CAMPURAN MOL / EM4 Aktif, ARANG AKTIF Ak Basa/Asam, KALSIUM KARBONAT / KAPUR DOLOMIT, ASAM HUMAT / ASAM FULVAT, dan ZAT HARA SEBAGAI ORGANO MINERAL UNTUK MPT (MINERAL PENJURU TANAMAN) (Bagian ke-1)


CAMPURAN MOL / EM4 Aktif, ARANG AKTIF Ak Basa/Asam, KALSIUM KARBONAT / KAPUR DOLOMIT, ASAM HUMAT / ASAM FULVAT, dan ZAT HARA SEBAGAI ORGANO MINERAL UNTUK MPT (MINERAL PENJURU TANAMAN) 

(Bagian ke-1)

(Oleh: SR.Pakpahan,SST)

Pendahuluan

Dalam dunia pertanian modern, penggunaan organo-mineral semakin berkembang untuk meningkatkan kesuburan tanah dan produktivitas tanaman. Organo-mineral adalah campuran bahan organik dan anorganik yang mengandung unsur hara penting untuk pertumbuhan tanaman. Salah satu bahan utama yang digunakan dalam organo-mineral adalah asam humat, yang berfungsi untuk meningkatkan kapasitas tukar kation, meningkatkan ketersediaan unsur hara, dan memperbaiki struktur tanah. Artikel ini membahas peran campuran bahan seperti EM4 aktif, arang aktif, kalsium karbonat, asam humat, bio fosfat alam, serta berbagai unsur hara dalam menciptakan Mineral Penjuru Tanaman (MPT) yang dapat mengoptimalkan pertumbuhan tanaman.

Tingkat keasaman tanah yang berkadar basa nyata dapat menyuburkan tanaman, tanah berkadar basa ini dapat terbentuk dari tanah yang telah diberikan organo mineral berupa campuran antara EM4 Aktif, Kapur dolomit, dan Asam Humat.

Pemberian organo-mineral yang diaplikasikan  mampu memperbaiki kesuburan dan kualitas  tanah serta memperbaiki lingkungan akar  bagi pertumbuhan tanaman. Hal ini sesuai  dengan Adimihardja dan Sutono (2005) yang  menyatakan pemberian bahan mineral  dimaksudkan sebagai sumber hara,  mengurangi kemasaman tanah, dan sumber pengikat atau penyerap kation yang tercuci  akibat aliran udara serta meningkatkan ke  tepi tanah di lahan kering.

Bahan organik yang terkandung dalam organo -mineral tersebut juga, baik secara langsung melalui proses mineralisasi, maupun tidak  langsung membantu pelepasan unsur P (Fosfor) yang  terfiksasi (Suntoro, 2003).

Penggunaan  organo-mineral juga  mempengaruhi penurunan unsur tidak beracun seperti Mn (Mangan) total di dalam  tanah. Menurunnya kadar Mn total ini di dalam tanah berhubungan dengan ketersedian P di dalam tanah, karena Mn terlarut merupakan salah satu faktor ketersediaan fosfat di dalam tanah.  Penurunan kadar Mn dalam tanah  dipengaruhi oleh meningkatnya pH tanah.  Kuswandi (1993) menyatakan bahwa  pengapuran dengan dolomit dapat  menyebabkan kenaikan pH yang diikuti  dengan kekurangan unsur Mn yang tersedia  pada tanah yang dapat menjadi sumber racun  bagi tanaman, jika kandungannya berlebih di  dalam tanah.

Penggunaan organo-mineral juga nyata mempengaruhi hasil bobot buah tanaman. Menurut Hanafiah (2005), peningkatan bobot buah tanaman dipengaruhi oleh proses laju dekomposisi tanah. Laju proses dekomposisi dipengaruhi oleh faktor bahan organik dan faktor sifat fisik dan kimia tanah.

Menurut Sumaryo dan Suryono (2000), Ca dan Mg dapat meningkatkan ketersediaan unsur hara yang lain serta memperbaiki sifat fisik tanah, dengan semakin meningkatnya unsur hara dan sifat fisik tanah maka pertumbuhan tanaman menjadi lebih baik. Keseimbangan kesuburan secara keseluruhan harus sedemikian rupa sehingga menghasilkan pertumbuhan tanaman yang wajar, hal ini penting karena banyak transportasi pautnya dengan ekonomis dan efektivitas pupuk (Buckman dan Brady, 1992).

Komponen Utama Pembentuk Organo-Mineral untuk MPT

1. EM4 (Mikroorganisme Efektif-4) Aktif

EM4 mengandung mikroorganisme menguntungkan seperti bakteri asam laktat, bakteri fotosintetik, dan ragi yang berperan dalam fermentasi bahan organik serta meningkatkan kesuburan tanah. EM4 aktif dapat membantu dekomposisi bahan organik dan meningkatkan ketersediaan nutrisi bagi tanaman.

EM4 (dekomposer, Lactobacillus sp, bakteri asam laktat, bakteri fotosintetik, Streptomyces, jamur pengurai selulosa, bakteri pelarut fosfor  yang berfungsi sebagai pengurai bahan organik secara alami (Akmal, 2004 ). EM4 terdiri atas kultur campuran mikroorganisme bermanfaat dan hidup secara alami serta dapat diterapkan sebagai inokulum untuk meningkatkan keragaman mikroorganisme tanah dan tanaman (Higa & Parr 1997).

Larutan mikroorganisme efektif 4 yang disingkat EM4 ditemukan pertama kali oleh Prof Dr. Teruo Higa dari Universitas Ryukyus, Jepang. Larutan EM4 ini mengandung mikroorganisme. Jumlah mikroorganisme fermentasi dalam EM4 sangat banyak sekitar 80 genus. Cairan Larutan EM4 untuk pertanian berwarna kuning kecoklat-coklatan, berbau aroma khas EM.

Mikroorganisme

Peran mikroorganisme dalam MPT sangat penting, terutama dalam membantu dekomposisi bahan organik, mempercepat siklus hara, serta mengendalikan patogen di dalam tanah.

Mikro-Organisme (Mikroba) memiliki kemampuan beradaptasi luar biasa di lingkungannya, karena mikroba memiliki membran sel dan enzim tersendiri yang berbeda dengan mahluk lainnya.  Selain itu, mikroba juga bisa memodifikasi gen mereka sendiri, agar bisa bertahan hidup di lingkungan yang ekstrem. Mereka bisa menularkan gen, pengobatan, atau adaptasi lainnya biar bisa hidup dengan baik di lingkungan yang sulit, selama pakannya tersedia..

Mikro-Organisme pada media cair untuk hidupnya, maka mikroba (mikro-organisme) akan terus hidup selama tersedia pakannya (gula/molase). Bila pakannya sudah tidak ada, maka mikroba akan mati, mikroba tidak bisa dorman di dalam POC (Pupuk Organik Cair) bila POC sudah kadaluarsa, dengan indikasi mikroba tidak mempunyai pakan lagi, mikroba mati, maka POC tidak bisa digunakan lagi bagi tanaman.

Sedangkan saat kadar airr rendah di media yang baik dan suhu optimal, maka mikroba akan dorman (pada prinsipnya harus ada kondisi dimana mikroba terpaksa harus bertahan hidup dengan dormansi), harus ada yang dikorbankan dari kondisi ideal, paling tidak adalah suhunya, membuat suhu yang rendah. Jika tidak ingin ribet dengan suhu, turunkan kadar air atau kepadatan medium tinggi, simpan dalam medium gel, meskipun risiko kerusakan lebih tinggi dibandingkan pengaturan suhu rendah. Jika tidak ingin juga, atur mediumnya pada medium yang tidak dapat tumbuh tetapi menjaga viabilitas sel, misal campuran gliserin (gliserol) dan larutan saline. Biasanya adalah dengan cara 1 ml kultur mikroba + 1 ml gliserol 50% dihomogenkan, lalu dimasukkan ke kulkas suhu -20 atau -80 derajat celcius. Di situ bakteri menjadi dorman. Dan larutan nmasih bisa dimanfaatkan lagi hingga 5 tahun ke depan.

2. Kalsium Karbonatt, dan Kapur Dolomit

Kalsium karbonat dan kapur dolomit berfungsi untuk menetralkan keasaman tanah serta menyediakan kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) yang diperlukan oleh tanaman. Penggunaan kapur dolomit dapat meningkatkan pH tanah dan memperbaiki struktur tanah yang asam.

Dengan  Kalsium karbonat, mikoorganisme di dalam tanah bisa lebih berkembang dan aktif sehingga tanaman yang ditanam dapat tumbuh lebih subur.

Kalsium karbonat (CaCO3), komponen utama kapur batu, merupakan bahan yang banyak digunakan untuk menetralkan kekeringan tanah dan mencukupi kalsium (Ca) untuk nutrisi tanaman. kalsium karbonat dapat berupa bubuk putih yang tidak berbau atau kristal yang tidak berwarna dengan rasa berkapur atau hambar.

Dolomit merupakan jenis mineral batuan yang berasal dari alam yang komponen utamanya adalah kalsium dan magnesium dengan rumus kimia CaMg(CO3)2. Dolomit murni mengandung 21,70% kalsium dan 13,04% magnesium.

Kapur dolomit mengandung unsur hara  kalsium oksida (CaO) dan juga magnesium oksida (MgO)  dengan kadar yang cukup tinggi, hal ini dapat menetralkan pH tanah, ini sangat baik untuk tanah karena jika tanah kekurangan kalsium dan magnesium, maka tanaman otomatis akan menjadi berproduksi kurang maksimal.

Kalsium karbonat berbeda dengan dolomit, jika bahan bakunya lebih banyak mengandung kalsium karbonat dan sedikit magnesium karbonat maka kapur ini disebut kalsit. Sementara itu,  jika bahan bakunya banyak mengandung kalsium karbonat dan magnesium karbonat maka kapur ini disebut dolomit . Kapur dolomit banyak dipakai untuk mengapur tanah asam.

Nama lain kalsium karbonat : Batu kapur; kalsit; aragonit; kapur; selai jeruk; mutiara; tiram . Kalsium    karbonat adalah senyawa kimia dengan rumus CaCO3. Senyawa ini merupakan bahan umum yang terdapat pada batu di seluruh bagian dunia, dan merupakan komponen utama cangkang organisme laut, siput, bola arang, mutiara, dan kulit telur. Kalsium karbonat adalah bahan aktif dalam kapur pertanian, dan tercipta ketika ion Ca di dalam udara bereaksi keras dengan ion karbonat sehingga menciptakan kerak kapur. Ini biasanya digunakan dalam pengobatan sebagai tambahan kalsium atau sebagai antasida, tetapi bila dikonsumsi secara berlebihan bisa berbahaya.

Dalam larutan murni, kalsium karbonat (0,15%) memiliki pH 9,55 (basa). Kalsium karbonat adalah sejenis garam kalsium alami yang sering digunakan sebagai bahan tambahan makanan, antasida, pengikat fosfat, atau suplemen makanan. Sebagai produk farmasi, dapat bermanfaat untuk: mengelola masalah pencernaan tertentu (GERD, refluks asam). Kalsium karbonat (CaCO3) pula tidak larut di udara, namun dapat larut dalam asam nitrat dengan membentuk gelembung gas.   Kalsium karbonat adalah  batu kapur ( CaCO3 ). Batu kapur adalah senyawa ion, terdiri dari ion Ca2+ dan ion CO3-, tetapi sukar larut dalam udara. Hal itu terjadi karena ion-ion dalam batu kapur bertarikan dengan sangat kuat, sehingga udara tidak mampu melarutkannya.

Pemberian kapur dolomit dan EM4 (30-40 gr dolomit / 1 liter EM4 Aktif)  dapat meningkatkan pH tanah gambut dan meningkatkan jumlah daun tanaman. Dolomit mampu menurunkan kemasaman tanah menjadi berkadar basa karena mengandung Mg dan Ca.Apabila terjadi peningkatan Ca dalam tanah, maka akan terjadi netralisasi ion H+ sehingga meningkatkan nilai pH tanah (Novizan, 2002). Abu dapur sebagai alternatif yang bisa menjadi pengganti dolomit atau kapur pertanian.

pH (Potensi Hidrogen) adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu lingkungan. Ia didefinisikan sebagai kologaritma aktivitas ion hidrogen (H+) yang terlarut.

Kondisi tanah yang diberi kapur dolomit akan menjadi lebih subur. Banyaknya kalsium karbonat dan magnesium karbonat pada kapur dolomit, dapat membantu membunuh bakteri patogen yang menyerang tanaman, dan membuat tanah berkadar basa. Supaya tanaman tumbuh ideal membutuhkan keasaman tanah dengan pH antara 5,5 s/d 6,5.Bila tanah berkadar asam saja 

Dolomit, Zeolit, dan fosfat alam merupakan  sumber mineral yang dapat dijadikan pupuk. Zeolit ​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​dalam menandakan sebagai Bahan pembenah tanah dapat menyangga ph tanah dan ketika diaplikasikan dengan jumlah yang cukup dapat memperbaiki sifat-sifat fisik, kimia, dan biologi tanah yang dapat meningkatkan produksi pertanian (Suwardi, 2007). 

3. Arang Aktif

Arang aktif memiliki daya serap tinggi dan dapat membantu menahan nutrisi dalam tanah agar tidak mudah hilang akibat pencucian oleh air hujan. Selain itu, arang aktif juga berfungsi sebagai penyerap racun serta memperbaiki aerasi tanah.

Dalam bentuk amorf di sini arang aktif dihasilkan dari sekam-padi   yang mengandung karbon atau dari arang yang diperlakukan dengan cara khusus untuk mendapatkan permukaan yang 

Karakteristik bahan arang aktif dari bahan organik lebih baik dibandingkan bahan non-organik (non biomassa atau fosil) karena mudah proses pembuatannya dan tinggi kualitas hasil penyerapannya (luas permukaan yang besar, pori-pori arang aktif yang berjumlah banyak, ukuran jari-jari pori yang kecil, kadar udara yang rendah membuat semakin banyak tempat dalam pori-pori yang dapat ditempati oleh adsorbat).

Arang dapat aktif memperbaiki sifat fisik, kimia, dan hayati tanah. Arang aktif dalam meningkatkan sifat fisik tanah seperti agregat tanah dan kemampuan tanah mengikat udara. Pada tanah beriliat, arang aktif dapat membantu menurunkan kekerasan tanah dan mempertinggi kemampuan mempertahankan udara tanah, sehingga berpengaruh terhadap peningkatan aktivitas mikroorganisme tanah.

Penggunaan arang aktif di lahan sawah dapat meningkatkan jumlah bakteri dan bakteri fiksasi nitrogen (Azotobacter) di dalam tanah terutama di sekitar akar tanaman pangan. Hasil penelitian di Jepang melaporkan bahwa lahan yang diberi arang aktif meningkatkan frekuensi bakteri fiksasi nitrogen sebesar 10-15% di Hokkaido dan Tohoku (Honshu Utara), 36-48% di Kanto hingga Chugoku (Honshu sebelah Timur-Barat), dan 59-66% di Kyusu (Ogawa 1994). Hasil penelitian di Balingtan melaporkan bahwa arang aktif dari tempurung kelapa dan tongkol jagung meningkatkan populasi mikroba Citrobacter sp, Enterobacter sp, dan Azotobacter sp lebih tinggi pada pertanaman padi dibandingkan arang aktif dari sekam padi dan tandan kosong kelapa sawit, sedangkan arang aktif tongkol jagung pada pertanaman kubis dapat meningkatkan populasi mikroba Citrobacter sp, Pseudomonas sp, Serretia sp, Bacillus sp, Azotobacter sp, dan Azospirrillium sp. Beberapa bakteri tersebut termasuk bakteri pendegradasi pestisida dan penambat nitrogen.

Penggunaan arang aktif dalam budidaya tanaman pertanian dapat menurunkan residu pestisida dalam tanah, udara, dan produk pertanian. Hasil penelitian Balingtan (2009), Arang aktif (AA) tempurung kelapa di tanah pertanaman kubis dapat menurunkan residu insektisida klorpirifos di udara hingga sekitar 50%, sedangkan AA sekam padi, AA tempurung kelapa, AA tempurung kelapa pelapis urea, dan zeolit​ di tanah pertanaman kubis dapat menurunkan residu lindan di udara hingga sekitar 50%. Penggunaan arang aktif dapat melalui beberapa cara antara lain melalui ameliorasi, pelapis urea, dan sebagai filter air inlet dan outlet (Fio) yang ditempatkan pada saluran air inlet dan outlet.

Penggunaan arang aktif untuk menurunkan residu pestisida dalam tanah dan produk pertanian mempunyai prospek yang menjanjikan. Penurunan residu pestisida berarti meningkatkan kualitas pangan sekaligus kualitas lingkungan, sehingga pangan lebih aman dikonsumsi dan lebih menyehatkan manusia. Arang aktif juga dapat memperbaiki sifat fisik tanah, menyediakan unsur-unsur esensial bagi tanaman, dan meningkatkan populasi mikroba yang menguntungkan bagi kesuburan tanah.
Aktivator dalam pembuatan  arang aktif, berfungsi untuk mengaktifkan fungsi arang. Aktivator lebih asam sangat baik digunakan untuk bahan yang mengandung  lignoselulosa, sedangkan aktivator basa digunakan untuk bahan yang memiliki kandungan karbon yang tinggi, sebab aktivator basa mampu bereaksi dengan karbon, maka aktivator basa tersebut lebih tepat digunakan untuk bahan yang mengandung karbon yang tinggi, sedangkan bahan yang mengandung lignoselulosa yang tinggi memiliki kandungan oksigen tinggi pula sehingga aktivator yang tepat diterapkan asam mampu bereaksi cepat dengan kumpulan fungsi yang mengandung sekitar pada bahan tersebut.  

4. MOL - Mineral Basa/Asam

MOL (Mikroorganisme Lokal) berbasis mineral basa dan asam berfungsi sebagai aktivator mikroorganisme tanah. MOL yang diperkaya dengan mineral tertentu dapat meningkatkan efektivitas penyerapan unsur hara oleh tanaman.

5. Fosfat, dan Bio Fosfat Alam

Fosfat (P) bagi tanaman adalah zat hara penting (hara makro) bagi tanaman, fosfat (P) ini seolah olah adalah konsumsi rohani bagi tanaman.

Bio fosfat alam merupakan sumber fosfor (P) alami yang dapat meningkatkan pertumbuhan akar serta mempercepat pembungaan dan pembuahan tanaman.

Berbahan fosfat alam yang diformulasi ulang menjadi suatu produk unggulan adalah dengan menginjeksikan Bio mikro organisme berupa kelompok jamur dan bakteri.
Perpaduan antar pupuk dan bio ini memberikan nilai plus yang mana. bahan makanan berupa nutrisi hara dan mikroba yang mengurainya menjadi satu paket tanpa penambahan EM lain lagi.
Perbedaan dengan produk Bio-bio lainnya adalah Produk lain hanya menjual mikro organisme saja tanpa di bekali makan / unsur-unsur pupuk yang diserap oleh tanaman. Semisal ditempat kekurangan P tersebut jelas mikro organisme tersebut tidak akan efektif melarutkan karena bahan makanan bagi tanaman tidak tersedia dalam jumlah tertentu bagi tanaman.
Dengan Bio Fosfat Alam ini maka tersedia bahan makanan bagi tanamannya, dan bagi mikroorganisme yang melarutkan sehingga menjadi enzime dan ionik yang siap disantap oleh tanaman.

Keuntungan bio fosfat alam:
- Mengurangi pemakian pupuk N (urea) hingga 60%.
- Tidak memakai pupuk P lagi (sp/tsp/dap/dcp dll ).
- Tidak perlu memakai Kaptan (kapur pertanian) bisa menaikan PH tanah.
- Tidak perlu pemupukan NPK.
- Menghemat biaya tenaga pemupukan (hanya 1x utk pupuk dasar selanjutnya Bionya yang bekerja).

Spesifikasi dalam kemasan:
P2O5………..17% – 20%
Kalsium oksida............33%
Telp..............7,7
S, Mgo, Seng, Cu, Mn, B, Mo.
Mikro Organisme:
Aspergilus…… …. Menguburkan tanah dan mengurai bahan organik yang ada di dalam tanah.
Trichoderma…….Mengurai bahan organik tanah dan melindungi akar tanam agar terhindar dari serangan.
Fusarium dan Mikro Organisme yang merugikan tanaman.
Azotobacter……..Bakteri yang menambat Nitrogen dari udara dan mampu melarutkan Fosfat dan Kalium.
Peudomonas…….Bakteri yang efektif melarutkan Fosfat dan Kalium.

Bentuk : Butiran 2 – 4 mm
Warna : Coklat tua

Aroma : Tidak berbau.

Mineral EM4-Basa/Asam

EM4 yang dikombinasikan dengan mineral tertentu dapat meningkatkan efektivitas unsur hara.

Asam Humat dan Asam Fulvat

Asam Humat dan Asam Fulvat merupakan senyawa-senyawa organik utama dari lapisan humus. Lapisan humus adalah hasil dekomposisi dari bahan organik dan merupakan bagian paling subur dari tanah. Senyawa kedua ini memiliki peran utama sebagai pelumas tanah dan bersifat mudah larut di segala kondisi pH tanah. Humus adalah tanah yang sangat subur terbentuk dari lapukan daun dan batang pohon di hutan hujan tropis yang lebat. Humus dikenal sebagai sisa-sisa tumbuhan dan hewan yang mengalami perombakan oleh organisme di dalam tanah, berada dalam keadaan stabil, berwarna coklat kehitaman.

7. Asam Humat

Asam humat adalah senyawa organik kompleks yang berasal dari pelapukan bahan organik, seperti humus atau lignin, yang memiliki kemampuan mengikat unsur hara dan memperbaiki struktur tanah.

Asam Humat dan Sumbernya

Asam humat dapat diperoleh dari bahan alami maupun hasil rekayasa kimia.

Cara Membuat Asam Humat dari Batu Bara

Batu bara yang diproses dengan larutan basa akan menghasilkan asam humat yang bermanfaat bagi tanah.

Berbagai Metode Pembuatan Asam Humat

- Campuran fruktosa, asam sulfat, urea, dan air.

- Campuran fruktosa, asam sulfat, urea, dan hidrogen peroksida.

- Campuran gliserol, asam sulfat, urea, dan hidrogen peroksida.

- Campuran fruktosa, gliserol, asam sulfat, dan urea.

- Campuran fruktosa, asam sulfur, urea, dan hidrogen peroksida.

- Campuran gliserol, asam sulfur, urea, dan hidrogen peroksida.

- Campuran batu bara, gliserol, urea, dan hidrogen peroksida.

- Campuran batu bara, fruktosa, urea, dan hidrogen peroksida.

Manfaat dari Pengaplikasian Asam Humat

- Meningkatkan kapasitas tukar kation tanah.

- Meningkatkan penyerapan unsur hara oleh akar tanaman.

- Memperbaiki struktur tanah dan meningkatkan retensi air.

Manfaat Lain Asam Humat bagi Tanaman

- Meningkatkan ketahanan tanaman terhadap stres lingkungan.

- Mempercepat pertumbuhan tanaman dan hasil panen.

8. Asam Fulvat

Asam fulvat adalah senyawa turunan dari asam humat yang lebih mudah diserap oleh tanaman dan berfungsi sebagai pembawa unsur hara.

Asam fulvat  adalah salah satu dari dua kelas polimer organik asam alami yang dapat diekstraksi dari humus  yang ditemukan di  tanah, sedimen, atau  lingkungan  perairan. Namanya berasal dari bahasa Latin  fulvus  , yang menunjukkan warna kuningnya. Bahan organik ini larut dalam  asam kuat (pH = 1) dan mempunyai  rumus kimia rata-rata C135   H182   O95  N5  S2  . Rasio hidrogen terhadap karbon yang lebih besar dari 1 : 1 menunjukkan sifat aromatik yang lebih sedikit (yaitu, lebih sedikit cincin benzena dalam struktur), sedangkan rasio oksigen terhadap karbon yang lebih besar dari 0,5 : 1 menunjukkan karakter yang lebih asam dibandingkan fraksi organik lainnya. humus (misalnya, asam huma, polimer organik asam alami lainnya yang dapat diekstraksi dari humus). Strukturnya paling baik tersusun sebagai kumpulan longgar polimer organik aromatik dengan banyak gugus karboksil (COOH) yang melepaskan ion hidrogen, menghasilkan spesies yang memiliki muatan listrik di berbagai lokasi pada ion tersebut. Ia sangat reaktif dengan logam, membentuk kompleks kuat  khususnya dengan Fe  3+  , Al  3+  , dan Cu  2+  dan menyebabkan peningkatan kelarutannya dalam udara alami. Asam fulvat diyakini berasal dari produk metabolisme mikroba, meskipun tidak disintesis sebagai sumber karbon atau energi yang menopang kehidupan.

Bentuk produk lain, Asam fulvat / asam fulvat kalium adalah asam fulvat murni yang berasal dari mineral alami. Fulvic Acid membantu menjaga kesehatan tanaman, baik untuk akar maupun daun.

Fulvic Acid 100% murni berasal dari mineral alami, dengan fungsi termaksimal.

Asam fulvat memiliki efek paling stabil dan terbaik untuk tanaman dibandingkan dengan zat humat lainnya.

Memiliki hormon natural/alami dengan kualitas baik, sehingga dapat larut 98% dalam berbagai jenis pH udara. Tanaman dapat langsung menyerap nutrisi yang terkandung didalamnya.

Penggunaan 50 gram asam fulvat (kuning cerah-kuning kecoklatan) setara dengan 500 gram – 1000 gram asam humat (coklat gelap-abu abu hitam).

- Membantu tanaman lebih tahan terhadap cuaca, baik hujan, kemarau, maupun cuaca buruk.

- Membantu mikroba baik bertambah banyak dan bakteri tidak baik hilang. 

- Dapat menolak dan mengontrol penyakit pada tanaman.

- Membantu pupuk / pestisida lebih baik lagi fungsinya. Juga meningkatkan penyerapan nutrisi pada tanaman.

- Membantu akar menyerap hara mikro lebih lengkap. Selain itu juga dapat membantu tunas pada tanaman tetap tumbuh dan akar juga terus tumbuh.

- Dapat membantu struktur konstruksi tanah dan dapat membantu menyimpan udara lebih banyak. 

- Dapat meningkatkan produksi dan kualitas tanaman lebih bagus.

Aplikasi penggunaan asam fulvat:

1.Dapat disemprotkan ke daun

2.Siram akar dengan sistem manual

3.Siram akar dengan sistem tetes tape

9. Batu Zeolit

Sedangkan butiran  batu Zeolit, ​​​​​​​​​​​​​​​​​ini harus masuk ke bagian basa mineral bersama EM4 Aktif , kalsium karbonat, kalium karbonat, dan arang aktif Ak.asam, agar tampak menyimbolkan bulan terang, sehingga mikro-organisme lokal (setempat) yang dorman berada di tempatnya (rumahnya) yang terang disimbolkan diterangi bulan.

Di bagian basa mineral ini terdiri dari takaran/dosis larutan EM4 Aktif 500 ml, plus kalsium karbonat 250 gr, plus kalium karbonat 83 gr, plus arang aktif Ak.asam 250 gr, plus Zeolit ​​​​​​​​​​​​​125 gr.

Sedangkan di bagian asam mineralnya terdiri dari kapur dolomit 200 gr, plus Natrium karbonat 67 gr, plus asam fulvat 200 gr, plus POC hara mikro 200 gr, plus pupuk hara bermanfaat 100 gr, plus POC asam amino 100 ml.


Cara Membuat Organo Mineral Untuk MPT (Mineral Penjuru Tanaman)

Pupuk hayati Effective Microorganisms4 (EM4) pertanian dapat diaktivasi (diaktifkan) terlebih dulu sebelum diaplikasikan dengan cara menerapkan rumus 1 : 1 : 18 yakni 1 liter EM4, ditambah 1 liter molase atau 1 kg gula merah dan 18 liter airr, ketiganya satu kesatuan difermentasi homogen dalam wadah tertutup selama lima hari. EM4 Aktif atau EM4 murni ini dijadikan menjadi Mikrobial Solution (memperbanyak mikroorganisme dalam zat terlarut) dengan cara menambahkan karbohidrat (kentang) dengan cara  menerapkan rumus 1 : 1 : 1 : 18 yakni 1 liter EM4, ditambah 1 liter molase atau 1 kg gula merah, 1 buah kentang yang telah direbus dan diblender bersama airnya, dan 18 liter udara, keempatnya satu kesatuan homogen tertutup difermentasi dalam wadah selama lima hari.

Selama proses pembuatan larutan EM4 Aktif atau larutan Mikrobial Solution, larutan gula berguna untuk mengembangkan jumlah EM untuk memperoleh energi. Larutan gula ini bermanfaat untuk digunakan sebagai bahan campuran membuat EM4 Aktif atau Mikrobial Solution sistem aerob/anaerob.

Hal di atas adalah masih satu bagian, maka ditambah bagian lainnya lagi yaitu pembuatan MOL (Mikro Organisme Lokal) dengan cara menerapkan rumus 1 : 1 : 0,1 : 1 : 10 yakni 1 buah kentang yang telah direbus dan diblender bersama airnya, ditambah 1 sdm garam dapur, ditambah 100 gr atau 0,1 kg gula pasir, ditambah 1 genggam Leaf-Mould (Serasah daun yang lapuk dan humusnya sekalian dimasukkan ke kaos tangan/kaos kaki dan diremas remas sampai keluar sarinya), dan 10 liter air hujan . kelimanya satu kesatuan difermentasi homogen dalam wadah tertutup selama 2x24 jam. 

Lalu kemudian larutan EM4 yang sudah aktif ini atau larutan Mikrobial Solution dicampurkan dengan Kalsium karbonat, dalam perbandingan dosis yang sama. 

Dan juga di dalam wadah yang terpisah, larutan MOL yang sudah jadi ini dicampurkan dengan Kalsium karbonat,  dalam perbandingan dosis yang sama. 

Berat molekul Kalsium karbonat (CaCO3) =  100,0869 gr/mol adalah lebih ringan bila dibandingkan   dengan berat molekul dolomit (CaMg(CO3)2 ) =   184,4008 gr/mol. , maka Kalsium Karbonat menjadi sebagai komponen basa mineral penentu dalam kebersamaannya dengan larutan MOL/EM4 aktif dan Arang aktif, sedangkan dolomit sebagai komponen asam mineral  pendamping dalam kebersamaannya dengan asam humat/fulvat dan pupuk/unsur hara makro/mikro/bermanfaat. 

Sementara Formula campuran dengan dosis yang sama. dijelaskan pada gambar berikut ini: 


Dilihat dari warna persenyawaan campuran bahan  Kalsium karbonat dengan MOL atau Kalsium karbonat dengan EM4 Aktif yang dibuat, menghasilkan persenyawaan berwarna krem ​​​​ke-abu-abuan, dengan aroma aroma Pengobatan/Medis. Berikut gambar Senyawa campuran di dalam wadah botol.


Dalam membuat basa mineral, dicampurkan Kalsium karbonat dan larutan MOL atau larutan EM4 Aktif / Mikrobial Solution, dengan Arang aktif aktivator basa/asam, sehingga sementara Formula campuran bahan dijelaskan pada gambar berikut ini:  


Dalam membuat MOL - basa mineral, dicampurkan  Kalsium karbonat  300 gr, dan larutan MOL 300 ml, dengan Arang aktif aktivator basa 300 gr. 

Dilihat dari warna yang dihasilkan persenyawaan campuran bahan dengan bahan arang aktif dari sekam padi yang arangnya telah digiling halus sebelum diaktifkan, menghasilkan persenyawaan berwarna abu-abu kehitaman hitaman, dengan berbau aroma buah (bakal buah). Dengan pemberian dosis yang tepat antara  Kalsium karbonat  300 gr, dengan larutan MOL (Mikro Organisme Lokal) 500 ml, dan arang aktif 300 gr akan menghasilkan senyawa berbentuk padatan, dan bila lebih lanjut dikeringkan/dikenai suhu tinggi dan tekanan tinggi, senyawa ini akan membentuk mineral padatan lembut, namun tidak sepadat mineral grafit yang lembut, dan pastinya di dalam senyawa mineral bersifat basa tersebut terdapat beragam mikroorganisme yang dorman, kejadian mikroorganisme dorman ini perlu dilakukan selama sebelum pengaplikasian ke pertanian/tanaman, atau sebelum/ketika dicampur dengan asam-asam mineral. Berikut gambar Basa Organo Mineral dalam wadah posisi tampak atas.


Setelah sehari didiamkan / kering begitu saja (selama kurang lebih dalam 22 jam) saja maka dilihat dari warna campuran telah berubah menghasilkan persenyawaan berwarna abu-abu berbintik bintik kehitaman hitaman, dengan berbau aroma bubur (bubur ketan hitam), dan tekstur semakin bertambah padat dan lebih keras, lebih padat dari mineral grafit yang lembut,  Berikut gambar Lebih dekat tampak atas Basa Organo Mineral dalam wadah



Dan berikut gambar Basa Organo Mineral dalam wadah posisi rebah.


Bila campuran basa mineral ini, sewaktu larutan masih kental lalu ditambahkan fosfat (P) pada bagian MOL basa mineral,  maka perbandingan dosis akan menjadi 1 : 2 : 1 : taburan fosfat 0,1, yaitu 1 bagian Kalsium karbonat, 2 bagian larutan MOL, 1 bagian Arang aktif, dan 0,1 bagian fosfat yang masih ditaburi dari atas hingga sampai larutan kental betul-betul mengering dan senyawa campuran homogen memadat.  Dengan tambahan bahan fosfat alam (P), Unsur P ini memang masuk ke bagian MOL basa mineral agar tampak berwarna terang, sehingga mikro-organisme yang dorman berada di tempatnya (rumahnya) yang terang karena adanya Phosfat (P). 

- Lalu kemudian bahan campuran MOL dengan  Kalsium karbonat  dan Arang aktif yang menghasilkan MOL - basa mineral ini, dicampurkan dengan Asam-asam mineral (percampuran Asam Humat).  

Sedangkan bahan campuran EM4 Aktif/Mikrobial Solution  dengan Kalsium karbonat dan Arang aktif yang menghasilkan EM4 - basa mineral ini, dicampurkan dengan Asam-asam mineral (percampuran Asam Fulvat).  

Sehingga sementara Formula campuran bahan dijelaskan pada gambar berikut ini:  


- Bahan bahan tercampur antara larutan MOL dengan  Kalsium  karbonat  dan Arang aktif yang menghasilkan MOL-basa mineral ini, lalu dicampurkan dengan Asam-asam mineral (percampuran Asam Humat).   dan Arang aktif aktivator basa yang menghasilkan basa mineral ini, lalu dicampurkan dengan Asam-asam mineral (percampuran pupuk Asam Humat), dengan cara membuat perbandingan dosis 1 : 1 : 1,5, asam mineral terbuat dari asam humat padat 1 bagian dicampur dengan kapur dolomit 1 bagian, dan larutan POC-NPK 1 bagian, (campurkan 200 gr asam Humat padat, ditambah 200 gr kapur dolomit , ditambah 300 ml larutan POC-NPK atau Pupuk hara makro lainnya), tanpa atau menggunakan bahan fosfat alam (P) 0 ,1 buah (20 gr). Selain di asam mineral, Elemen P yang ada di bagian MOL basa mineral, agar mineral tampak berwarna terang, sehingga mikro-organisme lokal yang dorman berada di tempatnya (rumahnya) yang terang oleh Phosfat (P).  

Pada gambar berikut, unsur fosfat (P) seharusnya berada di bagian MOL basa mineral, namun tidak tertutup kemungkinan unsur P ini ditambahkan ke campuran asam mineral dengan cara ditaburi ke larutan kentalnya.


Sehingga campuran tersebut menghasilkan konsistensi asam mineral larutan kental memadat. Lalu campuran Asam mineral yang masih kental ini dimasukkan/diituangkan ke atas basa mineral yang sudah jadi sebelumnya, sehingga komposisi organo-mineral terdiri dari 2 lapisan yaitu lapisan basa mineral dan lapisan asam mineral, 

Dilihat dari warna yang dihasilkan persenyawaan campuran bahan basa mineral dan asam mineral ini, adalah asam mineral berwarna coklat keabu-abuan, Berikut gambar Basa-Asam Organo Mineral dalam wadah tampak atas.


Sedangkan basa mineral adalah berwarna abu-abu kecoklat-coklatan. sehingga komposisi organo-mineral terdiri dari 2 lapisan yaitu lapisan basa mineral dan lapisan asam mineral, keduanya menyatu. Berikut gambar Basa-Asam Organo Mineral dalam wadah tampak samping. 



Bersambung ke... Bagian ke-2







Comments

Popular posts from this blog

GEJALA DAN TANDA PENYAKIT PADA TANAMAN

ORGANO MINERAL UNTUK MPT (MINERAL PENJURU TANAMAN)

CARA MEMBUAT PUPUK CAIR BAHAN TERASI