperan dalam fotosintesis. Kebutuhan minimum hara N tumbuhan yaitu 1% N (Tisdale, et. al., 1993). 
Gejala batang tanaman pendek dan daun menguning adalah gejala kekurangan hara N pada tanaman. Gejala daun yang menguning merupakan salah satu gejala yang menunjukkan adanya kekurangan terhadap hara N pada daun (Dwidjoseputro, 1992). Jumlah hara N pada daun yang belum mencapai nilai kebutuhan per berat kering tumbuhan disebabkan karena sebelum daun digugurkan sebagian hara N ditranslokasikan ke bagian-bagian tumbuhan yang lain yang membutuhkan (Millard and Grelet. 2010).

Banyak tidaknya kadar hara N pada daun, hal ini disebabkan hara N pada tanaman bersifat mobile sehingga dapat ditranslokasikan dari daun tua ke daun muda, terutama untuk daun yang dapat digugurkan.

Unsur Hara P pada tanaman dibutuhkan dalam pembentukan senyawa ADP (adenosin difosfat), ATP (adenosin trifosfat), DPN (difosfopiridin), dan TPN (trifosfopiridin), yang berfungsi sebagai transportasi dan penyimpanan energi (Poerwowidodo, 1992). 

Hara P juga mempengaruhi akar dan batang pada tumbuhan, dimana dengan ketercukupan hara P maka tumbuhan tersebut akan memiliki perakaran yang baik. 

Sejumlah kadar hara P sering berada pada jaringan transport dan juga berperan pada bagian batang tanaman, sehingga mempengaruhi kadar hara P pada daun tanaman.

Kecukupan kebutuhan minimum hara P tumbuhan yaitu 0.1% P (Tisdale, et. al, 1993), Tanaman dengan gejala daun berwarna ungu, dan lambatnya perkembangan akar dan batang adalah gejala kekurangan hara P. 

Tidak diketahui hara P dikenal dengan sifat mobile-nya pada tumbuhan yang membuat terjadi translokasi, terutama pada saat daun telah menua dan akan gugur (Cherbuy, et. al., 2001).

Unsur Hara K berfungsi dalam pengendalian airr, sintesis protein, fotosintesis dan translokasi fotosintat. 

Di daerah bergravitasi bumi (g) besar, cenderung memiliki tanaman yang tidak berdaun lebar, sedangkan di daerah bergravitasi bumi (g) kecil, cenderung memiliki tanaman yang tidak berdaun lebar. Benar, et. Al. (2017) menyatakan bahwa daun tanaman pada daerah tropis berukuran lebih besar dibandingkan dengan daun tanaman yang berada lebih ke daerah bagian kutub, karena iklim pada bagian tropis memiliki curah hujan dan kelembaban yang tinggi, jumlah panas dan radiasi matahari yang konstan dibandingkan iklim daerah lainnya. Daun di daerah tropis dapat menyeimbangkan tingkat panas yang diterima dan ketersediaan udara yang dimiliki untuk menjaganya tetap dingin. Hara K merupakan hara yang berperan penting terhadap pengendalian udara tersebut , proses penyejukan pada tanaman tropis dapat bergantung pada hara K dalam mengatur kecepatan pelepasan udara, agar pohon tidak mengurangi suhu udara dan tetap dingin pada musim kering. Daun yang lebar pada tanaman tropis mampu memasok hara K lebih besar pada daunnya sehingga daun tersebut tidak mudah kehilangan air.

Kecukupan nilai minimum kebutuhan hara K tumbuhan yaitu 1% K (Tisdale, et al., 1993). Gejala tepi daun terbakar, dan keriting daun pada tanaman adalah gejala kekurangan hara K. Poerwidodo (1992) menyatakan hara K dalam tumbuhan berbentuk ion K+ dan tidak membentuk senyawa dengan hara lain, sehingga unsur hara K bersifat sangat mobile dan tidak terikat dalam bahan organik tumbuhan , sehingga terjadi perpindahan unsur K.

Kecukupan kadar Hara K bagi tanaman bertujuan untuk menjaga udara dalam daun sehingga tidak mudah terjadi penguapan. Hal ini juga diperkuat dengan gejala yang tampak pada tumbuhan yang mengalami kekurangan hara K yaitu daun akan lebih menguning (Dwidjoseputro, 1992).

Mineral EM4-Basa/Asam

Tin gkatan berikutnya yang lebih kecil, Bahan tercampur EM4 Aktif / Mikrobial Solution dengan Kalsium karbonat, Arang aktif aktivator asam, dan zeolit ​​​​​​yang akan menghasilkan bentuk EM4 - basa mineral,

Dalam membuat EM4 - basa mineral, dicampurkan Kalsium karbonat 250 gr, dan larutan EM4 Aktif 250 ml, dengan Arang aktif aktivator asam 250 gr, dan Zeolit ​​​​125 gr. 

Lalu kemudian EM4 - basa mineral ini dicampurkan dengan Asam-asam mineral (percampuran pupuk Asam Fulvat).

Asam mineral di bagian ini terbentuk dengan cara membuat perbandingan dosis 1 : 1 : 1 : 0,5 : 0,5, asam mineral terbuat dari asam fulvat padat 1 bagian dicampur dengan kapur dolomit 1 bagian, pupuk hara mikro 1 bagian, pupuk hara Beneficial 0,5 bagian, dan larutan POC-Asam amino 0,5 bagian, (campurkan 200 ml asam fulvat, ditambah 200 gr kapur dolomit , ditambah 200 gr pupuk hara mikro, ditambah 100 gr pupuk hara bermanfaat, ditambah 100 ml larutan POC-Asam amino),  tanpa bahan fosfat alam (P). Tambahan fosfat (P) hanya ada di bagian MOL - basa/asam mineral.

Pada gambar berikut, Unsur fosfat (P) hanya ada di bagian MOL - basa/asam mineral, namun tidak  ada di bagian EM4 - basa/asam mineral, 



Sehingga campuran tersebut menghasilkan konsistensi asam mineral larutan kental memadat. Lalu campuran Asam mineral yang masih kental ini dimasukkan/diituangkan ke atas basa mineral yang sudah jadi sebelumnya, sehingga komposisi organo-mineral terdiri dari 2 lapisan yaitu lapisan basa mineral dan lapisan asam mineral, keduanya akan menghasilkan senyawa mineral berbentuk padatan lebih banyak, dan bila lebih lanjut dikeringkan/dikenai suhu tinggi dan tekanan tinggi, senyawa ini akan membentuk lagi mineral padatan keras, yang lebih padat dari mineral grafit yang lembut, dan pastinya di dalam senyawa mineral bersifat asam tersebut terdapat unsur hara mikro, hara bermanfaat , asam amino, dan juga mikro-organisme yang tidak aktif di sisi basa mineral yang ada. Kondisi mikroorganisme dorman dan unsur pupuk (hara mikro dan bermanfaat) tahan kadaluarsa ini perlu dipertahankan selama sebelum diaplikasikan pada lahan pertanian/tanaman.

Dilihat dari warna yang dihasilkan persenyawaan campuran bahan basa mineral dan asam mineral ini, menghasilkan persenyawaan mineral berwarna dominan abu-abu yang kehitaman hitaman berbintik-bintik, dengan aroma khas  mineral (mineral buatan).

Basa-Asam Organo Mineral dalam wadah tampak atas.

Lebih baik lagi bila di bagian EM4 Basa/Asam Mineral, komponen Kalsium karbonat  (CaCO3)  ditambahkan dengan Kalium karbonat (K2CO3) 1/3 bagian darinya, dan di bagian Asam Mineral di pupuk mikro bermanfaat, ditambahkan komponen Natrium karbonat (Na2CO3) 1/3 bagian dari dolomit.

Sehingga Formula campuran bahan dijelaskan pada gambar berikut ini:  


Aplikasi organo-mineral yaitu Amelioran (asam humat, dolomit, fosfat alam, dan zeolit) berpengaruh nyata dalam meningkatkan pH tanah. Seluruh perlakuan, secara nyata organo-mineral dapat mempengaruhi peningkatan nilai pH tanah.

Penggunaan asam humat  dapat memperbaiki kesuburan tanah karena  dapat mengikat ion Al, Fe, dan Mn yang  bersifat racun bagi tanaman (Sahalam, dkk,  2006). Bahan campuran organo mineral berupa Asam Humat 10 kg/ha + kapur dolomit 200 kg/ha + Fosfat alam 350  g/ha + Zeolit​​ 250 kg/ha. perlakuan pengaplikasian organo-mineral yang diberikan mampu meningkatkan pH tanah sebesar  21,45 persen menjadi 5,25  (Novizan, 2002).

Peningkatan nilai pH setelah diberi p erlakuan organo-mineral mengandung Ca dan Mg yang akan mengubah atau menggeser ke dudukan H dipermukaan koloid, sehingga saya netralkan kemasaman tanah (Kuswandi, 1993). Pengaplikasian asam humat sejalan dengan MOH) sehingga menyebabkan pH tanah m eningkat.

Sahalam, dkk. (2006) menyatakan asam  hu mat pada dasarnya membantu m enggerakan mikronutrien dari tanah ke kar tanaman. Hal ini diketahui sebagai salah satu faktor yang dapat berperan baik dalam meningkatkan kesuburan tanah. Asam humatdapat merangsang pertumbuhan mikroorganisme, meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK) hara di dalam tanah serta dapat mengikat ion-ionAl, Fe, dan Mn yang bersifat racun bagi tanaman. 

Asam Humat adalah  zat organik yang memiliki struktur kompleks dengan berat molekul tinggi yang mengandung gugusan aktifAsam humat terbentuk melalui proses fisika, kimia dan biologi dari tumbuhan maupun hewan melalui proses humifikasi.

Asam Humat merupakan hasil ekstraksi bahan organik yang dapat dijadikan sebagai subtitusi pupuk kandang atau kompos. Salah satu bahan yang dapat diekstrak untuk menghasilkan asam humat adalah batubara muda. Batu bara adalah batuan organik yang memiliki sifat-sifat fisika dan kimia yang kompleks yang dapat ditemukan dalam berbagai bentuk, bisa berbentuk kubus, balok, bulat, atau segitiga. Analisis unsur memberikan rumus empiris seperti C137H97O9NS untuk bitumen dan C240H90O4NS untuk antrasit.

Asam humat diperoleh melalui proses ekstraksi humus. Asam humat dapat memperbaiki sifat kimia, fisik, dan biologi tanah. Sehingga, pengaplikasian asam humat dapat memperbaiki kondisi tanah yang sudah terdegradasi dan meminimalisir kemungkinan kehilangan nutrisi dari pupuk organik akibat pencucian atau penguapan.

Aplikasi organo-mineral (asam humat, dolomit, fosfat alam, dan zeolit) berpengaruh nyata dalam meningkatkan pH tanah.

Asam humat, salah satu dari dua kelas polimer organik asam alami yang dapat diekstraksi-humus yang ditemukan di tanah, sedimen, atau lingkungan perairan. Proses pembentukan asam humat dalam humus belum dipahami dengan baik, namun konteksnya adalah bahwa asam humat terakumulasi secara bertahap sebagai residu dari metabolisme mikroorganisme. Strukturnya tidak seperti protein atau karbohidrat, dua polimer organik yang paling umum ditemukan dalam bahan biologi;sebaliknya, asam humat dapat dikarakterisasi sebagai kumpulan polimer aromatik yang longgar dengan suhu dan reaktivitas yang bervariasi.

Asam humat memiliki rumus kimia rata-rata C 187 H 186 O 89 N 9 S 1 dan tidak larut dalam asam kuat (pH = 1).Rasio hidrogen terhadap karbon sebesar 1:1 menunjukkan tingkat karakter aromatik yang signifikan (yaitu, adanya cincin benzena dalam struktur), sedangkan rasio oksigen terhadap karbon yang rendah menunjukkan lebih sedikit gugus fungsi asam dibandingkan yang terdapat pada asam.asam fulvat, polimer organik asam lainnya yang dapat diekstraksi dari humus. Asam fulvat ini memiliki pH yang lebih asam dibandingkan Asam Humat.Logam transisi dan logam berat—misalnya, Fe 3+ atau Pb 2+ —serta senyawa lain yang memiliki struktur kimia aromatik atau hidrofobik (tidak larut dalam udara) (misalnya pestisida organik atau hidrokarbon antropogenik ), bereaksi kuat dengan asam humat.  Sifat/kekayaan asam humat ini menjadikannya agen yang efektif dalam menyerap banyak polutan di lingkungan darat dan perairan.

Asam humat adalah salah satu dari tiga bahan penyusun zat humat yang merupakan komponen pembentuk humus. Humus itu sendiri adalah tanah yang memiliki tingkat kesuburan tinggi yang terbentuk dari pelapukan bahan organik, seperti daun, batang pohon, dan lain sebagainya. Asam humat diperoleh melalui proses ekstraksi humus.

Asam humat dapat memperbaiki sifat kimia, fisik, dan biologi tanah. Sehingga, pengaplikasian asam humat dapat memperbaiki kondisi tanah yang sudah terdegradasi dan meminimalisir kemungkinan kehilangan nutrisi dari pupuk organik akibat pencucian atau penguapan.

Di alam, asam humat terbentuk melalui proses fisika, kimia, dan biologi dari bahan-bahan yang berasal dari tumbuhan maupun hewan melalui proses humifikasi. Oleh karena strukturnya terdiri dari campuran senyawa organik alifatik dan aromatik, diantaranya ditunjukkan dengan adanya gugus aktif asam karboksilat dan quinoid, maka asam humat memiliki kemampuan untuk menstimulasi dan mengaktifkan proses biologis dan fisiologi pada organisme kehidupan di dalam tanah. Hal ini menyebabkan asam humat bersifat lebih sebagai pembenah tanah. 

Manfaat dari pengaplikasian asam humat, diantaranya adalah:

# Meningkatkan kapasitas tukar kation tanah (KTK tanah) sehingga kemampuan tanah menahan unsur hara meningkat

# Mengurangi risiko erosi tanah dan meningkatkan kemampuan tanah menahan udara karena memiliki kemampuan penyerapan udara sekitar 80-90%

# Mengurangi kadar racun tanah karena mampu mengikat dan mengendapkan polutan seperti logam berat di dalam tanah

# Meningkatkan serapan nutrisi karena dapat mengkonversi hara menjadi bentuk yang dapat diserap tanaman

# Meningkatkan permeabilitas membran tanaman

# Meningkatkan efisiensi pemupukan karena dapat mengikat dan mengatur pelepasan hara sesuai kebutuhan tanaman

# Membuat tanah lebih gembur dan menurunkan keasaman tanah karena dapat memperbaiki sifat kimia dan fisik tanah serta menyerap alumunium penyebab asam tanah dengan membentuk senyawa kompleks yang sulit terurai

# Meningkatkan pertumbuhan akar tanaman dengan menstimulasi aktivitas mikrobiologi tanah

# Meningkatkan aerasi tanah akibat bertambahnya pori-pori tanah dari pembentukan agregat.

# Menstimulasi perkembangan mikroorganisme tanah

#menstimulasi aktivitas mikroorganisme di atas tanah yang akan menghasilkan hormon-hormon pertumbuhan seperti auksin, sitokin,giberelin.

Manfaat lain Asam Humat bagi Tanaman :

- Memperbaiki struktur tanah.

- Menghemat dan mengefektifkan pupuk.

- Merangsang pertumbuhan mikro-organisme menguntungkan di dalam tanah.

- Menormalkan pH tanah.

- Terjadi/mengurangi terjadinya erosi dan pecahnya tanah.

- Mengikat racun dalam tanah, terutama logam seperti Besi dan Alumunium.

- Menggelapkan warna tanah sehingga sinar matahari dapat diserap secara efektif oleh tanah.

- Meningkatkan klorofil daun.

- Meningkatkan aerasi tanah (pori-pori tanah bertambah).

- Meningkatkan kemampuan tanah menyimpan nutrisi dan udara.

Asam humat ini bukan lah pupuk. Ketika proses pemupukan terjadi secara masif, maka tanah itu cenderung akan keras nantinya. Artinya tidak hanya pupuk yang dibutuhkan oleh tanah, tapi juga pembenah tanah dalam hal ini humus, dan asam humat ini adalah humusnya. Dia memberikan unsur karbon yang nantinya akan memberi banyak fungsi,” ucap Ferian. Manfaat asam humat dalam humus bagi lahan media tanam antara lain adalah meningkatkan penyerapan unsur hara, retensi udara, dan meningkatkan kapasitas pertukaran kation. Tak hanya itu, ketika tanah sudah menjadi keras dan jenuh, asam humat mampu memberikan kemampuan permeabilitas untuk mengeluarkan senyawa-senyawa yang tidak dibutuhkan. Sehingga  tanah itu nantinya tidak menjadi keras, tapi dia memilikinya  kegemburan  tertentu. Jadi penetrasi udara, penetrasi karbon itu nantinya bisa ada di situ sebagai satu simbiosis untuk akhirnya tanaman bisa bertumbuh dengan baik.

Isi asam lembab atau asam humat atau sering disebut dengan "humus" adalah salah satu unsur yang memberikan banyak fungsi penting untuk menjaga kesuburan tanah, humus alami biasanya didapat dari sisa2 makhluk hidup (organisme) atau dari dalam bumi melalui efek letusan gunung berapi. Asam humat menyediakan unsur humus yang serupa untuk mengolah tanah dan menjaga agar tanah tidak kekurangan nutrisi dan tidak asam. 

Asam humat memiliki komposisi unsur  C 40-80%, N 2-4%, S 1-2%, dan P 0-0,3%. Asam humat mengandung lebih banyak unsur H, C, N dan S. Kadar unsur O asam humat lebih sedikit asam dibandingkan fulvat (Gaffney et al., 1996). Asam humat memiliki kemampuan untuk mengikat ion logam maupun senyawa organik.

Cara menggunakan asam humat bisa dengan berbagai macam cara, diantaranya adalah:

- Sebagai pupuk dasar pengganti pupuk kandang atau kompos
- Untuk perendaman benih/bibit/stek
- Sebagai campuran media tanam
- Sebagai chelat campuran pupuk tabur slow reases.


Asam fulvat

Asam Humat dan Asam Fulvat merupakan senyawa-senyawa organik utama dari lapisan humus. Lapisan humus adalah hasil dekomposisi dari bahan organik dan merupakan bagian paling subur dari tanah. Senyawa kedua ini memiliki peran utama sebagai pelumas tanah dan bersifat mudah larut di segala kondisi pH tanah.

Humus adalah tanah yang sangat subur terbentuk dari lapukan daun dan batang pohon di hutan hujan tropis yang lebat. Humus dikenal sebagai sisa-sisa tumbuhan dan hewan yang mengalami perombakan oleh organisme di dalam tanah, berada dalam keadaan stabil, berwarna coklat kehitaman.

Asam fulvat  adalah salah satu dari dua kelas polimer organik asam alami yang dapat diekstraksi dari humus  yang ditemukan di  tanah, sedimen, atau  lingkungan  perairan. Namanya berasal dari bahasa Latin  fulvus  , yang menunjukkan warna kuningnya. Bahan organik ini larut dalam  asam kuat (pH = 1) dan mempunyai  rumus kimia rata-rata C135   H182   O95  N5  S2  . Rasio hidrogen terhadap karbon yang lebih besar dari 1 : 1 menunjukkan sifat aromatik yang lebih sedikit (yaitu, lebih sedikit cincin benzena dalam struktur), sedangkan rasio oksigen terhadap karbon yang lebih besar dari 0,5 : 1 menunjukkan karakter yang lebih asam dibandingkan fraksi organik lainnya. humus (misalnya, asam huma, polimer organik asam alami lainnya yang dapat diekstraksi dari humus). Strukturnya paling baik tersusun sebagai kumpulan longgar polimer organik aromatik dengan banyak gugus karboksil (COOH) yang melepaskan ion hidrogen, menghasilkan spesies yang memiliki muatan listrik di berbagai lokasi pada ion tersebut. Ia sangat reaktif dengan logam, membentuk kompleks kuat  khususnya dengan Fe  3+  , Al  3+  , dan Cu  2+  dan menyebabkan peningkatan kelarutannya dalam udara alami. Asam fulvat diyakini berasal dari produk metabolisme mikroba, meskipun tidak disintesis sebagai sumber karbon atau energi yang menopang kehidupan.

Bentuk produk lain, Asam fulvat / asam fulvat kalium adalah asam fulvat murni yang berasal dari mineral alami. Fulvic Acid membantu menjaga kesehatan tanaman, baik untuk akar maupun daun.

Fulvic Acid 100% murni berasal dari mineral alami, dengan fungsi termaksimal.

Asam fulvat memiliki efek paling stabil dan terbaik untuk tanaman dibandingkan dengan zat humat lainnya.

Memiliki hormon natural/alami dengan kualitas baik, sehingga dapat larut 98% dalam berbagai jenis pH udara. Tanaman dapat langsung menyerap nutrisi yang terkandung didalamnya.

Penggunaan 50 gram asam fulvat (kuning cerah-kuning kecoklatan) setara dengan 500 gram – 1000 gram asam humat (coklat gelap-abu abu hitam).

Membantu tanaman lebih tahan terhadap cuaca, baik hujan, kemarau, maupun cuaca buruk.

Membantu mikroba baik bertambah banyak dan bakteri tidak baik hilang. 

Dapat menolak dan mengontrol penyakit pada tanaman.

Membantu pupuk / pestisida lebih baik lagi fungsinya. Juga meningkatkan penyerapan nutrisi pada tanaman.

Membantu akar menyerap hara mikro lebih lengkap. Selain itu juga dapat membantu tunas pada tanaman tetap tumbuh dan akar juga terus tumbuh.

Dapat membantu struktur konstruksi tanah dan dapat membantu menyimpan udara lebih banyak. 

Dapat meningkatkan produksi dan kualitas tanaman lebih bagus.

Aplikasi penggunaan asam fulvat:

1.Dapat disemprotkan ke daun

2.Siram akar dengan sistem manual

3.Siram akar dengan sistem tetes tape


Sedangkan butiran  batu Zeolit, ​​​​​​​​​​​​​ini harus masuk ke bagian basa mineral bersama EM4 Aktif , kalsium karbonat, kalium karbonat, dan arang aktif Ak.asam, agar tampak menyimbolkan bulan terang, sehingga mikro-organisme lokal (setempat) yang dorman berada di tempatnya (rumahnya) yang terang disimbolkan diterangi bulan.

Di bagian basa mineral ini terdiri dari takaran/dosis larutan EM4 Aktif 500 ml, plus kalsium karbonat 250 gr, plus kalium karbonat 83 gr, plus arang aktif Ak.asam 250 gr, plus Zeolit ​​​​​​​​​​​​125 gr.

Sedangkan di bagian asam mineralnya terdiri dari kapur dolomit 200 gr, plus Natrium karbonat 67 gr, plus asam fulvat 200 gr, plus POC hara mikro 200 gr, plus pupuk hara bermanfaat 100 gr, plus POC asam amino 100 ml.

Bahan Pengikat

Salah satu zat tambahan yang memiliki peran khusus dalam pembuatan Mineral adalah bahan pengikat. Bahan pengikatnya dapat mempengaruhi sifat fisik Organo mineral, penggunaan bahan pengikatnya seperti tepung agar, PVP, gelatin, amilum, maltodekstrin pati terigu, pati biji Durian, tragakan, getah kulit buah Pisang Goroho, dan pati biji Cempedak dapat digunakan sebagai bahan pengikat, dan diantara bahan-bahan pengikat tersebut ada beberapa yang berpengaruh terhadap sifat fisik Mineral organo.


Selain berbentuk padat, ada juga bahan pengikat berbentuk cair,  Cairan pengikat yang digunakan harus bersifat non toksik dan mudah menguap sehingga mudah diuapkan dalam pengeringan Cairan yang digunakan dapat berupa air,  etanol, turunan selulosa, larutan gelatin,  musilago amili dan lainnya (Rudnic, 1996). 
Zat tambahan (bahan perekatt) diperlukan untuk  mendapatkan kualitas mineral  yang  memenuhi persyaratan mineralisasi. Bahan yang melekat  menjamin penyatuan beberapa partikel  serbuk dalam sebuah Organo Mineral.  Kekompakan mineral selain dipengaruhi oleh tekanan pada saat kompresi juga dipengaruhi oleh bahan pengikat (Voight, 1995). Pemilihan bahan secara acak bergantung pada sifat fisika dan kimia dari bahan mineral, daya ikat yang diperlukan dan tujuan penggunaan mineralnya (Soekemi, 1987).
Penggunaan bahan perekat yang berpengaruh terhadap sifat fisik mineral dilihat berdasarkan hasil pemeriksaan sifat fisik Organo mineral. Pemeriksaan sifat fisik Organo mineral dilakukan dengan mengamati penampilan fisik mineral yang dihasilkan, dimana tidak terjadi capping, cracking, picking dan karakteristik lain yang menandakan adanya kerusakan mineral (Siregar, 2010). 
Sehingga Formula campuran bahan dijelaskan pada gambar berikut ini:  



Pemeriksaan sifat fisik mineral terdiri dari pengujian organoleptis, keseragaman ukuran, keseragaman bobot, kekerasan mineral, kerapuhan mineral, Pengujian Kuat Tekan mineral, dan waktu hancur.
Pengujian organoleptis  atau uji indera manusia atau uji sensori yang dilakukan meliputi pemeriksaan terhadap keseragaman warna, bentuk permukaan, bau, rasa, dan tidaknya kerusakan fisik di setiap lapisan mineral.   

Keseragaman ukuran dilakukan dengan mengukur diameter dan tebal setiap mineral/lapisan mineral menggunakan jangka sorong.

Keseragaman bobot mineral dilakukan dengan menimbang setiap mineral dan menghitung bobot rata-ratanya. Jika ditimbang satu per satu, masing-masing mineral
bobotnya tidak boleh menyimpang dari bobot rata-rata yang telah ditetapkan kolom MOL-basa/asam mineral (lebih besar dari 5%) dan kolom EM4-basa/asam mineral (lebih besar dari 10%).

Pengujian kekerasan mineral (H) adalah ketahanan suatu mineral terhadap goresan . Ini adalah sifat dimana mineral dapat dijelaskan relatif terhadap skala standar 10 mineral yang dikenal sebagai Skala Kekerasan Mohs.
Kekerasan mineral ini  yang baik berkisar 2,5 s/d 4.

Skala kekerasan mineral Mohs (/ m oʊ z /) adalah skala ordinal-kualitatif , dari 1 hingga 10, yang mencirikan ketahanan gores mineral melalui kemampuan material yang lebih keras untuk menggores material yang lebih lembut


Tabel berikut di bawah menunjukkan perbandingan  kekerasan absolut  yang diukPengujian kerapuhan mineral ur dengan  sklerometer , dengan contoh bergambar.



Uji kerapuhan mineral  mengambarkan kekuatan  mineral  yang  berhubungan dengan kekuatan ikatan  partikel pada bagian tepi atau permukaan  mineral . Kerapuhan yang  tinggi akan mempengaruhi kadar unsur hara  yang masih terdapat dalam mineral. Mineral
dengan konsentrasi  unsur hara  yang kecil  ( mineral  dengan bobot yang kecil), adanya  kehilangan massa akibat rapuh tentunya  akan sangat mempengaruhi kadar  unsur hara  yang masih terdapat di dalam  mineral  (Sulaiman, 2007).
Pengujian kerapuhan mineral ditentukan dengan menggunakan metode parameter elastis. dengan Metode ini secara akurat menggambarkan hubungan antara modulus elastisitas batuan, rasio Poisson, dan komposisi mineral yang dianalisis secara kuantitatif menggunakan metode analisis regresi linier berganda dan dipadukan dengan percobaan lingkungan.
metode ekspresi distribusi kerapuhan dalam kondisi heterogen sampel moneral yang ditentukan sebagai :

Persamaan di atas merupakan ekspresi distribusi kerapuhan batuan pada kondisi heterogen. Persamaan distribusi dapat mengukur pengaruh komponen mineral yang berbeda terhadap kerapuhan batuan secara keseluruhan dan dapat secara akurat menggambarkan hukum distribusi kerapuhan reservoir heterogen, yang menjadi dasar metode konstruksi rekahan volume. Metode ini dapat membangun hubungan yang terukur dan komprehensif antara komposisi mineral dan kerapuhan batuan, memungkinkan parameter mekanis seperti modulus elastisitas dan rasio Poisson dihitung berdasarkanpersentase mineral.

Pengujian Kuat Tekan  adalah pengujian ketahanan maksimum mineral  terhadap tekanan yang diberikan sampai terjadi kerusakan pada  mineral  karena tidak mampu lagi menahan beban yang diberikan. Tegangan  yang diberikan pada mineral akan mempengaruhi besarnya nilai kuat  tekan. Tegangan yang diberikan merupakan suatu perubahan gaya  terhadap luas penampang yang dikenai gaya tersebut.
Untuk melakukan uji kuat tekan, pertama-tama sampel mineral harus  dibentuk menjadi silinder.  Kemudian pada sampel bagian sisi diukur  dengan menggunakan jangka sorong untuk mendapatkan besarnya  diameter dari silinder. Setelah dilakukan pengukuran sampel, dibaringkan
pada tempat sampel yang berada di bawah penekan. Saat sampel sudah  berada pada posisi yang benar, maka mesin dinyalakan, kemudian atur  kecepatan dan gaya penekan yang akan diberikan pada sampel. Setelah  pengaturan selesai, load cell akan turun dengan kecepatan yang telah  diatur sebelumnya, setelah menyentuh sampel dan sampai sampel mineral hancur maka  penekan harus segera dihentikan dan dicatat gaya besarnya yang terjadi pada saat pengujian. Setelah mendapatkan besarnya gaya, kuat
tekan dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan berikut:.
              ( P = F / SEBUAH  ) 
dengan P adalah kuat tekan (MPa), F adalah gaya atau beban yang diberikan (N), dan A adalah luas penampang yang dikenai oleh beban  (mm), (Syarifudin, 2011). 

Waktu hancur mineral merupakan  parameter untuk memancarkan waktu yang dibutuhkan oleh  mineral  untuk dapat hancur masuk ke dalam tanah dan menyerap akar tanaman,   atau dengan kata lain untuk dapat mengetahui waktu kecepatan Organo mineral melarut masuk ke dalam tanah untuk  menyerap akar tanaman, hancur perlahan lahan oleh karena faktor iklim dan cuaca: terkikis panas matahari, hujan, angin, embun, ai, maupun udara, dan sebagainya.
Pengujian waktu hancurnya mineral bisa  menggunakan alat Disintegration Tester.

Unsur Hara Makro, Hara Mikro, dan Hara Bermanfaat

Tanaman dalam pertumbuhannya memerlukan unsur/zat makanan (nutrisi) berupa hara makro, hara mikro, dan hara bermanfaat.


Unsur hara makro terdiri dari 2 bagian yaitu hara makro-primer, dan hara makro sekunder.

Unsur hara makro-primer adalah zat hara (nutrien) primer yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang sangat besar, terdiri dari: Karbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Sulfur (S), 


Unsur hara  makro-sekunder  adalah zat hara (nutrisi) sekunder yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang besar, terdiri dari: Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K).



Unsur hara mikro adalah zat hara (nutrisi) yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang  kecil/sedikit , namun meski sedikit tetapi bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman, terdiri dari: Besi (Fe), Seng (Zn), Mangan (Mn), Tembaga (Cu) , Boron (B), Molibdenum (Mo), dan Klorin (Cl).



Tidak hara bermanfaat adalah zat hara (nutrisi) yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang sangat  sedikit , namun meski sangat sedikit tetapi bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman, seperti Natrium (Na), Aluminium (Al), Cobalt (Co), Silika (Si), Selenium (Se), dan Yodium (I)..
Tanaman sehat tidaknya dapat terlihat dari keadaan daunnya. Tanaman yang kekurangan suatu unsur/zat hara dengan gejalanya dapat terlihat pada daun, seperti berikut ini:


Berikut diberikan gambar tentang Panduan  gejala defisiensi nutrisipada tanaman:


Unsur Nitrogen (N) adalah suatu zat lemas yang paling banyak terdapat di alam semesta. Unsur N (dalam bentuk gas N2) tidak dapat langsung diserap tanaman, tapi harus dirubah dulu ke bentuk Amonium (NH4) dan atau Nitrat (NO3) agar bisa diserap tanaman.


Pengaplikasian MPT pada tanaman

Sepasang Organo mineral terdiri dari MOL-Basa/Asam Mineral (berukuran lebih besar) dan EM4-Basa/asam Mineral (berukuran lebih kecil) menjadi sebagai Mineral Penjuru Tanaman (MPT) diaplikasikan dengan cara menempatkan MPT di dekat batang tanaman budidaya (di sisi sebelah timur). Kedua MPT ini dibenamkan ke dalam tanah sedalam 1/4 hingga 1/3 bagian fisik mineral dengan posisi setiap lapisan mineral menghadap ke atas (vertikal), agar dalam waktu sekian lama secara alaminya merata kedua mineral akan terkikis sehingga unsur hara dan mikro-organisme masuk ke dalam tanah oleh faktor iklim dan cuaca: terkikis panas matahari, hujan, angin, embun, air, maupun udara, dan sebagainya, untuk kemudian mikro-organisme mengurai mineral lalu zat hara diserap akar tanaman. Hal demikian bagi petani tidak perlu repot-repot lagi memupuk tanaman, bila petani ingin menyiram tanaman, tinggal siramkan air pada kedua MPT tersebut. Dan bila petani bepergian ke luar kota misalnya untuk berlebaran/hari raya idul fitri di luar kota, maka ia tidak perlu kuatir lagi akan kebunnya yang ditinggal, sebab sudah tersedia ada pupuk MPT bagi tanaman budi daya di kebunnya.


Sumber Asam Humat Buatan

1 .  Asam humat dari Batu Bara

Asam humat merupakan salah satu dari tiga komponen penyusun humus, atau tanah yang memiliki tingkat kesuburan tinggi. Asam humat umumnya diperoleh hanya dari ekstraksi pelapukan bahan organik dalam humus. Namun ternyata, ada juga senyawa pembentuk asam humat dari hasil pengolahan batu bara berkalori rendah. Asam humat yang diperoleh memiliki kemampuan untuk meningkatkan kesuburan tanah bagi tumbuhan.

Ekstraksi satu ton batu bara dapat menghasilkan 50% asam humat atau setara dengan 500 kilogram. Proses pengolahan batu bara mulai dari penggilingan, ekstraksi, hingga pengeringan mampu menghasilkan beberapa produk humat. Produk pertama asam humat, Lalu produk samping yang diperoleh berupa asam fulvat cair dan briket. Dengan demikian, sisa pengolahan juga dapat berupa batu bara dengan jumlah kalori yang signifikan.

Cara membuat asam humat dari Batu bara:

- Siapkan 50 kg batu bara dan 1 liter NaOH, rendam dalam 100 liter udara, aduk selama 30 menit dan diamkan selama 24 jam. Setelah itu, diamkan kembali selama 24 jam hingga asam humat mengendap di dasar.

- Peras untuk mengambil cairan asam humat dan buang ampas atau gunakan ampas untuk membuat briket.

- Tambahkan 1 liter bahan kimia asam klorida untuk mengambil ekstrak di dalam sedimen, biarkan kembali selama 24 jam.

- Saring dengan kain, lalu jemur hingga kering. Setelah kering, haluskan asam humat.


2 . Asam Humat dari hasil campuran Fruktosa, Asam Sulfat, Urea, dan Air.

C6H12O6 (Fruktosa) + H2SO4 (Asam Sulfat) + CH4N2O (Urea) + H2O (Udara) = Asam Humat ( C187H186O89N9S)

365C6H12O6 + 12H2SO4 + 54CH4N2O + - 1164H2O → 12C187H186O89N9S + 30H2O2

Reaktan:

- C6H12O6 (Fruktosa) 

Dengan  berat molekul C 6 H12O6  adalah 180,156 gr/mol.

- H2SO4 (Asam Sulfat/ Minyak Vitriol/Hidrogen Sulfat/Asam Baterai).

Dengan berat molekul  H2SO4 adalah  98,078 gr/mol.

- CH4N2O (Urea)

Dengan berat molekul  CH4N2O  adalah  60,055  gr/mol.

- H2O (Udara/ Dihidrogen Oksida/ Aqua/ Dihidrogen Monoksida). Seharusnya H2O berada di sebelah kanan reaksi kimia (ke sisi berlawanan dengan reaksi).

Dengan berat molekul  H2O  adalah  18,015  gr/mol.

Produk:

- C187H186O89N9S (Asam Humat)

Dengan berat molekul  C187H186O89N9S  adalah  4015,5496  gr/mol.

- H2O2 (Hidrogen Peroksida/ Glyroxyl)

Dengan berat molekul  H2O2  adalah  34,015  gr/mol.


3. Asam Humat dari hasil campuran Fruktosa, Asam Sulfat, Urea, dan  Hidrogen Peroksida .

C6H12O6 (Fruktosa) + H2SO4 (Asam Sulfat) + CH4N2O (Urea) + H2O2 ( Hidrogen Peroksida ) = Asam Humat ( C187H186O89N9S)

365 C 6 H 12 O 6  +  12 H 2 SO 4  +  54 CH 4 N 2 O +  -30 H 2 O 2  →  12 C 187 H 186 O 89 N 9 S +  1164 H 2 O

Reaktan:

- C6H12O6 (Fruktosa) 

Dengan berat molekul C6H12O6 adalah 180,156 gr/mol.

- H2SO4 (Asam Sulfat/ Minyak Vitriol/Hidrogen Sulfat/Asam Baterai).

Dengan berat molekul H2SO4 adalah 98,078 gr/mol.

- CH4N2O (Urea)

Dengan berat molekul CH4N2O adalah 60,055 gr/mol .

- H2O2 (Hidrogen Peroksida/ Glyroxyl). Seharusnya H2O2 berada di sebelah kanan reaksi kimia (ke sisi berlawanan dengan reaksi).

Dengan berat molekul H2O2 adalah 34,015 gr/mol.

Produk:

- C187H186O89N9S (Asam Humat)

Dengan berat molekul C187H186O89N9S adalah 4015,5496 gr/mol.

H2O (Udara/ Dihidrogen Oksida/ Aqua/ Dihidrogen Monoksida). 

Dengan berat molekul H2O adalah 18,015 gr/mol.


4. Asam Humat dari hasil campuran Gliserol, Asam Sulfat, Urea, dan  Hidrogen Peroksida .

C3H8O3 (Gliserol) + H2SO4 (Asam Sulfat) + CH4N2O (Urea) + H2O2 (Hidrogen Peroksida) = Asam Humat ( C187H186O89N9S)

365C3H8O3 + 6H2SO4 + 27CH4N2O + 350H2O2 → 6C187H186O89N9S + 1312H2O.

Reaktan:

- C3H8O3 (Gliserol) 

Dengan berat molekul C3H8O3 adalah  92,094  gr/mol.

- H2SO4 (Asam Sulfat/ Minyak Vitriol/Hidrogen Sulfat/Asam Baterai).

Dengan berat molekul H2SO4 adalah 98,078 gr/mol.

- CH4N2O (Urea)

Dengan berat molekul CH4N2O adalah 60,055 gr/mol .

- H2O2 (Hidrogen Peroksida/ Glyroxyl). 

Dengan berat molekul H2O2 adalah 34,0 15 gr/mol.

Produk:

- C187H186O89N9S (Asam Humat)

Dengan berat molekul C187H186O89N9S adalah 4015,5496 gr/mol.

- H2O (Udara/ Dihidrogen Oksida/ Aqua/ Dihidrogen Monoksida). 

Dengan berat molekul H2O adalah 18,015 gr/mol.


5. Asam Humat dari hasil campuran Fruktosa, Gliserol, Asam Sulfat, dan Urea.

C6H12O6 (Fruktosa) + C3H8O3 (Gliserol) + H2SO4 (Asam Sulfat) + CH4N2O (Urea) = Asam Humat ( C187H186O89N9S)

175C6H12O6 + 15C3H8O3 + 6H2SO4 + 27CH4N2O → 6C187H186O89N9S + 612H2O

Reaktan:

- C6H12O6 (Fruktosa) 

Dengan berat molekul C6H12O6 adalah 180,156 gr/mol.

- C3H8O3 (Gliserol) 

Dengan berat molekul C3H8O3 adalah  92,094  gr/mol.

H2SO4 (Asam Sulfat/ Minyak Vitriol/Hidrogen Sulfat/Asam Baterai).

Dengan berat molekul H2SO4 adalah 98,078 gr/mol.

CH4N2O (Urea)

Dengan berat molekul CH4N2O adalah 60,055 gr/mol .

Produk:

- C187H186O89N9S (Asam Humat)

Dengan berat molekul C187H186O89N9S adalah 4015,5496 gr/mol.

H2O (Udara/ Dihidrogen Oksida/ Aqua/ Dihidrogen Monoksida). 

Dengan berat molekul H2O adalah 18,015 gr/mol.


6. Asam Humat dari hasil campuran Fruktosa, Asam Sulfur, Urea, dan  Hidrogen Peroksida .

C6H12O6 (Fruktosa) + H2S (Asam Sulfur) + CH4N2O (Urea) + H2O2 ( Hidrogen Peroksida ) = Asam Humat (  C187H186O89N9S).

365C6H12O6 + 12H2S + 54CH4N2O + 18H2O2 → 12C187H186O89N9S + 1212H2O

Reaktan:

- C6H12O6 (Fruktosa) 

Dengan   berat molekul C 6 H12O6  adalah 180,156 gr/mol.

H2S (Asam Sulfur/  Hidrogen Sulfida).

Dengan berat molekul   H2S adalah  34,081 gr/mol.

- CH4N2O (Urea)

Dengan berat molekul   CH4N2O   adalah   60,055   gr/mol  .

-    H2O2 (Hidrogen Peroksida/ Glyroxyl)

Dengan berat molekul   H2O2   adalah   34,015   gr/mol.

Produk:

C187H186O89N9S (Asam Humat)

Dengan berat molekul   C187H186O89N9S   adalah   4015,5496   gr/mol.

- H2O (Udara/ Dihidrogen Oksida/ Aqua/ Dihidrogen Monoksida). 

Dengan berat molekul H2O adalah 18,015 gr/mol.


7. Asam Humat dari hasil campuran Gliserol, Asam Sulfur, Urea, dan Hidrogen Peroksida.

C3H8O3 (Gliserol) + H2S (Asam Sulfur) + CH4N2O (Urea) + H2O2 (Hidrogen Peroksida) = Asam Humat ( C187H186O89N9S).

365C3H8O3 + 6H2S + 27CH4N2O + 374H2O2  → 6C187H186O89N9S + 1336H2O

Reaktan:

C3H8O3 (Gliserol) 

Dengan berat molekul C3H8O3 adalah  92,094  gr/mol.

H2S (Asam Sulfur/  Hidrogen Sulfida).

Dengan berat molekul   H2S adalah  34,081 gr/mol.

- CH4N2O (Urea)

Dengan berat molekul   CH4N2O   adalah   60,055   gr/mol  .

-    H2O2 (Hidrogen Peroksida/ Glyroxyl)

Dengan berat molekul   H2O2   adalah   34,015   gr/mol.

Produk:

C187H186O89N9S (Asam Humat)

Dengan berat molekul   C187H186O89N9S   adalah   4015,5496   gr/mol.

H2O (Udara/ Dihidrogen Oksida/ Aqua/ Dihidrogen Monoksida). 

Dengan berat molekul H2O adalah 18,015 gr/mol.


8. Asam Humat dari hasil campuran Batu bara, Gliserol, Urea, dan Hidrogen Peroksida.

C137H97O9NS (Batu bara) + C3H8O3 (Gliserol) + CH4N2O (Urea) + H2O2 (Hidrogen Peroksida) = Asam Humat ( C187H186O89N9S)

6C137H97O9NS + 92C3H8O3 + 24CH4N2O + 329H2O2 → 6C187H186O89N9S + 478H2O

Reaktan:

- C 137 H 97 O 9 NS  (Batu Bara)  

Dengan berat molekul  C 137 H 97 O 9 NS  adalah  1933,3024  gr/mol.

C3H8O3 (Gliserol)

Dengan berat molekul  C3H8O3  adalah  92,094  gr/mol.

- CH4N2O (Urea)

Dengan berat molekul CH4N2O adalah 60,055 gr/mol .

-H2O2 (Hidrogen Peroksida/ Glyroxyl). 

Dengan berat molekul H2O2 adalah 34,015 gr/mol.

Produk:

- C187H186O89N9S (Asam Humat)

Dengan berat molekul C187H186O89N9S adalah 4015,5496 gr/mol.

- H2O (Udara/ Dihidrogen Oksida/ Aqua/ Dihidrogen Monoksida). 

Dengan berat molekul H2O adalah 18,015 gr/mol.


9a . Asam Humat dari hasil campuran Batu Bara, Fruktosa, Urea, dan Hidrogen Peroksida.

C137H97O9NS (Batu bara) + C6H12O6 (Fruktosa) + CH4N2O (Urea) + H2O2 (Hidrogen Peroksida) = Asam Humat ( C187H186O89N9S)

6C137H97O9NS + 46C6H12O6 + 24CH4N2O + 237H2O2 → 6C187H186O89N9S + 294H2O

Reaktan:

- C137H97O9NS (Batu Bara) 

Dengan berat molekul C137H97O9NS adalah 1933,3024 gr/mol.

C6H12O6 (Fruktosa) 

Dengan    berat molekul C 6 H12O6  adalah 180,156 gr/mol.

- CH4N2O (Urea)

Dengan berat molekul CH4N2O adalah 60,055 gr/mol .

- H2O2 (Hidrogen Peroksida/ Glyroxyl). 

Dengan berat molekul H2O2 adalah 34,015 gr/mol.

Produk:

- C187H186O89N9S (Asam Humat)

Dengan berat molekul C187H186O89N9S adalah 4015,5496 gr/mol.

- H2O (Udara/ Dihidrogen Oksida/ Aqua/ Dihidrogen Monoksida). 

Dengan berat molekul H2O adalah 18,015 gr/mol.


9b. Asam Humat dari hasil campuran Batu Bara, Fruktosa, Urea, dan Hidrogen Peroksida.

C137H97O9NS (Batu bara) + C6H12O6 (Fruktosa) + CH4N2O (Urea) + H2O2 (Hidrogen Peroksida) = Asam Humat ( C187H186O89N9S)

6 C 137 H 97 O 9 NS + 95C6H12O6 +  24 CH 4 N 2 O  +  139 H 2 O 2  →  6 C 187 H 186 O 89 N 9 S +  98 C 3 H 8 O 3  +  98 H 2 O

Reaktan:

- C137H97O9NS (Batu Bara) 

Dengan berat molekul C137H97O9NS adalah 1933,3024 gr/mol.

- C6H12O6 (Fruktosa) 

Dengan berat molekul C6H12O6 adalah 180,156 gr/mol.

- CH4N2O (Urea)

Dengan berat molekul CH4N2O adalah 60,055 gr/mol .

- H2O2 (Hidrogen Peroksida/ Glyroxyl). 

Dengan berat molekul H2O2 adalah 34,015 gr/mol.

Produk:

- C187H186O89N9S (Asam Humat)

Dengan berat molekul C187H186O89N9S adalah 4015,5496 gr/mol.

- C3H8O3 (Gliserol)

Dengan berat molekul C3H8O3 adalah 92,094 gr/mol.

- H2O (Udara/ Dihidrogen Oksida/ Aqua/ Dihidrogen Monoksida). 

Dengan berat molekul H2O adalah 18,015 gr/mol.


10. Asam Humat dari hasil campuran Batu bara, Urea, dan Hidrogen Peroksida.

C137H97O9NS (Batu bara) + CH4N2O (Urea) + H2O2 (Hidrogen Peroksida) = Asam Humat ( C187H186O89N9S)

2 C 137 H 97 O 9 NS +  100 CH 4 N 2 O +  723 H 2 O 2  →  2 C 187 H 186 O 89 N 9 S +  184 NO 3  +  834 H 2 O

Reaktan:

- C137H97O9NS (Batu Bara) 

Dengan berat molekul C137H97O9NS adalah 1933,3024 gr/mol.

- CH4N2O (Urea)

Dengan berat molekul CH4N2O adalah 60,055 gr/mol .

- H2O2 (Hidrogen Peroksida/ Glyroxyl). 

Dengan berat molekul H2O2 adalah 34,015 gr/mol.

Produk:

- C187H186O89N9S (Asam Humat) 

dengan berat molekul C187H186O89N9S adalah 4015,5496 gr/mol.

NO3 (Radikal Nitrat)

Dengan berat molekul  NO3  adalah  62,005  gr/mol.

- H2O (Udara/ Dihidrogen Oksida/ Aqua/ Dihidrogen Monoksida). 

Dengan berat molekul H2O adalah 18,015 gr/mol.


  • Manfaat Pupuk Urea

Secara umum fungsi urea dibutuhkan para petani untuk memberikan kebutuhan nutrisi serta memperbaiki struktur tanaman. Ada beberapa pengingat agar kamu tahu kapan waktu yang tepat menggunakan urea yaitu saat tanaman kekurangan nitrogen. Melansir dari lama faperta umsu, tanaman yang kekurangan nitrogen memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  • Tanaman kurus, kecil dan tidak tumbuh
  • Daun yang tumbuh berwarna hijau kekuningan, kecil, dan tegak
  • Daun yang sudah tua berwarna hijau muda dan berubah menjadi layu memiliki warna kuning
  • Pertumbuhan buah tidak maksimal

Maka dari itu, urea bisa digunakan untuk memberikan nutrisi. Adapun manfaat urea seperti dilansir dari pertanian.go.id, di antaranya:

  1. Membantu proses fotosintesis tanaman sehingga daun tanaman lebih hijau dan segar.
  2. Manfaat urea yang kedua berguna untuk pertumbuhan tanaman. Tanaman menjadi cepat tinggi, jumlah anakan banyak, dan memiliki cabang-cabang yang banyak juga.
  3. Kandungan protein yang ada dalam tanaman meningkat.
  4. Urea bisa digunakan untuk segala jenis tanaman mulai dari tanaman perkebunan, hortikultura, dan tanaman pangan.
  5. Dapat meningkatkan produksi panen, asalkan diberikan dengan dosis yang tepat.
  6. Beberapa sumber juga menuliskan, bahwa kandungan yang ada di pupuk urea dengan proses tertentu bisa digunakan untuk pakan ternak dan perikanan.

Jenis-jenis Urea

Dilihat dari bentuknya, urea terdiri atas dua jenis yaitu prill dan non-prill. Bagaimana ciri-ciri dari kedua jenis pupuk urea ini?

  1. Pupuk Urea Prill

Terdiri dari pelet atau butiran kecil berbentuk bola. Urea prill merupakan salah satu bentuk pupuk urea yang paling umum. Prill urea biasanya berukuran seragam, dengan diameter mulai dari 1 hingga 2 milimeter. Ukurannya yang kecil memungkinkan penyebaran yang mudah dan pemerataan saat diterapkan dengan tangan atau dengan penyebar mekanis. Urea prill cocok untuk berbagai aplikasi pertanian dan dapat digunakan untuk aplikasi permukaan dan bawah permukaan.

Kelebihan Urea Pril :

    • Harga cukup murah dan dapat diberi sesuai dengan kebutuhan
    • Kandungan hara nitrogen 46%
    • Dapat digunakan untuk pemupukan tambak, campuran ransum ternak

Kekurangan Urea Prill :

    • Mudah menyerap udara dari udara sehingga mudah basah atau hancur
    • Karena ukurannya yang kecil membuat urea prill mudah mengalami pelarutan, dan mencuci unsur nitrogen dibandingkan jenis lainnya
  1. Pupuk Urea Granul

Pupuk urea butiran adalah bentuk urea yang telah diolah menjadi butiran yang lebih besar dan berbentuk tidak beraturan. Ini adalah pupuk yang umum digunakan dan banyak tersedia di industri pertanian.

Kelebihan Urea Granul :

    • Ukuran butiran yang lebih besar membuatnya tidak terlalu rentan terhadap debu dan tertiup angin selama digunakan
    • Memiliki nitrogen yang baik untuk pertumbuhan tanaman dan dapat melepaskan nitrogen dalam waktu yang cukup lama

Kekurangan Urea Granul :

    • Granul urea dapat bersifat korosif terhadap logam.
    • Dapat berbahaya bagi tanaman jika diterapkan terlalu dekat dengan akar.
    • Kurang efektif dibandingkan bentuk pupuk urea lainnya di beberapa kondisi tanah.

Cara Membuat Pupuk Urea 

Meskipun urea memiliki kandungan nitrogen, namun bisa membuat pupuk organik yang memiliki kandungan nitrogen tinggi. Bahan-bahannya pun mudah didapat. 

1. Urea dari Bahan Amonia

Urea dibuat dari reaksi antara  amonia (NH3) dengan karbon dioksida (CO2)  dalam suatu proses kimia menjadi urea padat dalam bentuk prill (ukuran 1-3,35 mm) atau granul (ukuran 2-4,75 mm).

NH3 (Amonia) + CO2 (Karbon dioksida) =  CH₄N₂O  (Urea) 

2 NH 3  + CO 2  → (NH 2 ) 2 CO + H 2 O

Reaktan:

NH3 (Amonia)

Dengan berat molekul  NH3  adalah  17,03  gr/mol.

-  CO2 (Karbon dioksida)

Dengan berat molekul NH3 adalah  44,01  gr/mol.

Produk:

- CH4N2O (Urea)

Dengan berat molekul CH4N2O adalah 60,055 gr/mol .

- H2O (Udara/ Dihidrogen Oksida/ Aqua/ Dihidrogen Monoksida). 

Dengan berat molekul H2O adalah 18,015 gr/mol.


2. Urea dari Bahan Alami

Bahan-bahan dan Alat yang Dibutuhkan:

  1. Beras 1kg. Beras memiliki kandungan sumber vitamin B1, karbohidrat, penghambat patogen, juga menunjang pertumbuhan tanaman dari muda,
  2. Kacang Hijau 1kg. Kacang hijau memiliki kandungan nitrogen 30%,
  3. Buah nanas kecil 2 buah. Nanas memiliki kandungan nitrogen yang tinggi dan bagus untuk pertumbuhan tanaman.
  4. Konsentrat serum BAL/probiotik
  5. Gula merah 1 kg dicairkan
  6. Ember yang diisi air 10 liter, kalau menggunakan air PAM, endapkan dulu selama 1 malam untuk menghilangkan kaporitnya
  7. pencampur

Langkah-langkah Pembuatan:

  1. Rendam beras dan kacang hijau selama 6 jam
  2. Rebus gula merah dengan air secukupnya, lalu dinginkan
  3. Blender beras yang sudah direndam semalaman sampai halus
  4. Masukkan beras yang sudah halus ke dalam air 10 liter
  5. Blender kacang hijau sampai halus
  6. Tuangkan hasil blender kacang hijau ke dalam air 10 liter yang sudah dimasukkan beras halus juga
  7. Potong nanas kecil-kecil dan blender sampai halus beserta gagangnya
  8. Satukan nanas yang sudah diblender ke campuran larutan udara 10 liter
  9. Masukkan gula cair ke campuran larutan udara
  10. Tambahkan 3 sdm serum BAL
  11. Larutkan semua bahan-bahan yang ada di dalam air 10 liter
  12. Tutup ember dan simpan ditempat yang teduh. Lakukan fermentasi selama 7 hari
  13. Selama fermentasi, aduk larutan tiap pagi

Setelah 7 hari fermentasi, di bagian atas terdapat jamur karena hasil dari fermentasi. Aromanya pun wangi seperti tape. Untuk dosis penggunaan, kamu bisa mengikuti takaran di bawah ini:

Dosis Penggunaan:

  • Dengan cara semprot: 2sdm untuk 20 liter udara
  • Dengan cara kocor: 5 sdm untuk 20 liter udara. 

Kesimpulan:

Pengaplikasian bahan organo-mineral (asam manusia, dolomit, fosfat alam, dan zeolit) memberikan pengaruh nyata terhadap peningkatan pH t anah, P-tersedia, penurunan Mn, dan peningkatan hasil bobot buah tanaman . 

Tidak t erdapat satu dosis terbaik bahan organo mineral yang dapat serempak meningkatkan pH tanah, P -tersedia, menurunkan kadar Mn, dan meningkatkan hasil buah tanaman.

Secara bersamaan. Perlakuan 10 kg/ha Asam Humat + 200 kg/ha D olomit + 350 kg/ha Fosfat Alam + 250 kg/ha Z eolitmemberikan peningkatan pH tanah t ertinggi yaitu meningkat sebesar 21,45 % menjadi pH 5 , 25 dari pH Kontrol 4,32. 

Perlakuan 8 kg/ha Asam Humat + 150 kg/ha D olomit + 300 kg/ha Fosfat Alam + 200 kg/ha Z eolit memberikan peningkatan P-Tersedia d alam tanah Tertinggi yaitu sebesar 53 ,33 % dengan P-Tersedia 136,63 ppm. 

Perlakuan 8 kg/ha Asam Humat + 100 kg/ha Dolomit + 250 kg/ha F osfat Alam + 150 kg/ha Zeolit memberikan p enurunan Mn Total tertinggi yaitu sebesar 1 9 ,31%.

Perlakuan 8 kg/ha Asam Humat + 200 kg/ha D olomit + 350 kg/ha Fosfat Alam + 250 kg/ha Z eolit memberikan peningkatan hasil bobot buah tanaman, bisa mencapai tertinggi yaitu sebesar 27,80%.



Jadi bahan pertanyaan bagi kita semua adalah mengapa kita membiarkan tanah bumi tidak gembur dan tidak subur karena dampak dari dosa mengakibatkan tanah bumi terkutuk dengan indikasi tanahnya keras, sulit dicangkul, lahan ditumbuhi semak duri, dan sehingga tanaman tidak dapat menghasilkan buah yang besar, lebat dan berbuah setiap bulannya? Mengapa tanaman budidaya dibiarkan begitu saja tidak ternutrisi secara rutin dan kontinu secara berkala? Meski diberi nutrisi (pupuk) pun, tapi ini mubazir, mubazir karena bila hujan atau tanaman disirami udara yang banyak maka pupuk akan mengalir ke bawah hingga jauh di bawah akar yang sulit bagi akar tanaman untuk menjangkaunya, juga ada tidak sedikit pupuk yang terbawa arus udara (pengairan) atau pupuk yang menguapkan penguapan ke udara, mubazir bukan?

Setahu saya, setiap mahluk hidup hanya membutuhkan nutrisi sebagai sumber energi bagi hidupnya dalam takaran yang sedikit saja tapi tidak kekurangan, jaminan nutrisi itu berkualitas bergizi tinggi yang dari jenis bahan makanannya dikonsumsi secara bergantian secara berkala dalam kewajaran. Dan bila dalam senyawa nutrisi (zat nutrisi) yang sama jenis, maka bagi manusia membutuhkan senyawa nutrisi tersebut dalam berat bobot molekulnya yang paling ringan, bila dibandingkan dengan untuk hewan, dan tumbuh-tumbuhan, apalagi bila untuk mikro organisme maka senyawa nutrisi tersebut harus dengan berat bobot molekul yang paling besar untuk dimakan.

Apa Anda ingin memakan apa yang dimakan oleh mikro organisme? Tentu saja tidak, bukan.!!!. Maksud saya misalnya unsur fosfor (P) dikonsumsi oleh manusia, tetapi dikonsumsi juga oleh hewan, tumbuhan tumbuhan, bahkan mikro organisme, tapi yang menjadi perbedaannya adalah P dalam gugus fosfat yang paling ringanlah yang dikonsumsi manusia yaitu baik itu P murni (fosfor) atau PO ( Phosphoryl), atau PO3 (metafosfat) Sedangkan untuk hewan adalah bagusnya yang lebih berat dari itu yaitu gugus PO4 (Phosfat), sedangkan untuk tumbuh-tumbuhan adalah lebih berat lagi dari itu yaitu gugus fosfat P2O5, atau P2O3 (dipospor trioksida) . Jadi untuk mikro organisme pastinya adalah gugus fosfat yang paling berat dari semuanya yaitu anggaplah misalnya gugus fosfat P3O6 atau P4O6 (Fosfor trioksida) adalah senyawa kimia dengan rumus molekul P4O6. Meskipun rumus molekulnya menyarankan nama tetrafosfor heksoksida, nama fosfor trioksida mendahului pengetahuan tentang struktur molekul senyawa tersebut, dan penggunaannya terus berlanjut hingga saat ini.

Di sini kita harus menyikapinya secara biijak, kita harus cerdas literasi dan cerdas berbuat. Banyak pertanyaan atau permasalahan kehidupan yang membutuhkan jawaban. Saat ada jawaban, malah muncul pertanyaan-pertanyaan berikutnya.

Saat Anda menjawab satu pertanyaan orang, malah mereka menanyakan lebih banyak lagi. S aat Anda mulai menggunakan kata-kata besar, mereka meminta klarifikasi. Karena etika mereka tidak dapat memahami apa pun yang Anda katakan, mereka meminta Anda untuk menjelaskannya seolah-olah mereka adalah anak berusia lima tahun. Lalu s aat Anda mengatakan sesuatu yang menarik, mereka menuliskannya di catatan buku atau di ponsel mereka.

Orang-orang semacam ini secara alami tidak lebih cerdas. Mereka adalah pembelajar yang lebih baik dan gigih sehingga menjadikan mereka lebih cerdas.

Mengapa mereka bisa belajar lebih baik?

Mereka benar-benar ingin tahu (rasa ingin tahu yang besar) dan mengajukan pertanyaan dari sudut pandang yang rendah hati. Saya telah mendengar seorang miliarder yang berkata, “jelaskan kepada saya tentang hal itu, seolah-olah saya berusia lima tahun.”

Ungkapan sederhana ini telah mengubah hidup saya dalam hal belajar.

Begitu Anda berhenti bertanya, Anda berhenti belajar. Begitu Anda berhenti menulis ide, Anda akan melupakannya.


Bagian tersulit untuk cerdas bukanlah membohongi diri sendiri tentang apa yang Anda ketahui; cukup saja dengan rendah hati untuk mengajukan pertanyaan. Jika Anda bisa melakukan ini, orang lain akan melihat Anda sebagai orang yang cerdas juga.

Amsal 17:27-28 (TB) Orang yang berpengetahuan menahan kata- katanya, orang yang berpengertian dingin. 

Juga orang yang bodoh akan mengambil tindakan bijak jika ia berdiam diri dan disangka berpengertian jika ia mengatupkan bibir. 



Dokumen

Unduh Literatur di sini: Organo Mineral.















Comments

Popular posts from this blog

STRUKTUR BENIH BIJI TANAMAN ANGGUR

PESTISIDA ORGANIK KELAS DUNIA DARI BAHAN REFFENBROCHIS

CARA MENENTUKAN TEKSTUR TANAH