CAMPURAN MOL / EM4 Aktif, ARANG AKTIF Ak Basa/Asam, KALSIUM KARBONAT / KAPUR DOLOMIT, ASAM HUMAT / ASAM FULVAT, dan ZAT HARA SEBAGAI ORGANO MINERAL UNTUK MPT (MINERAL PENJURU TANAMAN) (Bagian ke-1)
CAMPURAN MOL / EM4 Aktif, ARANG AKTIF Ak Basa/Asam, KALSIUM KARBONAT / KAPUR DOLOMIT, ASAM HUMAT / ASAM FULVAT, dan ZAT HARA SEBAGAI ORGANO MINERAL UNTUK MPT (MINERAL PENJURU TANAMAN)
(Bagian ke-1)
Pendahuluan
Dalam dunia pertanian modern, penggunaan organo-mineral semakin berkembang untuk meningkatkan kesuburan tanah dan produktivitas tanaman. Organo-mineral adalah campuran bahan organik dan anorganik yang mengandung unsur hara penting untuk pertumbuhan tanaman. Salah satu bahan utama yang digunakan dalam organo-mineral adalah asam humat, yang berfungsi untuk meningkatkan kapasitas tukar kation, meningkatkan ketersediaan unsur hara, dan memperbaiki struktur tanah. Artikel ini membahas peran campuran bahan seperti EM4 aktif, arang aktif, kalsium karbonat, asam humat, bio fosfat alam, serta berbagai unsur hara dalam menciptakan Mineral Penjuru Tanaman (MPT) yang dapat mengoptimalkan pertumbuhan tanaman.
Tingkat keasaman tanah yang berkadar basa nyata dapat menyuburkan tanaman, tanah berkadar basa ini dapat terbentuk dari tanah yang telah diberikan organo mineral berupa campuran antara EM4 Aktif, Kapur dolomit, dan Asam Humat.
Pemberian organo-mineral yang diaplikasikan mampu memperbaiki kesuburan dan kualitas tanah serta memperbaiki lingkungan akar bagi pertumbuhan tanaman. Hal ini sesuai dengan Adimihardja dan Sutono (2005) yang menyatakan pemberian bahan mineral dimaksudkan sebagai sumber hara, mengurangi kemasaman tanah, dan sumber pengikat atau penyerap kation yang tercuci akibat aliran udara serta meningkatkan ke tepi tanah di lahan kering.
Bahan organik yang terkandung dalam organo -mineral tersebut juga, baik secara langsung melalui proses mineralisasi, maupun tidak langsung membantu pelepasan unsur P (Fosfor) yang terfiksasi (Suntoro, 2003).
Penggunaan organo-mineral juga mempengaruhi penurunan unsur tidak beracun seperti Mn (Mangan) total di dalam tanah. Menurunnya kadar Mn total ini di dalam tanah berhubungan dengan ketersedian P di dalam tanah, karena Mn terlarut merupakan salah satu faktor ketersediaan fosfat di dalam tanah. Penurunan kadar Mn dalam tanah dipengaruhi oleh meningkatnya pH tanah. Kuswandi (1993) menyatakan bahwa pengapuran dengan dolomit dapat menyebabkan kenaikan pH yang diikuti dengan kekurangan unsur Mn yang tersedia pada tanah yang dapat menjadi sumber racun bagi tanaman, jika kandungannya berlebih di dalam tanah.
Penggunaan organo-mineral juga nyata mempengaruhi hasil bobot buah tanaman. Menurut Hanafiah (2005), peningkatan bobot buah tanaman dipengaruhi oleh proses laju dekomposisi tanah. Laju proses dekomposisi dipengaruhi oleh faktor bahan organik dan faktor sifat fisik dan kimia tanah.
Menurut Sumaryo dan Suryono (2000), Ca dan Mg dapat meningkatkan ketersediaan unsur hara yang lain serta memperbaiki sifat fisik tanah, dengan semakin meningkatnya unsur hara dan sifat fisik tanah maka pertumbuhan tanaman menjadi lebih baik. Keseimbangan kesuburan secara keseluruhan harus sedemikian rupa sehingga menghasilkan pertumbuhan tanaman yang wajar, hal ini penting karena banyak transportasi pautnya dengan ekonomis dan efektivitas pupuk (Buckman dan Brady, 1992).
Komponen Utama Pembentuk Organo-Mineral untuk MPT
1. EM4 (Mikroorganisme Efektif-4) Aktif
EM4 mengandung mikroorganisme menguntungkan seperti bakteri asam laktat, bakteri fotosintetik, dan ragi yang berperan dalam fermentasi bahan organik serta meningkatkan kesuburan tanah. EM4 aktif dapat membantu dekomposisi bahan organik dan meningkatkan ketersediaan nutrisi bagi tanaman.
EM4 (dekomposer, Lactobacillus sp, bakteri asam laktat, bakteri fotosintetik, Streptomyces, jamur pengurai selulosa, bakteri pelarut fosfor yang berfungsi sebagai pengurai bahan organik secara alami (Akmal, 2004 ). EM4 terdiri atas kultur campuran mikroorganisme bermanfaat dan hidup secara alami serta dapat diterapkan sebagai inokulum untuk meningkatkan keragaman mikroorganisme tanah dan tanaman (Higa & Parr 1997).
Larutan mikroorganisme efektif 4 yang disingkat EM4 ditemukan pertama kali oleh Prof Dr. Teruo Higa dari Universitas Ryukyus, Jepang. Larutan EM4 ini mengandung mikroorganisme. Jumlah mikroorganisme fermentasi dalam EM4 sangat banyak sekitar 80 genus. Cairan Larutan EM4 untuk pertanian berwarna kuning kecoklat-coklatan, berbau aroma khas EM.
Mikroorganisme
Peran mikroorganisme dalam MPT sangat penting, terutama dalam membantu dekomposisi bahan organik, mempercepat siklus hara, serta mengendalikan patogen di dalam tanah.
Mikro-Organisme (Mikroba) memiliki kemampuan beradaptasi luar biasa di lingkungannya, karena mikroba memiliki membran sel dan enzim tersendiri yang berbeda dengan mahluk lainnya. Selain itu, mikroba juga bisa memodifikasi gen mereka sendiri, agar bisa bertahan hidup di lingkungan yang ekstrem. Mereka bisa menularkan gen, pengobatan, atau adaptasi lainnya biar bisa hidup dengan baik di lingkungan yang sulit, selama pakannya tersedia..
Mikro-Organisme pada media cair untuk hidupnya, maka mikroba (mikro-organisme) akan terus hidup selama tersedia pakannya (gula/molase). Bila pakannya sudah tidak ada, maka mikroba akan mati, mikroba tidak bisa dorman di dalam POC (Pupuk Organik Cair) bila POC sudah kadaluarsa, dengan indikasi mikroba tidak mempunyai pakan lagi, mikroba mati, maka POC tidak bisa digunakan lagi bagi tanaman.
Sedangkan saat kadar airr rendah di media yang baik dan suhu optimal, maka mikroba akan dorman (pada prinsipnya harus ada kondisi dimana mikroba terpaksa harus bertahan hidup dengan dormansi), harus ada yang dikorbankan dari kondisi ideal, paling tidak adalah suhunya, membuat suhu yang rendah. Jika tidak ingin ribet dengan suhu, turunkan kadar air atau kepadatan medium tinggi, simpan dalam medium gel, meskipun risiko kerusakan lebih tinggi dibandingkan pengaturan suhu rendah. Jika tidak ingin juga, atur mediumnya pada medium yang tidak dapat tumbuh tetapi menjaga viabilitas sel, misal campuran gliserin (gliserol) dan larutan saline. Biasanya adalah dengan cara 1 ml kultur mikroba + 1 ml gliserol 50% dihomogenkan, lalu dimasukkan ke kulkas suhu -20 atau -80 derajat celcius. Di situ bakteri menjadi dorman. Dan larutan nmasih bisa dimanfaatkan lagi hingga 5 tahun ke depan.
2. Kalsium Karbonatt, dan Kapur Dolomit
Kalsium karbonat dan kapur dolomit berfungsi untuk menetralkan keasaman tanah serta menyediakan kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) yang diperlukan oleh tanaman. Penggunaan kapur dolomit dapat meningkatkan pH tanah dan memperbaiki struktur tanah yang asam.
Dengan Kalsium karbonat, mikoorganisme di dalam tanah bisa lebih berkembang dan aktif sehingga tanaman yang ditanam dapat tumbuh lebih subur.
Kalsium karbonat (CaCO3), komponen utama kapur batu, merupakan bahan yang banyak digunakan untuk menetralkan kekeringan tanah dan mencukupi kalsium (Ca) untuk nutrisi tanaman. kalsium karbonat dapat berupa bubuk putih yang tidak berbau atau kristal yang tidak berwarna dengan rasa berkapur atau hambar.
Dolomit merupakan jenis mineral batuan yang berasal dari alam yang komponen utamanya adalah kalsium dan magnesium dengan rumus kimia CaMg(CO3)2. Dolomit murni mengandung 21,70% kalsium dan 13,04% magnesium.
Kapur dolomit mengandung unsur hara kalsium oksida (CaO) dan juga magnesium oksida (MgO) dengan kadar yang cukup tinggi, hal ini dapat menetralkan pH tanah, ini sangat baik untuk tanah karena jika tanah kekurangan kalsium dan magnesium, maka tanaman otomatis akan menjadi berproduksi kurang maksimal.
Kalsium karbonat berbeda dengan dolomit, jika bahan bakunya lebih banyak mengandung kalsium karbonat dan sedikit magnesium karbonat maka kapur ini disebut kalsit. Sementara itu, jika bahan bakunya banyak mengandung kalsium karbonat dan magnesium karbonat maka kapur ini disebut dolomit . Kapur dolomit banyak dipakai untuk mengapur tanah asam.
Nama lain kalsium karbonat : Batu kapur; kalsit; aragonit; kapur; selai jeruk; mutiara; tiram . Kalsium karbonat adalah senyawa kimia dengan rumus CaCO3. Senyawa ini merupakan bahan umum yang terdapat pada batu di seluruh bagian dunia, dan merupakan komponen utama cangkang organisme laut, siput, bola arang, mutiara, dan kulit telur. Kalsium karbonat adalah bahan aktif dalam kapur pertanian, dan tercipta ketika ion Ca di dalam udara bereaksi keras dengan ion karbonat sehingga menciptakan kerak kapur. Ini biasanya digunakan dalam pengobatan sebagai tambahan kalsium atau sebagai antasida, tetapi bila dikonsumsi secara berlebihan bisa berbahaya.
Dalam larutan murni, kalsium karbonat (0,15%) memiliki pH 9,55 (basa). Kalsium karbonat adalah sejenis garam kalsium alami yang sering digunakan sebagai bahan tambahan makanan, antasida, pengikat fosfat, atau suplemen makanan. Sebagai produk farmasi, dapat bermanfaat untuk: mengelola masalah pencernaan tertentu (GERD, refluks asam). Kalsium karbonat (CaCO3) pula tidak larut di udara, namun dapat larut dalam asam nitrat dengan membentuk gelembung gas. Kalsium karbonat adalah batu kapur ( CaCO3 ). Batu kapur adalah senyawa ion, terdiri dari ion Ca2+ dan ion CO3-, tetapi sukar larut dalam udara. Hal itu terjadi karena ion-ion dalam batu kapur bertarikan dengan sangat kuat, sehingga udara tidak mampu melarutkannya.
Pemberian kapur dolomit dan EM4 (30-40 gr dolomit / 1 liter EM4 Aktif) dapat meningkatkan pH tanah gambut dan meningkatkan jumlah daun tanaman. Dolomit mampu menurunkan kemasaman tanah menjadi berkadar basa karena mengandung Mg dan Ca.Apabila terjadi peningkatan Ca dalam tanah, maka akan terjadi netralisasi ion H+ sehingga meningkatkan nilai pH tanah (Novizan, 2002). Abu dapur sebagai alternatif yang bisa menjadi pengganti dolomit atau kapur pertanian.
pH (Potensi Hidrogen) adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu lingkungan. Ia didefinisikan sebagai kologaritma aktivitas ion hidrogen (H+) yang terlarut.
Kondisi tanah yang diberi kapur dolomit akan menjadi lebih subur. Banyaknya kalsium karbonat dan magnesium karbonat pada kapur dolomit, dapat membantu membunuh bakteri patogen yang menyerang tanaman, dan membuat tanah berkadar basa. Supaya tanaman tumbuh ideal membutuhkan keasaman tanah dengan pH antara 5,5 s/d 6,5.Bila tanah berkadar asam saja
Dolomit, Zeolit, dan fosfat alam merupakan sumber mineral yang dapat dijadikan pupuk. Zeolit dalam menandakan sebagai Bahan pembenah tanah dapat menyangga ph tanah dan ketika diaplikasikan dengan jumlah yang cukup dapat memperbaiki sifat-sifat fisik, kimia, dan biologi tanah yang dapat meningkatkan produksi pertanian (Suwardi, 2007).
3. Arang Aktif
Arang aktif memiliki daya serap tinggi dan dapat membantu menahan nutrisi dalam tanah agar tidak mudah hilang akibat pencucian oleh air hujan. Selain itu, arang aktif juga berfungsi sebagai penyerap racun serta memperbaiki aerasi tanah.
Dalam bentuk amorf di sini arang aktif dihasilkan dari sekam-padi yang mengandung karbon atau dari arang yang diperlakukan dengan cara khusus untuk mendapatkan permukaan yang
Karakteristik bahan arang aktif dari bahan organik lebih baik dibandingkan bahan non-organik (non biomassa atau fosil) karena mudah proses pembuatannya dan tinggi kualitas hasil penyerapannya (luas permukaan yang besar, pori-pori arang aktif yang berjumlah banyak, ukuran jari-jari pori yang kecil, kadar udara yang rendah membuat semakin banyak tempat dalam pori-pori yang dapat ditempati oleh adsorbat).
4. MOL - Mineral Basa/Asam
MOL (Mikroorganisme Lokal) berbasis mineral basa dan asam berfungsi sebagai aktivator mikroorganisme tanah. MOL yang diperkaya dengan mineral tertentu dapat meningkatkan efektivitas penyerapan unsur hara oleh tanaman.
5. Fosfat, dan Bio Fosfat Alam
Fosfat (P) bagi tanaman adalah zat hara penting (hara makro) bagi tanaman, fosfat (P) ini seolah olah adalah konsumsi rohani bagi tanaman.
Bio fosfat alam merupakan sumber fosfor (P) alami yang dapat meningkatkan pertumbuhan akar serta mempercepat pembungaan dan pembuahan tanaman.
Mineral EM4-Basa/Asam
EM4 yang dikombinasikan dengan mineral tertentu dapat meningkatkan efektivitas unsur hara.
Asam Humat dan Asam Fulvat
Asam Humat dan Asam Fulvat merupakan senyawa-senyawa organik utama dari lapisan humus. Lapisan humus adalah hasil dekomposisi dari bahan organik dan merupakan bagian paling subur dari tanah. Senyawa kedua ini memiliki peran utama sebagai pelumas tanah dan bersifat mudah larut di segala kondisi pH tanah. Humus adalah tanah yang sangat subur terbentuk dari lapukan daun dan batang pohon di hutan hujan tropis yang lebat. Humus dikenal sebagai sisa-sisa tumbuhan dan hewan yang mengalami perombakan oleh organisme di dalam tanah, berada dalam keadaan stabil, berwarna coklat kehitaman.
7. Asam Humat
Asam humat adalah senyawa organik kompleks yang berasal dari pelapukan bahan organik, seperti humus atau lignin, yang memiliki kemampuan mengikat unsur hara dan memperbaiki struktur tanah.
Asam Humat dan Sumbernya
Asam humat dapat diperoleh dari bahan alami maupun hasil rekayasa kimia.
Cara Membuat Asam Humat dari Batu Bara
Batu bara yang diproses dengan larutan basa akan menghasilkan asam humat yang bermanfaat bagi tanah.
Berbagai Metode Pembuatan Asam Humat
- Campuran fruktosa, asam sulfat, urea, dan air.
- Campuran fruktosa, asam sulfat, urea, dan hidrogen peroksida.
- Campuran gliserol, asam sulfat, urea, dan hidrogen peroksida.
- Campuran fruktosa, gliserol, asam sulfat, dan urea.
- Campuran fruktosa, asam sulfur, urea, dan hidrogen peroksida.
- Campuran gliserol, asam sulfur, urea, dan hidrogen peroksida.
- Campuran batu bara, gliserol, urea, dan hidrogen peroksida.
- Campuran batu bara, fruktosa, urea, dan hidrogen peroksida.
Manfaat dari Pengaplikasian Asam Humat
- Meningkatkan kapasitas tukar kation tanah.
- Meningkatkan penyerapan unsur hara oleh akar tanaman.
- Memperbaiki struktur tanah dan meningkatkan retensi air.
Manfaat Lain Asam Humat bagi Tanaman
- Meningkatkan ketahanan tanaman terhadap stres lingkungan.
- Mempercepat pertumbuhan tanaman dan hasil panen.
Asam fulvat adalah salah satu dari dua kelas polimer organik asam alami yang dapat diekstraksi dari humus yang ditemukan di tanah, sedimen, atau lingkungan perairan. Namanya berasal dari bahasa Latin fulvus , yang menunjukkan warna kuningnya. Bahan organik ini larut dalam asam kuat (pH = 1) dan mempunyai rumus kimia rata-rata C135 H182 O95 N5 S2 . Rasio hidrogen terhadap karbon yang lebih besar dari 1 : 1 menunjukkan sifat aromatik yang lebih sedikit (yaitu, lebih sedikit cincin benzena dalam struktur), sedangkan rasio oksigen terhadap karbon yang lebih besar dari 0,5 : 1 menunjukkan karakter yang lebih asam dibandingkan fraksi organik lainnya. humus (misalnya, asam huma, polimer organik asam alami lainnya yang dapat diekstraksi dari humus). Strukturnya paling baik tersusun sebagai kumpulan longgar polimer organik aromatik dengan banyak gugus karboksil (COOH) yang melepaskan ion hidrogen, menghasilkan spesies yang memiliki muatan listrik di berbagai lokasi pada ion tersebut. Ia sangat reaktif dengan logam, membentuk kompleks kuat khususnya dengan Fe 3+ , Al 3+ , dan Cu 2+ dan menyebabkan peningkatan kelarutannya dalam udara alami. Asam fulvat diyakini berasal dari produk metabolisme mikroba, meskipun tidak disintesis sebagai sumber karbon atau energi yang menopang kehidupan.
Bentuk produk lain, Asam fulvat / asam fulvat kalium adalah asam fulvat murni yang berasal dari mineral alami. Fulvic Acid membantu menjaga kesehatan tanaman, baik untuk akar maupun daun.
Fulvic Acid 100% murni berasal dari mineral alami, dengan fungsi termaksimal.
Asam fulvat memiliki efek paling stabil dan terbaik untuk tanaman dibandingkan dengan zat humat lainnya.
Memiliki hormon natural/alami dengan kualitas baik, sehingga dapat larut 98% dalam berbagai jenis pH udara. Tanaman dapat langsung menyerap nutrisi yang terkandung didalamnya.
Penggunaan 50 gram asam fulvat (kuning cerah-kuning kecoklatan) setara dengan 500 gram – 1000 gram asam humat (coklat gelap-abu abu hitam).
- Membantu tanaman lebih tahan terhadap cuaca, baik hujan, kemarau, maupun cuaca buruk.
- Membantu mikroba baik bertambah banyak dan bakteri tidak baik hilang.
- Dapat menolak dan mengontrol penyakit pada tanaman.
- Membantu pupuk / pestisida lebih baik lagi fungsinya. Juga meningkatkan penyerapan nutrisi pada tanaman.
- Membantu akar menyerap hara mikro lebih lengkap. Selain itu juga dapat membantu tunas pada tanaman tetap tumbuh dan akar juga terus tumbuh.
- Dapat membantu struktur konstruksi tanah dan dapat membantu menyimpan udara lebih banyak.
- Dapat meningkatkan produksi dan kualitas tanaman lebih bagus.
Aplikasi penggunaan asam fulvat:
1.Dapat disemprotkan ke daun
2.Siram akar dengan sistem manual
3.Siram akar dengan sistem tetes tape
9. Batu Zeolit
Di bagian basa mineral ini terdiri dari takaran/dosis larutan EM4 Aktif 500 ml, plus kalsium karbonat 250 gr, plus kalium karbonat 83 gr, plus arang aktif Ak.asam 250 gr, plus Zeolit 125 gr.
Sedangkan di bagian asam mineralnya terdiri dari kapur dolomit 200 gr, plus Natrium karbonat 67 gr, plus asam fulvat 200 gr, plus POC hara mikro 200 gr, plus pupuk hara bermanfaat 100 gr, plus POC asam amino 100 ml.
Selama proses pembuatan larutan EM4 Aktif atau larutan Mikrobial Solution, larutan gula berguna untuk mengembangkan jumlah EM untuk memperoleh energi. Larutan gula ini bermanfaat untuk digunakan sebagai bahan campuran membuat EM4 Aktif atau Mikrobial Solution sistem aerob/anaerob.
Hal di atas adalah masih satu bagian, maka ditambah bagian lainnya lagi yaitu pembuatan MOL (Mikro Organisme Lokal) dengan cara menerapkan rumus 1 : 1 : 0,1 : 1 : 10 yakni 1 buah kentang yang telah direbus dan diblender bersama airnya, ditambah 1 sdm garam dapur, ditambah 100 gr atau 0,1 kg gula pasir, ditambah 1 genggam Leaf-Mould (Serasah daun yang lapuk dan humusnya sekalian dimasukkan ke kaos tangan/kaos kaki dan diremas remas sampai keluar sarinya), dan 10 liter air hujan . kelimanya satu kesatuan difermentasi homogen dalam wadah tertutup selama 2x24 jam.
Dan juga di dalam wadah yang terpisah, larutan MOL yang sudah jadi ini dicampurkan dengan Kalsium karbonat, dalam perbandingan dosis yang sama.
Berat molekul Kalsium karbonat (CaCO3) = 100,0869 gr/mol adalah lebih ringan bila dibandingkan dengan berat molekul dolomit (CaMg(CO3)2 ) = 184,4008 gr/mol. , maka Kalsium Karbonat menjadi sebagai komponen basa mineral penentu dalam kebersamaannya dengan larutan MOL/EM4 aktif dan Arang aktif, sedangkan dolomit sebagai komponen asam mineral pendamping dalam kebersamaannya dengan asam humat/fulvat dan pupuk/unsur hara makro/mikro/bermanfaat.
Sementara Formula campuran dengan dosis yang sama. dijelaskan pada gambar berikut ini:
- Dalam membuat basa mineral, dicampurkan Kalsium karbonat dan larutan MOL atau larutan EM4 Aktif / Mikrobial Solution, dengan Arang aktif aktivator basa/asam, sehingga sementara Formula campuran bahan dijelaskan pada gambar berikut ini:
- Lalu kemudian bahan campuran MOL dengan Kalsium karbonat dan Arang aktif yang menghasilkan MOL - basa mineral ini, dicampurkan dengan Asam-asam mineral (percampuran Asam Humat).
Sedangkan bahan campuran EM4 Aktif/Mikrobial Solution dengan Kalsium karbonat dan Arang aktif yang menghasilkan EM4 - basa mineral ini, dicampurkan dengan Asam-asam mineral (percampuran Asam Fulvat).
Sehingga sementara Formula campuran bahan dijelaskan pada gambar berikut ini:
- Bahan bahan tercampur antara larutan MOL dengan Kalsium karbonat dan Arang aktif yang menghasilkan MOL-basa mineral ini, lalu dicampurkan dengan Asam-asam mineral (percampuran Asam Humat). dan Arang aktif aktivator basa yang menghasilkan basa mineral ini, lalu dicampurkan dengan Asam-asam mineral (percampuran pupuk Asam Humat), dengan cara membuat perbandingan dosis 1 : 1 : 1,5, asam mineral terbuat dari asam humat padat 1 bagian dicampur dengan kapur dolomit 1 bagian, dan larutan POC-NPK 1 bagian, (campurkan 200 gr asam Humat padat, ditambah 200 gr kapur dolomit , ditambah 300 ml larutan POC-NPK atau Pupuk hara makro lainnya), tanpa atau menggunakan bahan fosfat alam (P) 0 ,1 buah (20 gr). Selain di asam mineral, Elemen P yang ada di bagian MOL basa mineral, agar mineral tampak berwarna terang, sehingga mikro-organisme lokal yang dorman berada di tempatnya (rumahnya) yang terang oleh Phosfat (P).
Pada gambar berikut, unsur fosfat (P) seharusnya berada di bagian MOL basa mineral, namun tidak tertutup kemungkinan unsur P ini ditambahkan ke campuran asam mineral dengan cara ditaburi ke larutan kentalnya.
Dilihat dari warna yang dihasilkan persenyawaan campuran bahan basa mineral dan asam mineral ini, adalah asam mineral berwarna coklat keabu-abuan, Berikut gambar Basa-Asam Organo Mineral dalam wadah tampak atas.
Sedangkan basa mineral adalah berwarna abu-abu kecoklat-coklatan. sehingga komposisi organo-mineral terdiri dari 2 lapisan yaitu lapisan basa mineral dan lapisan asam mineral, keduanya menyatu. Berikut gambar Basa-Asam Organo Mineral dalam wadah tampak samping.
Comments
Post a Comment